"baik anak anak, sekarang bapak akan bagi kelompok untuk jurit malam!"
Semua murid berkumpul di luar tenda untuk mendengarkan pembagian kelompok. Konsepnya gini, pak Anton membagi enam kelompok untuk berpencar menjadi dua lagi untuk mencari bendera warna kuning, putih dan biru. Jadi siapapun yang sampai tenda itu pemenang dari kelompok yang dibagi enam
"Alex, Kenzi, Klara, Kia, Tristan dan Arga"Kenzi menghela nafas, dia menatap Alex yang tersenyum kearahnya sambil menaikturunkan alisnya
"Apa!?"tanya Kenzi judes
"Ati ati loh, di sini banyak seramnya"ucap Alex, menakut-nakuti Kenzi
"Loh kok gak bareng temen lo, kan sama sama setan"ucap Kenzi yang langsung membuat Alex bungkam, niatnya ingin menakut-nakuti Kenzi, malah dia yang kena
"Okeh, kelompok selanjutnya"pak Anton menjeda ucapannya, dia melihat kertas absensi siswa"Anasya, Arya, Kenzo, Stella, Cika dan Delan"
Stella terdiam saat mendengar namanya di sebut, dia melirik Kenzo yang juga memperhatikannya. Menurutnya kali ini Kenzo tidak seperti kemarin yang manja, kali ini dia merasa Kenzo kembali ke sikapnya yang dingin
"Okeh sekarang kalian yang menentukan, siapa yang akan mencari bendera warna kuning, putih dan biru"
Kenzo, Arya, Stella, Anasya, Cika dan Delan berkumpul untuk menentukan kelompok kembali.
"Gini aja, gue sama Kenzo, Lo sama Arya dan lo sama Delan"usul Anasya cepat
"Enggak, gue sama lo aja"ucap Arya. Dia tidak mau hubungan Kenzo dan Stella terus seperti ini, Kenzo dan Stella harus mountain waktu untuk berdua. Lebih tepatnya Kenzo harus jujur, malam ini juga kenapa Stella jika dia sudah mempunyai calon tunangan
"Eh, enggak apaan?"Anasya memeluk tangan Kenzo, dia bergelayut manja di tangan kekar laki laki itu"gue punya dia, ia kan Ken?"tanya Anasya
Stella menatap tangan Anasya yang memeluk tangan Kenzo, ada rasa cemburu dalam hatinya karena Kenzo tak protes sama sekali, dan Kenzo diam saat Anaya berbicara seperti itu
"Ya udah Arya, kamu sama aku aja"ucap Stella langsung menarik tangan Arya dan pergi untuk mengambil peta bendera putih
Kenzo yang tadinya ingin mengejar Anasya, terhenti saat Anasya menariknya. Mengambil peta bendera kuning
°•°•°Dalam perjalanan Anasya terus menerus memeluk tangan Kenzo, berbicara tak jelas, yang membuat laki laki itu tidak fokus dan melepas paksa tangan gadis itu dari lengannya
"Bisa gak sih diem?"tanya Kenzo masih dengan tatapan dingin, laki laki itu tidak berani membentak Anasya, entah kenapa, mungkin dia takut gadis itu mengadu pada Brayen
"Gue takut"
"Makanya jangan berisik"
"Tapi gue takut, nanti ada suara k.."
"Lo mau gue tinggal?"tanya Kenzo dingin tapi menusuk
"Enggak"jawab Anasya cepat
"Ya udah berhenti ngomong!"ucap Kenzo sedikit membentak, dia tidak suka cewek banyak bicara, apa lagi jika gadis itu berbicara saat dia ingin fokus
"Iya"jawab Anasya akhirnya. Baru kali ini dia mendengar Kenzo membentaknya, biasanya laki laki itu tidak akan membentak walaupun dia membuat Kenzo kesal
Mereka melanjutkan perjalanan untuk menemukan bendera. Jurit malam mungkin terdengar sangat menyeramkan jika mereka penakut, tapi tidak bagi Kenzo, laki laki itu tau dibalik penampilan yang menyeramkan itu ada kakak kelas yang menyamar
"AAAAAA"teriak Arya sedikit berbisik, dia dari tadi sebenarnya menahan untuk tidak berteriak di depan Stella jika ada kakak kelas yang mengagetkannya, tapi dia tidak berhasil
Stella yang kaget mendengar teriakkan Arya yang seperti anak cewek langsung terkekeh melihatnya. Wajah ketakutan itu semakin membuat dia senang
"Muka doang sangar tapi teriakan kaya cewek"ejek Stella sambil tertawa
Arya yang merasa malu langsung menatap Stella tajam"diem lo"tajamnya yang langsung membuat Stella terdiam tapi masih menahan tawanya
Stella dan Arya melanjutkan perjalanan menuju pos yang terdapat bendera berwarna putih. Posko pengambilan bendera, tidak terlalu jauh dari tempat saat ini mereka berdiri, tapi suana sunyi, sepi dan gelapnya malam membuat Arya merinding ketakutan
Peta yang di pegang Stella jatuh karena Arya terus saja menggerakkan senter yang ia pegang, membuat Stella tidak bisa melihat jelas arah yang akan mereka tuju
"Kamu bisa diem gak sih?"tanya Stella kesal
Arya melirik"Lo lama banget baca petanya, gue takut"ucap Arya melirik sekitar, terlihat di sana hanya ada pepohonan yang rindang dan suara malam yang sunyi
"Kamu juga gak bisa diem"ucap Stella kesal
"Mana sini petanya"Stella mengambil peta yang tadi terjatuh, dia memberikan peta itu pada Arya
"Oh, ini harusnya kita belok ke kiri"ucap Arya memperhatikan peta yang ada di tangannya
"Ya udah ayo"Stella berjalan mendahului Arya yang masih menimbang-nimbang kemana arah yang benar
Setelah lama melihat peta yang ada di tangannya Arya baru tersadar jika penerawangannya salah"eh, Stella kita belok kanan"ujar Arya tak ada sahutan dari gadis yang ia sebutkan namanya tadi, Arya langsung mendongak, melihat di sekelilingnya tidak ada siapa siapa
"Stella"panggil Arya lagi sembari menyenter sekelilingnya. Ternyata benar tidak ada siapa pun
"WOY STELLA"teriak Arya tapi tetap sama, teriakan itu masih tidak ada yang menyahut
"Dia hilang?"tanyanya pada diri sendiri
°•°•°√
KAMU SEDANG MEMBACA
STATUS (END)
Teen Fiction"Tugas lo jadi pacar yang baik buat gue"ucap Kenzo tegas "Tapi aku gak ngomong aku mau"ucap Stella masih kekeh dengan pendiriannya "Mau apa?" "Jadi pacar kamu" "Yah"Kenzo menepuk jidatnya sendiri, dan itu membuat Stella mengerutkan keningnya "Kena...