Takut

1.9K 272 16
                                    

Hari ini hari Kamis, Yessabella dan Ethanael sudah mulai masuk sekolah setelah 3 hari bolos

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini hari Kamis, Yessabella dan Ethanael sudah mulai masuk sekolah setelah 3 hari bolos. Echan tadinya malah nawar ke papi buat libur 5 hari sekalian— jadi masuknya sekalian Senin minggu depan, nanggung katanya. Tapi karena kena omelan dari sang teteh, Echan mau nggak mau pun akhirnya sekolah juga.

Seperti biasa, Yessa dan Echan berangkatnya barengan naik motor kesayangan si bungsu.

"Belajar yang bener teh, biar gak goblok." Kata Echan setelah Yessa turun dari motor dan menyerahkan helm ke Echan. Yessabella mendelikkan mata, memasang wajah garang.

"Ngomong tuh sama kaca spion mu." kata Yessa galak. "Masuk kelas, Chan. Jangan masuk warkop!" balas Yessa. Echan cengengesan sambil memberi sikap hormat ke kakaknya. "Siap, juragan."

Setelah itu, Yessa dan Echan pun berpisah menuju kelas mereka masing-masing. Yessa masuk 12 IPA 2 dan Echan masuk kelas 11 IPS 1.

"GOOD MORNINGGG PARA JOMBLOWAN DAN JOMBLOWATIII!" Sapa Echan heboh. baru aja masuk sekolah, Ethanael sudah membuat keributan di kelasnya.

"Jomblo kok teriak jomblo!" balasan sewot itu datang dari Ryan, salah satu sahabat sekaligus tetangga Echan. Di kelompok pertemanan mereka, emang cuma Echan dan Ryan yang masuk IPS.

"Udah jomblo, wibu lagi." sahut Echan lagi, cowok itu mendorong dahi Ryan ke belakang, menganggu konsentrasi Ryan yang lagi asik streaming anime. Ryan langsung misuh-misuh sedangkan Echan dengan santainya jalan menuju kursinya.

"Met pagi cowok feminim!" sapa Echan ke teman sebangkunya.




"Inget sekolah juga lo, tem?"

Echan cengengesan denger omongan Aruna Jingga Santika, teman sebangku Echan sekaligus satu-satunya teman dekatnya yang berjenis kelamin cewek. Aruna ini anaknya emang tomboy dan petakilan banget kayak cowok, mangkannya Echan betah temenan sama Aruna yang anti ribet.

"Sebenernya pengen lupa, tapi gak gampang untuk lupain suatu kenangan." kata Echan dramatis.

Rujin— sapaan akrab Aruna— langsung bergidik denger omongan Echan barusan. "Dangdut bener lu, tem." omel Rujin. "Oleh-oleh buat gue mana?" Rujin menadahkan tangannya, menagih oleh-oleh yang Echan janjikan untuknya. Echan pun akhirnya dengan segera memberikan paper bag yang emang daritadi dia bawa, tas kertas itu berisi oleh-oleh untuk Rujin. Cuma punya Rujin doang yang dia bawa ke sekolah karena punya sahabat-sahabatnya yang lain langsung dia kasih kemarin waktu mereka lagi main basket di lapangan komplek.

"Nih." kata Echan sambil menyerahkan paper bag ke Rujin.

"Eh beneran dikasih dong! Padahal gue cuma bercanda." Kata Rujin sambil nyengir. Echan mencibir ucapan temennya itu. "Maaf ya ngerepotin."

Papi JohnnyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang