Antras Jujur

1.1K 48 0
                                    

Intan Pov

Entah hanya pemikiran ku saja atau memang semua orang di sekolah menatapku sembari berbisik-bisik. Apakah ada yang aneh dengan apa yang aku pakai? Aku rasa tidak ada. Aku hanya memakai seragam putih abu-abu. Mereka menatapku seakan aku adalah sampah yang tak enak di pandang.

Aku terus berjalan menuju kelasku. Sesampainya di depan kelas. Entah kenapa aku merasa ragu untuk memasukinya. Apalagi pintu putih itu tertutup rapat.

"Ok. Ga ada apa-apa Tan. Ayo masuk." monologku meyakinkan diri sendiri.

Cklek!

Byur!

"Ahahahaha!" semua murid tertawa melihatku ketumpahan tepung. Entah kenapa saat membuka pintu kelas ada tepung yang menumpahi kepalaku.

"Kenapa?" tanyaku pada mereka.

"Karena lu itu cewek murahan."

"Cewek murahan."

"Hamil di luar nikah!"

Deg!

"Bagaimana...?" 'kalian bisa tau?' lanjutku dalam hati menahan tangis.

"Semua udah kesebar Tan, ternyata lu selama ini sok polos!"

"Kalian tau dari siapa?" tanyaku bergetar.

"Di mading tuh ada foto lu waktu hamil. Dan foto anak lu. Ahahaha!" kata salah satu teman sekelasku bernama Anton.

Aku berlari menuju mading. Di sana ku lihat banyak orang berkumpul.

"Minggir!" teriakku membuat mereka menatapku dengan tatapan jijik.

'Itu Intan?'

'Idih! Murahan banget.'

'Jijik gue sama dia.'

'Minggir-minggir jangan dekat-dekat sama bitch!'

Teriak-teriakan siswa-siswi itu membuatku semakin menangis. Berlari menuju mading(majalah dinding).

Author pov.

Siswa-siswi yang berada disana menghindarinya semakin mempermudahnya untuk sampai. Dia merobek kertas pengumuman tentang dirinya itu.

"Ngapain di robek?!" teriak perempuan menarik dirinya membuatnya berbalik.

"Jadi kamu yang nyebar info ini?" tanya Intan mengabaikan pertanyaan yang di ajukan padanya.

"Iya, gue. Kenapa? Kenyataannya emang gitu kok. Bully aja dia guys. Pasti seru tuh. Ahahaha." kata Manda, membuat orang-orang disana menyerbu Intan ada yang menarik rambutnya, merobek seragamnya sampai terlihatlah pakaian dalam hitamnya.

Intan coba memberontak namun sia-sia. Karena kedua tangan dan kakinya di pegang erat oleh empat orang tak tau siapa.

"Berhenti! Aku mohon!" teriak Intan teredam oleh teriakan heboh yang lainnya.

"Hiks! Berhenti!" teriak Intan lirih.

Prang!

Seorang laki-laki dengan jaket bertuliskan GeRas memukul menggunakan tangan kosong kaca jendela perpustakaan sampai pecah. Memang mading terletak di dekat perpustakaan.

Suara itu membuat semuanya menghentikan aksi kejam mereka. Setelah tau siapa itu. Semuanya bubar ketakutan. Menghindari tatapan tajam seorang Antras.

Semuanya pergi menyisakan Manda dan Intan yang terduduk menangis mencoba menutupi tubuhnya dengan kedua tangan mungilnya.

"A-antras?" kaget Manda.

Hanya Aku Yang Tahu. [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang