[9] Peka

165 17 3
                                    

"Bara"

Bara tak menggubris panggilan itu dan tetap melangkah dengan salah satu tangan menarik pergelangan tangan Asya.

"Bar, tadi--Bara!"

"Sayonara" ucap Bara melambaikan tangannya

Saat gadis itu hendak menyusul Bara yang tiba-tiba meninggalkannya di tengah koridor sepi, tangannya tiba-tiba dicekal oleh seseorang.

"Asya, kamu ngapain di sini?"

"Kak Saga, itu…" Asya menunjuk ke arah Bara, namun laki-laki itu sudah tak terlihat lagi, "Bukan apa-apa kok" lanjutnya

"Kamu nggak masuk kelas?" tanya Saga

"Ini mau ke kelas kok" jawabnya

"Yaudah, ayo aku anterin"

"Ee… nggak usah, Asya ke kelas sendiri aja" kata Asya lalu mulai berlari menuju ke kelasnya

"Dadah, kak Saga!" teriaknya sambil melambaikan tangan

"Hati-hati" balas Saga

"Okey"

*#*

"Kak Io!" pekik Asya saat melihat sang kakak berjalan ke arahnya

Gadis itu langsung melompat ke dalam pelukan Arsen dengan riang.

"Kamu nggak pa-pa kan?" tanya Arsen khawatir

"Kenapa tanya gitu?" tanya Asya balik dengan heran

Apakah kakaknya mengetahui kejadian tadi? Dan jika iya, darimana ia tahu?

"Kakak tadi abis dari kelas kamu tapi kamu nggak ada di sana, makanya kakak khawatir" jawab Arsen

"Asya nggak pa-pa kok, nih masih lengkap semuanya, nggak ada luka" kata gadis itu sambil menjauhkan tubuhnya dari Arsen dan memutar tubuh untuk menunjukkan kondisinya yang baik-baik saja

Arsen pun tersenyum dan mengelus kepala adiknya, "Ayo, kakak anterin ke kelas kamu"

"Nggak mau wlee…" balas Asya

Gadis itu berlari kecil menjauh sambil melambaikan tangannya, "Dadah, kak Io!"

Arsen hanya menggelengkan kepalanya lalu mulai mengetik sesuatu di handphonenya.

Setelah itu dia melangkah pergi ke kelasnya sendiri sambil memasukkan sebelah tangannya ke saku celana.

Baru beberapa saat kembali melangkah, matanya tiba-tiba tertutup tangan seseorang dari arah belakang.

Arsen berdecak malas, bisa menebak siapa pelakunya, "Jijik, bego!" umpatnya kesal

"Ih kok tau sih?" kata Reza menghentak-hentakkan kakinya kesal

"Cowok jadi-jadian" sinis Azka

"Bukan temen gue" lanjutnya

"Jahat banget Lo, bangsat!"

"Lo pantes dijahatin" balas Azka santai

"Sialan!" umpat Reza

Arsen memutar bola matanya malas lalu hendak pergi dari sana, namun tiba-tiba Saga mencekal tangannya, mengundang tatapan bertanya dari Arsen, "Apa?"

"Bolos"

"Lo udah cukup pinter? Katanya mau dapetin Adek gue, tapi kerjaan Lo bolos mulu. Lo kira Adek gue suka cowok kayak gitu?"

Saga langsung menggelengkan kepalanya kuat, "Gue nggak jadi bolos" katanya cepat

Setelah itu dia berlari kecil untuk kembali ke kelas.

A's familyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang