Part 11

21 4 3
                                    

Saat ini alessa dan gibran berada di rumah sakit,dafid sedang di tangani oleh dokter di dalam ruang UGD.

"Dok gimana keadaan ayah saya?"

"Keadaan nya tidak terlalu parah,untung saja pak dafid segera di larikan ke rumah sakit.
Alhamdulillah saat ini beliau hanya butuh istirahat yang cukup"

"Alhamdulillah ya Allah,makasi ya dok.apa saya boleh masuk?

"Boleeh asal jangan berisik ya"

"Iya dok"

Alessa langsung memasuki ruangan tersebut sambil di ikuti oleh gibran di belakang nya.

"Ayah udah bangun?"tanya alessa begitu melihat dafid sedang berusaha mengambil minum di deket meja.

"Sini biar aku aja yah"lanjutnya

"Gausah,saya bisa sendiri"

"Tapi kan ayah lagi sakit loh,ini minum nya"ujar alessa seraya memberi kan segelas air putih pada ayah nya.

Dafid meminumnya lantas memberikan lagi gelas itu ke alessa.

"Aku kesini sama temen aku yah"

"Hai om saya gibran temen nya alessa"ujar gibran memperkenal kan diri,namun jabatan tangan nya tidak di balas oleh dafid.

Gibran tersenyum paksa mendapat perlakuan yang kurang enak dari ayah alessa.
Alessa memberikan senyuman pada gibran seolah-olah memberi tau gibran supaya dia tidak mengambil hati dengan perlakuan ayahnya.

"Ayah istirahat yang cukup ya,supaya cepet pulih keadaan nya"ujar alessa sambil meraih tangan dafid
Namun di tepisnya tangan alessa.

"Istri sama anak-anak saya mana lessa?"tanya dafid sambil melihat ke sekeliling ruangan

"Mamah belum kesini,tapi kan disini ada lessa yah jadi kalo mau apa-apa ayah tinggal bilang lessa aja ya"

"Saya ga butuh kamu,saya mau lihat istri dan anak-anak saya"

Deg!

Hatinya sakit,perih,dan hancur mendengarnya.
Ayahnya berulang kali membuat hatinya menjadi beberapa bulir kenyataan pahit.
Alessa berfikir bahwa tidak seharusnya ia berharap pada Dafid agar kembali seperti dulu.

"Om maaf banget nih,tapi kan alessa anaknya om.apa ngga sebaiknya om bersyukur udah di dampingi alessa disini?"

"Dia anak ga guna,ga bisa di andalin dan ga bisa bikin hati orang tua seneng.kerjaan nya bikin susah terus"

"Aku pikir dengan kejadian ini ayah bisa nerima aku lagi sebagai anak kesayangan ayah yang dulu,tapi__tapi ternyata aku salah"
Ujar alessa dengan suara parau

Gibran yang melihat alessa berusaha tegar di depan ayah nya langsung mendekati alessa sambil mengusap pundak nya perlahan.

Belum sempat dafid menjawab,pintu ruangan itu terbuka dan menamplikan tiga orang yang sedang di tunggu oleh dafid.

"Ya ampun mas dafid kamu ga papa kan?"ujar liona dan langsung berhambur ke pelukan dafid.

"Udah mendingan ko mah"

"Ayah aku kangen"ujar dinda sambil memeluk dafid

"Ayah juga sayang"

"bagas mau peluk ayah juga tapi gengsi,Yang jelas ayah pasti tau kan kalo aku sayang sama ayah"

"Iya bagas ayah tau dong pasti nya"ujar dafid sambil tertawa

Alessa yang melihat Drama di depan nya langsung membuang muka sambil menatap gibran.

"Gue laper"

"Yaudah ayo mending makan"ujar gibran dengan girang

Alessa dan gibran langsung kembali keluar dari ruangan.
Gibran tau sebenarnya alessa sedang tidak baik-baik saja.
Bisa di lihat dari tatapan matanya yang sendu dan tidak seperti biasanya.
Maka dari itu gibran dengan senang hati mengiyakan alessa untuk keluar buat mencari makan.

~~~

"Al jangan diem aja napa"

Alessa melihat Gibran yang sedang menatap nya dengan tatapan penuh kasian.

"Gue ngga suka lo natap gue kaya Gitu,gue paling benci di kasihani sama orang"

"Gue ngerti banget perasaan lo saat ini tapi lo harus tau al Ngga ada rasa sakit yang bisa di sembunyiin secara sempurna,contoh nya lo yang gabisa nyembunyiin rasa sakit hati lo saat ini"

"Ran seharusnya dari awal gue ngga usah nolongin bokap gue tadi"

"Sssttt...ga boleh gitu,mau gimana pun juga dia tetep bokap lo"

"Ngga ada ran orangtua yang ga peduli kaya bokap gue,kaya nya cuma dia doang yang kaya gitu"

"Engga al___"

Alessa menyentuh pundak gibran sambil menatapnya.

"Dan juga mulai sekarang gue bakalan berhenti buat peduli lagi ke bokap dan keluarga nya itu"

"Kalo kaya gitu sama aja lo jahat ke mereka"

"Lagian buat apa gue peduli kalo gue sendiri ngga di peduliin sama mereka?apa gue salah membela harga diri gue sendiri?"

"Iya tapi kan___"

"Dan perlu lo inget,lo gabakal bisa ngrasain apa yang gue rasain saat ini dan sampai kapanpun"Ujar alessa

Suaranya bergetar,pertahan nya sudah tidak bisa di bendung lagi.
Air matanya Berhasil lolos dengan cepat,membasahi pipinya yang merona.
Dengan cepat alessa mengusapnya kasar
"Gue bukan cewe lemah,gue layak buat bahagia dengan cara gue"ujar alessa tegas

Gibran langsung menarik alessa dengan lembut ke dalam pelukan nya.

"Tapi gue butuh dukungan dari orang terdekat gue ran,Ayah gue satu-satunya"ujar alessa tegas.

Dan langsung terisak di dada bidang milik gibran,di elus-elusnya kepala alessa dengan lembut sambil membisiki di telinga nya.

"You have to keep being a good person alessa"

Alessa langsung melepas kan pelukan nya sambil mengusap pipinya yang sudah membasahi wajahnya itu.

"Gue laper ko belum dateng juga makanan nya"ujar alessa dengan gayanya

"Hahahaa sabar ya cantik,bentar lagi dateng ko"

"Udah kan sedihnya?"lanjut nya

"Lah emang tadi gue sedih ya,engga kan?"

"Terserah lo deh"

Gimana part ini?
Berhasi ga nih buat kalian kesel sama dafid?

Buat kalian yang suka ceritanya,jangan lupa dukung terus yaa.
Makasi❤️

I'm AlessaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang