DOESN'T LOVE 7

261 20 5
                                        

DOESN'T LOVE

PART 7
.
.
.

.
.
.

Sesosok manusia tengah menggeliat di dalam selimutnya. Pagi sudah menjadi siang, tidur nya yang nyenyak tidak mengatahui apapun di luar sana.

"kenapa aku bisa tidur dikasur?"   tanya nya sambil mengucek mata

sekarang dia sudah menyadarinya.

"ah... dia pasti membawa ku"   Taeyong memandang punggung Jaehyun yang tengah tertidur

Mengusap punggung Jaehyun dengan lembut, Taeyong terkekeh melihat bagaimana Jaehyun tidur. Meski dia seorang om-om tua tampangnya tidur masi seperti anak kecil.

Mencium sedikit daun telinga Jaehyun, pandangannya beralih pada bekas lingkaran cincin yang berada di jari manis Jaehyun. teringat akan berita mengenai skandal Jaehyun—Taeyong termenung dalam diam,

Menunduk dan melipat kakinya, memeluknya.. ingin tidak percaya tapi bukti sudah jelas ada—bingung harus apa.

--

Siang hari menjadi sore, rumah yang sepi tanpa ada kegiatan di dalam nya.

"Yongie?" panggil Jaehyun, saat memasuki rumah nya

"Tidak ada?"   memandang ke sekitar, mencari sosok tersebut.

Jaehyun baru pulang dari pekerjaannya, memanggil Taeyong namun tidak ada sahutan seperti biasanya.

"Aku baru dapat uang.. ayo makan diluar... nnh?"    panggil nya lagi,

"Yongie?"    mencari ke berbagai sudut rumah namun tetap tidak ada.

Berjalan kedapur, dia menemukan sebuah cacatan yang ditempelkan pada kulkas.

terimakasih banyak sudah menerimaku, selama ini
-yongie

Terdiam Jaehyun melihat catatn itu—terdiam. Melihat ke sekeliling barang-barang Taeyong sudah tidak ada di apartemennya—Dia benar-benar pergi.

Berhari-hari Jaehyun lalui tanpa kehadiran Taeyong. Dia akan berangkat kerja seperti biasa dan pulang seperti biasa, tidak ada lagi yang membersihkan rumahnya, membuatkan kopi, dan membawakannya makanan—tidak ada lagi yang melemparkan candaan padanya.

Dia menjadi tidak fokus bekerja, jika telpon rumah nya berbunyi dia akan segera mengangkatnya berharap itu adalah Taeyong, namun nihil—tidak tau kemana Taeyong pergi, apa ke rumah temannya, Atau ke rumah keluarganya.

Jaehyun juga berkali-kali menelpon Taeyong namun tidak ada sahutan dan jawaban.


Di sisi lain, di suatu bar yang ramai puluhan orang berpesta dan menari... Taeyong duduk di kursi bar sembari meminum minumannya.

"YONGIE! HANDPHONE MU BUNYI" 

Mark berteriak, lalu memberikan handphone Taeyong padanya yang berhak. Dia kemudian berlalu pergi meninggalkan Taeyong disana...

Telpon itu terus berdering—namun, tidak ada respon darinya untuk mengangkat telpon itu.

"tidak menjawab nya?" tanya seorang yeoja, salah satu teman dari Taeyong.

"tidak apa... oh iya apa aku bisa menginap"  tanya Taeyong, melihat yeoja tersebut.

"eeh? Kau tidak bisa.. pacarku akan datang"   ucap yeoja itu, merasa bersalah.

Saat ini Taeyong berada di bar langganannya dulu, sejak masalah itu dan dia yang tinggal dengan Jaehyun—dia sudah tidak pernah pergi ke bar itu lagi. Tapi sekarang bar itu adalah tujuan satu-satunya.

"hey! Yongie..."   Seorang pria yang mungkin di umur yang sudah setengah abad itu, menyapa Taeyong-Taeyong tau siapa pria itu

"... oh! Hello.." balasnya—perasaan nya tidak enak, dia sudah menduga apa yang aka terjadi. Apa dia bisa menghindarinya?

"sudah lama... kenapa selalu bersembunyi dari ku?"   tanya pria itu.

Pria itu memegang dagu Taeyong, memaksa Taeyong untuk menatapnya—raut wajah Taeyong menjadi kaku, dia gugup, ini canggung sekali.

"aku tidak bersembunyi.. kau tau aku jujur kan siwon-sshi?"

"kau selalu seperti perempuan... bagaimana urusan mu?"   tanya nya sembari mengelus rambut Taeyong dan menyibak nya ke samping—belakang telinga.

"eh... aku tidak melakukan apapun"   ucap Taeyong gugup

"mau beberapa?"   tawar Siwon padanya

Siwon adalah pemilik bar tersebut dan juga pengedar narkoba—ditambah Taeyong mencuri uangnya.

Sungguh sial—dia memegang pinggang Taeyong, mengelusnya perlahan. Membuat Taeyong merinding ngeri—

"hnn... belakangan ini aku tidak menyukainya"   Taeyong menolak tawaran siwon, mendorong tangan siwon yang memegang benda itu menjauh perlahan.

"apa yang kau katakan? Kau biasanya suka"   tanya siwon, dengan pandangan ingin tahu nya, siwon mendekatkan benda itu lagi ke mulut Taeyong,

Kepala Taeyong tidak bisa bergerak karena di tahan oleh tangan siwon—tenaga yang luar biasa kuat.

Taeyong tidak bisa menolak, "ah...." Siwon memasukan pil obat  itu kedalam mulut Taeyong. Dan sekarang apa?

"come on... aku memberi mu satu.. sekarang ikut aku"    ucap Siwon tersenyum bangga

Siwon membawa nya pergi menuju ruangan nya di bar tersebut. Taeyong tidak bisa melawan karena efek obat yang dimakannya sudah mulai bereaksi.

Tidak mengetahui Telpon nya tertinggal dengan bunyi panggilan yang terus terdengar

"Yongie! Telpon mu—"  yeoja itu sedikit berteriak memanggil teayong, namun tayeong sudah keburu masuk ke dalam ruangan itu.

Mau tidak mau dia mengangkat telpon yang sejak tadi berbunyi itu—dilayar tertulis 'Hyunnie'

"hello?"  ucap nya

"siapa kau?" tanya seseorang di seberang sana

"aku teman Yongie"
"Yongie sedang sibuk sekarang... bisa telpon nanti?"   sahut nya lagi,

"apa yang dia lakukan?" suara Jaehyun berubah, menjadi lebih dingin.

"hmm... kami di moon club.. Siwon baru saja membawanya"   balas yeoja itu gugup

"apa?"  Jaehyun terkejut dengan perkataan yeoja itu

"Johnny sepertinya tertarik kepada Yongie.. dia memberi yoongie pils dan membawa nya ke kantor... besar kemugkinan dia akan diperkosa"  ucap yeoja itu khawatir.

Hening—

"eh? Hello? Di matikan"  yeoja itu kebingungan.

Telpon itu dimatikan sepihak oleh Jaehyun seketika. Perempuan itu memandang bingung ke layar handphone Taeyong, pikiran nya masih tertuju pada Taeyong, berharap Taeyong di dalam sana tidak apa-apa.

Dia tau Siwon boss yang seperti apa, dan tidak ada yang bisa menentangnya.

TBC

Behave : Doesnt Love [JaeYong]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang