[GOVARIEL] 10

12 2 0
                                    

Olivia gadis itu mengerjap-ngerjapkan matanya,gadis itu mengernyit saat dia melihat sekeliling,bukankah tadi gadis itu sedang duduk menunggu Riel yang sedang membagikan sembako,tapi kenapa sekarang dia berada disebuah kamar yang asing baginya.

Olivia bangun dan turun dari ranjang,dia memegangi kepalanya yang sedikit pusing,dia melirik jam ternyata sudah pukul 8 malam dan dia belum pulang sama sekali kerumah.

"Udah bangun?."Riel lelaki itu masuk kedalam kamar sembari membawa nampan berisi makanan.

"Gue dimana?."

Riel meletakan nampan yang dia bawa diatas kasur."Lo ada di apartement gue,tadi lo ketiduran gue ngga tega bangunin lo jadi gue bawa ke apartement gue."Jelas Riel.

"Lo ngga apa-apain gue kan?."

Riel terkekeh pelan."Nggak lah,gue bukan cowok brengsek."

Olivia menghela nafasnya pelan,badannya sungguh lengket karena sedari tadi masih memakai seragam,dia butuh mandi.

"Gue mau pulang."

"Makan dulu,gue ngga bakal anterin lo pulang kalo lo ngga makan."

Olivia menggeleng."Gue bisa pulang sendiri."

Riel mencekal tangan Olivia yang hendak meninggalkan kamarnya."Nurut sekali aja sama gue,gue ngga mau lo sakit,dari tadi lo belum makan apa-apa."

Olivia menepis tangan Riel."Jangan sok peduli."

"Gue sayang lo makanya gue peduli."Lagi-lagi Riel mengungkapkan perasaanya kepada gadis didepanya.

Olivia menelan salivanya kasar,jantungnya kembali berdetak kencang."Gue ngga sayang sama lo."Ucapnya lirih.

"Gue ngga peduli lo sayang apa ngga sama gue,tapi gue mohon lo makan sekarang."

Sekarang Olivia bingung harus melakukan apa,dia tidak enak menolak Riel yang terus memohon-mohon kepadanya.

Olivia menghela nafasnya pasrah,mau tidak mau dia harus menuruti perkataan Riel."Tapi gue mau mandi dulu,badan gue lengket."

Riel tersenyum saat Olivia menurut kepadanya."Iya sayang,sana mandi nanti gue siapin baju buat lo."Riel mencubit pelan pipi Olivia lalu mangacak-acak rambutnya.

Gadis itu terkejut dengan apa yang dilakukan lelaki didepanya,jantung Olivia sekarang tidak aman rasanya ingin meledak,pipi gadis itu pun menjadi merah.

"Ishh nggak usah pegang-pegang."

"Iya-iya sana mandi,gue tunggu lo dibawah,makananya gue bawa lagi."

Riel beranjak meninggalkan Olivia sembari membawa nampan yang berisi makanan,Olivia menutup pintu kamar Riel lalu gadis itu masuk kedalam kamar mandi milik Riel.

Olivia mengisi bathup dengan air hangat hingga penuh lalu gadis itu berendam didalam bathup yang telah diisi air hangat,pikiranya melayang pada lelaki yang beberapa hari ini mengganggunya,lelaki pemilik kamar mandi ini.

"Gue kenapa ya?."Olivia memegangi dadanya dia merasakan jantungnya berdetak sangat cepat.

"Seharusnya gue ngga boleh lemah kaya gini."Gadis itu memandangi langit-langit kamar mandi milik lelaki yang menghantui pikiranya.

"Orang kaya gue ngga pantes ngerasain kasih sayang."Tiba-tiba cairan bening keluar dari matanya,Olivia gadis itu menangis,sudah lama dia tidak menangis seperti ini,terakhir dia menangis saat orangtuanya meninggal itupun saat dia masih kecil.

"Gue pembunuh."Entah mengapa perasaan kejam Olivia sedikit menghilang,dia tidak pernah menyesal menjadi pembunuh tapi saat mengenal Riel dia menjadi ragu-ragu.

GOVARIELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang