"Jadi gimana? Lo nggak ada problem kan sama Istri lo?" tanya Erkan sembari menyetir. Ia melirik kebelakang melalu kaca depan. Terlihat Antras sedang mengurut dahinya.
"Intan punya trauma soal dua tahun lalu." jawab Antras.
"Udah gue duga. Cewek-cewek itu calem bos, rapuh, dan yang pasti mereka itu sok kuat. Jadi lo harus bisa sabar ngadepin mereka. Pacar gue aja di itu manja, cengeng, moodnya suka berubah-ubah, kalau pms galaknya kayak singa. Tapi gue sayang banget sama dia." curhat Erkan tanpa sadar.
"Gua nggak butuh kisah cinta lo!" kata Antras kesal.
"Itu tuh pembelajaran bos. Misal suatau saat nanti Istri lo kayak gitu. Lo harus siap!" peringat Erkan. Antras hanya diam. Dia mencerna ucapan Erkan.
"Hmm."
"Ck! Mulai lagi dinginnya." kata Erkan membelokkan setir kemudi.
Antras baru sadar, ternyata sedari tadi mereka hanya muter-muter di wilayah yang sama.
"Ck! Pulang ke rumah gue Kan!" teriak Antras emosi.
"Hehehe sorry bos, nggak bilang dari tadi sih." balas Erkan.
Sudah dari lima belas menit lalu mereka sampai di rumahnya Antras, Erkan lesehan di sofa ruang tamu sedangkan Antras menuju kamarnya.
Saat enak-enaknya lesehan di sofa, terdengar suara dering ponsel yang ia taruh di atas meja. Awalnya ia sangat malas. Namun saat melihat nama yang terpampang di layar handphonenya membuatnya cepat-cepat mengangkat telfon itu.
MY MINE💚
Baru saja mengangkatnya terdengarlah suara menggelegar sang pacar.
"Erkan!! Katanya mau jemput aku!! Hiks! Aku udah nunggu 30 menit lebih disini tau nggak?!"
Mendengar teriakan itu Erkan baru menyadari bahwa ia membuat kesalahan fatal. Yaitu lupa menjemput sang pujaan hatinya pulang kuliah.
"Aiza, aku lupa." jawab Erkan meringis. Buru-buru berdiri dan mengambil kunci mobilnya Antras.
"Kamu lupa? Aku kecewa sama kamu. Kita putus!"
"Tapi sayang-"
Tut! Tut!
"Sial!" Teriaknya.
"Lo kenapa?" tanya Antras yang baru saja turun dari kamarnya. Ia bingung melihat Erkan yang sekarang sedang berlari menuju pintu utama rumahnya. Bahkan sepatu yang tadi ia lepas pun kini terpasang dengan tidak rapinya. Kanan di kaki kiri dan kiri di kaki kanan. Tali tidak terpasang.
"Gue pinjem mobil lo urgent!" jawab Erkan berlari keluar rumah buru-buru tanpa mendengar jawaban Antras.
Melihat kepergian sahabatnya itu Antras menjadi pusing. Hari sudah menjelang sore. Rencananya ia akan ke rumah sakit namun urung karena mobilnya di gunakan si cowok bucin.
Drrtt! Drrtt!
Getaran di handphonenya membuat Antras tersadar dari lamunannya.
MAMER
Antras, Inras menangis mencarimu. Bisakah kau menjemputnya?
Me
Bisa Ma, maaf merepotkan Mama.|
Apakah Intan sudah sadar Ma?|MAMER
Belum, Tras.
Pesan singkat dari mama mertuanya membuat Antras kembali berjalan menuju garasi mobil. Ia mengendarai mobil peninggalan papanya untuk ke rumah sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hanya Aku Yang Tahu. [HIATUS]
Aktuelle Literatur"Kenapa? Tuhan jika hamba punya salah di masa lalu, mohon maafkan hamba. Tapi kenapa engkau memberiku cobaan begitu berat?" kata gadis bergaun yang berantakan. Berjalan di trotoar jalan dengan pandangan kosong ke depan. ... "Sial! Siapa cewek semala...