Dengan langkah pelan gadis itu berjalan sambil mengendap-endap, layaknya maling yang ingin mencuri barang
Dia memperhatikan sekitarnya. Melihat situasi aman gadis itu langsung mengambil kunci gudang dan memutarnya secara perlahan agar tidak terdengar suara
Kenzi masuk dan menutup pintu gudang secara perlahan. Gadis itu menghampiri Stella yang duduk menghadap jendela sambil memperhatikan bulan di luar
Dengan kasar Kenzi melemparkan plastik yang berisi nasi dan lauk serta air
"Makan!"ujar Kenzi sedikit membentak
Karena Stella sedang di hukum jadi dia tidak mendapatkan makan malam. Kenzi yang merasa bersalah tidak memakan jatah makan malamnya, dia lebih memilih memberikannya pada Stella
Stella melirik plastik yang berisi makanan itu, dia tersenyum melihat Kenzi yang meliriknya sekilas
"Kamu yang makan aja"ucap Stella lembut, dia memalingkan wajahnya untuk menatap keluar jendela lagi
Kenzi mengerutkan keningnya"lo gak mau nerima kebaikan gue!?"tanya Kenzi sinis, dia juga sebenarnya lapar tapi rasa bersalahnya yang membuat ia tidak tega terhadap Stella
Stella tersenyum"aku gak lapar"
Kriyuk
Perut Kenzi berbunyi yang membuat ia malu. Kenzi memegangi perutnya yang berbunyi nyaring, segala umpatan ia lontarkan kepada perutnya yang tidak bisa di ajak kompromi
"Tuh perut kamu bunyi"lanjut Stella sambil terkekeh
Kenzi mengumpat dia melirik Stella"diem lo!"tajam Kenzi
Stella tersenyum"makan gih" Stella mengambil plastik yang tadi Kenzi lempar ke arahnya, dia memberikan plastik itu kepada Kenzi
Entah kenapa hati Kenzi tidak tega melihat Stella tersenyum. Dia tau senyum itu senyum palsu, yang selalu Stella berikan pada orang orang yang menyakitinya. Dia teringat perkataan Raisa jika Stella sedang sakit, tapi kenapa gadis itu selalu tersenyum walaupun ia sakit
"Lo juga makan" Stella sedikit kaget saat Kenzi mengatakan itu. Tapi Stella tidak terlalu menghiraukannya, mungkin ini titik dimana Kenzi akan berubah
"Iya"
Kedua gadis itu duduk bersama sambil menikmati makanan yang terbungkus kertas nasi. Sebelumnya mereka seperti si kaya dan si miskin. Dimana si kaya selalu menindas dan meremehkan si miskin tepi lihatlah sekarang mereka seperti layaknya sahabat yang berbagi makanan
Di tengah-tengah makannya Kenzi memecah keheningan"kenapa lo ngaku salah? Padahal gue yang salah"
"Apa kamu bakal biarin Raisa di hukum? Padahal dia gak tau apa apa"Kenzi menggeleng. Dia pun tadinya ingin mengaku karena dia tidak mau melihat anak kecil seperti Raisa di hukum padahal dia tidak tau apa apa. Walaupun Kenzi kasar, galak, dan tidak suka anak kecil tapi dalam hatinya dia tidak mau melihat anak kecil kesakitan karena ulahnya
"Sama kaya kamu, aku pun gak mau liat kamu di usir kalo kamu sampai ngaku"
"Kenapa? Kan gue selalu kasar sama lo"
"Kasar bukan berarti gak punya hati kan? Kamu sebenarnya baik, liat aja sekarang kamu mau berbagi makanan sama aku, itu tandanya kamu masih punya hati"Kenzi terdiam, dia tidak tau harus bereaksi seperti apa. Dia bertanya dengan dirinya sendiri, apakah dia masih mempunyai hati setelah ia menjual Stella saat berusia lima belas tahun?
"Kenapa lo gak balas dendam sama gue? Kan gue udah maksa lo buat jual diri"bukan maksa lebih tepatnya menyiksa Stella dengan memaksa gadis itu memberikan hartanya yang paling berharga untuk orang lain
KAMU SEDANG MEMBACA
STATUS (END)
Fiksi Remaja"Tugas lo jadi pacar yang baik buat gue"ucap Kenzo tegas "Tapi aku gak ngomong aku mau"ucap Stella masih kekeh dengan pendiriannya "Mau apa?" "Jadi pacar kamu" "Yah"Kenzo menepuk jidatnya sendiri, dan itu membuat Stella mengerutkan keningnya "Kena...