"Woy, Nanas!" teriak Arsen saat melihat Anastasya berjalan cukup jauh di depannya dan Bulan
"Lo mau bikin gendang telinga gue pecah hah?!" sentak Bulan
Arsen memilih untuk tidak memperdulikannya dan berlari menyusul Anastasya, membuat Bulan mendengus kesal.
"Hei" sapa Arsen saat tiba di samping Anastasya
"Hm"
"Lo lagi ngapain?"
"Lo buta?"
"Cuma basa-basi, sialan!" ujar Arsen emosi
"Oh" balas Anastasya tak peduli
"Lo lebih nyebelin daripada Bulan" ungkap Arsen
"Gue nggak nanya"
"Gue cuma ngasih tau!"
Astaga, berbicara dengan gadis ini benar-benar menguras emosinya.
"Sifat Lo kenapa gini banget sih, Nas?" tanya Arsen
"Kenapa? Lo mau jauhin gue gara-gara sifat gue ini? Silahkan. Gue nggak akan mati cuma karena nggak punya temen"
Kenapa Arsen merasa sepertinya dia telah menyinggung Anastasya sekarang? Apakah gadis ini memang tak memiliki teman? Tapi kenapa? Apa benar karena sifatnya?
"Lo… nggak punya temen?" tanya Arsen hati-hati
"Perlu diperjelas ya?" sinis Anastasya sambil membenarkan letak tasnya yang sedikit merosot
"Maksud gue--"
Arsen yang menghentikan langkahnya langsung tertinggal oleh Anastasya yang berjalan sedikit lebih cepat dari sebelumnya.
"Nas, tunggu!"
Laki-laki itu mencekal lengan Anastasya agar berhenti berjalan.
"Ayo temenan" ucap Arsen mengulurkan tangannya sambil tersenyum
Anastasya memicingkan matanya, tersenyum kecut, "Gue nggak butuh orang yang ngasihanin gue" lalu melanjutkan langkahnya
"Gue serius. Gue bener-bener pengen kenal Lo lebih jauh sejak awal kita ketemu"
Anastasya pun berbalik lalu bertanya, "Kenapa?"
"Gue nggak bisa kasih tau jawabannya"
Gadis itu pun kembali berbalik dan melangkah pergi.
Dengan segera Arsen kembali mencekal tangannya, "Nama Lo mirip sama nama saudara gue"
"Terus kenapa kalau mirip?" tanya Anastasya kesal sambil menatap Arsen
Arsen terpaku di tempatnya saat melihat wajah Anastasya dari dekat. Bukan, bukan terpukau dengan kecantikannya atau semacamnya tapi…
"Kenapa gue baru sadar kalau matanya mirip sama matanya… ayah?"
"Lepas" Anastasya melepaskan cekalan tangan Arsen secara paksa lalu akhirnya benar-benar pergi tanpa Arsen yang mencegahnya lagi
Arsen menatap kosong ke bawah, dan beberapa saat kemudian beralih ke arah punggung Anastasya yang semakin menjauh.
"Sebenernya ini ada apa? Nggak mungkin cuma kebetulan kan?" monolognya frustasi
*#*
"Ayah!"
Alex menoleh ke belakang saat Arsen memanggilnya yang baru saja hendak keluar rumah, "Kenapa?"
"Ayah mau kemana?" tanya Arsen
"Jemput Bunda kamu di rumah temennya"
"Arsen boleh ikut? Arsen mau ngomongin sesuatu juga sama Ayah"
Alex mengangguk, "Kunci pintu rumah terus kabarin Adek kamu kalau kita keluar, bilang buat jangan pulang kalau belum Ayah jemput"
KAMU SEDANG MEMBACA
A's family
Teen Fiction"Apa-apaan Lo?!" sentak Arsen saat Bulan menjilat telapak tangannya yang ia gunakan untuk membekap mulut gadis itu "Apa Lo?!" balas Bulan menepis kasar tangan Arsen yang hendak mengusapkan telapak tangannya yang terkena air liur ke arah seragamnya A...