Meeting & Blind Date

1.7K 244 24
                                    

"Well done, everyone! koleksi untuk season terbaru kita udah cakep, udah beres semua dan siap di launching sesuai rencana. Tanggal dan lokasi fashion week tahun ini juga sudah ditetapkan, kita tinggal seleksi model aja ya berarti?"

Zian, team leader dari marketing and business development pun menjawab pertanyaan Johnny. "Untuk urusan Brand Ambassador kita gimana, sir? seperti yang sudah kita tau kalau BA kita baru saja terjerat kasus narkoba dan saat ini sedang dalam masa penyelidikan."

Johnny menghela napas kasar, teringat kembali kabar yang dia dapat di tengah malam tadi, kabar bahwa salah satu selebriti yang sudah 5 tahun ini jadi BA JYE  terkena skandal yang tidak main-main— skandal narkoba. Johnny dan seluruh tim management JYE pun dengan segera melakukan tindakan yang dibutuhkan untuk mencegah rusaknya nama baik perusahaan mereka. Mulai dari menyiapkan pernyataan JYE sangat menentang penggunaan narkoba, sampai menarik kembali beberapa produk yang ditampilkan oleh BA mereka. Sejujurnya Johnny belum tidur sejak kemarin malam karena dipenuhi kekhawatiran. Untung saja Yessa dan Echan tidak tau masalah ini, Johnny yakin jika mereka tau masalah ini, mereka nggak akan jadi pergi ke Bandung dan pasti memilih untuk bersama papinya, walaupun tidak bisa membantu banyak dan hanya jadi support.

Johnny menghela napas, selama belasan tahun JYE berdiri, akhirnya ia menemukan masalah yang membuatnya pusing tujuh keliling. Johnny mengetuk-ngetuk meja dengan jemarinya selagi berpikir.

"Ganti BA itu memang langkah yang harus kita ambil saat ini. But the thing is, I can't think of anyone. Kalian ada ide untuk BA kita selanjutnya? pastikan mereka memiliki image yang bagus, yang bersih." ucapnya. "Gila. Gue masih gak nyangka kalau dia pemake." Keluhan Johnny pelan, tapi bisa didengar oleh seluruh karyawannya yang ada di ruang rapat.

Yah.. mereka semua memang tidak ada yang menyangka kalau BA mereka mengkonsumsi obat-obatan terlarang. Johnny dan seluruh tim management tentu saja merasa kecolongan.

Zian pun akhirnya kembali menjawab pertanyaan Johnny setelah dia bertukar pandang dengan rekan satu tim nya. "Sebenarnya dari tim kami sudah membicarakan ini, sir. Kami punya ide untuk BA kita yang baru, we called it Bermuda Triangle Line."

Johnny menatap Zian dengan tatapan tertarik. "Oh? sounds interesting. Tapi kenapa kalian namakan Bermuda Triangle?"

"Seperti yang kita ketahui, sir. Segitiga bermuda kan titik lautan yang paling misterius dan berbahaya. That's why, kami mengajukan 3 orang yang kami rasa cocok untuk jadi BA JYE. 3 perempuan cantik yang visualnya membahayakan untuk kesehatan jantung dan akal kita." ucap Zian, disambut oleh tawa kecil Johnny dan karyawan lain.  "Selain karena kecantikan mereka yang paripurna, mereka punya vibes mereka sendiri dan kami yakin mereka bisa memberi warna tersendiri untuk perusahaan kita."

"Wonderful! Ide kalian bagus banget." puji Johnny. "Siapa aja nama yang kalian ajukan buat jadi BA kita?"

"Sebelumnya, saya minta maaf, sir. I think it will cost a lot." ucap Zian sambil senyum kikuk. Tapi Johnny cuma mengibaskan tangannya.

"Uang gak masalah. Yang penting reputasi dan kualitas produk kita terjaga." kata Johnny santai. "Give me their names."


Zian tersenyum. "Kandidat pertama, Yessabella Suhbrata."

Johnny sedikit terkejut mendengar nama anaknya yang disebut oleh Zian sebagai kandidat BA perusahaan mereka. "My Yessa? kenapa kalian pilih Yessa?" tanyanya. Johnny tentu saja senang dan bangga pada anaknya, tapi Johnny ingin tau alasan kenapa tim nya memilih Yessa sebagai BA. Karena selama ini Johnny tidak pernah memaksa karyawannya untuk merekrut Yessa sebagai BA. Johnny hanya sesekali meminta Yessa untuk menjadi model katalog, hanya itu.

Papi JohnnyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang