Unrequited Love

1.6K 272 74
                                    

"Marka? what are you doing here?"

Papi Johnny terheran-heran melihat Marka yang lagi berdiri di depan pintu rumahnya. Gimana nggak kaget? Marka udah cukup lama nggak main ke kediaman Suhbrata, alasannya sih sibuk belajar buat persiapan ujian— tapi menurut Yessa, Marka nggak pernah main ke rumah lagi karena sibuk ngebucin sama Arin.

"Hai, pi." Bukannya jawab, Marka malah menyapa Johnny sembari cengengesan. "Yessabella ada?"

Johnny mengangguk seraya mempersilahkan Marka masuk rumah. "Ada, dia lagi di kamar tuh. Kamu kok tumben main kesini? Kata Yessa kamu lagi sibuk nge-bucin sama pacarmu."

Marka tertawa kecil. "Enggak lah, pi. Marka sibuk belajar, maklum kan abis gini UN."

"Masih pengen masuk UI dan jadi dokter, Ka?" tanya papi Johnny lagi, mengingat cowok yang disukai anak sulungnya ini ambis banget untuk masuk fakultas kedokteran UI.

"Masih dong, pi." jawab Marka ramah. "Oh ya, pi. I heard from Januar, Yessa ketemu mommy nya, ya?" tanya Marka pelan dan berhati-hati, takutnya ia menyinggung perasaan papi Johnny. Walaupun udah deket dan sampai Marka ngikut manggil ayahnya Yessa dengan sebutan papi, tapi kan tetep aja ada perasaan canggung untuk nanyain hal-hal yang bersifat privacy.

Papi Johnny menarik napas dalam. "Iya, and it didn't went well." jawab papi Johnny sembari mengusap wajahnya pelan. "Dia kemarin nangis dan sedih banget, Ka. Tapi setelah itu she acted like she's okay. Tapi papi tau dia masih sedih dan lagi nutupin kesedihannya. Kamu sendiri gimana pas lihat dia di sekolah? is she okay?"

Marka menghela napas pela . "Well... I'm not sure, Pi."

"Loh? maksudnya gimana?"

Marka kemudian kembali menatap Johnny dengan pandangan sendu. "Nggak tau kenapa hari ini di sekolah Yessa cuekin Marka terus, pi. Tiap Marka deketin, Yessa nya malah menghindar. Tapi kalau sama temen-temen yang lain sikapnya masih tetep, dia cuma menghindari Marka aja. Apa Marka bikin salah ke Yessa, ya?" curhatan Marka membuat Johnny mengerutkan keningnya bingung. Yessa menjauhi Marka? mengapa tiba-tiba sekali putri sulungnya itu menjauh dari Marka, sahabat sekaligus cowok yang sudah lama Yessa sayangi?

"Menghindar gimana maksudnya?" tanya papi memastikan lagi.

"Ya, gitu. Waktu Marka ajak ngobrol di kelas, dia jawabnya singkat-singkat, nggak kayak biasanya. Waktu Marka tawarin Yessa untuk pinjem notes pelajaran Marka, dia bilang dia udah dikasih pinjem sama Charina, terus waktu Marka ngajak ke kantin bareng, dia nggak mau. Mungkin buat orang lain ini hal kecil, tapi bagi Marka ini aneh karena Yessa nggak biasanya kayak gini ke Marka. That's why, Marka coba tanya ke Januar tentang perubahan sikap Yessa yang tiba-tiba. Januar bilang mungkin Yessa cuma lagi sedih karena pertemuan dia sama maminya kemarin." kata Marka panjang lebar.

"But honestly, Marka rasa Yessa menjauh dari Marka bukan cuma karena itu. Maybe I did something wrong without my knowledge. Mangkannya Marka datengin Yessa ke rumah, pi. Supaya Yessa nggak kabur lagi dan mau ngobrol sama Marka, kasih tau kesalahan Marka ke Yessa."


Johnny terdiam, meresapi ucapan Marka.
Dari cerita Marka barusan dan karena sangat mengenal Yessabella, Johnny bisa mengambil kesimpulan bahwa putri sulungnya memang sedang menjauhi Marka.
Tapi Johnny masih tidak mengerti apa yang membuat Yessa akhirnya mengambil keputusan untuk menjauh dari Marka, mengingat Yessa yang selama ini benar-benar seperti budak cinta yang terus bertahan walaupun cinta tidak terbalaskan.

"Yessa ada cerita ke papi tentang Marka, nggak?" tanyanya lagi.

Johnny menggeleng, tentu saja dia akan menutupi dan menjaga semua rahasia yang anak-anaknya percaya kan padanya. "Papi juga nggak tau, Ka. Yessa nggak ada cerita apa-apa."

Papi JohnnyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang