💍-11

1.2K 241 49
                                    

jangan lupa tekan bintangnya kakak-kakak<3


"Terima kasih.."

Gue memasukkan uang kembalian dan nota belanja ke dalam saku jeans. Ya, sekarang gue lagi berada di sebuah minimarket yang letaknya ga begitu jauh dari rumah. Jaraknya kira-kira nggak lebih dari 700 meter, jadi masih bisa ditempuh dengan jalan kaki.

Sayangnya, ada beberapa keperluan yang gak gue temuin di minimarket tadi, sehingga mengharuskan gue untuk pergi mencarinya ke tempat perbelanjaan lain. Setelah gue liat di maps, ternyata jaraknya lumayan jauh dari sini. Gue pun memutuskan untuk naik taksi.

Begitu lihat taksi lewat, gue segera menghentikan taksi tersebut dan masuk ke dalamnya.

"Huuft.."

Senin ini cuaca cukup terik. Gue mengibaskan kerah kemeja gue karena kegerahan udah jalan kaki. Beruntung gue gak perlu lama-lama buat nunggu taksi. Sekali nyari, langsung dapet.

Gue mengeluarkan hp, bermaksud mengecek apakah Mas Sicheng udah baca pesan gue. Sebelum berangkat tadi, gue menghubungi dia buat ngasih kabar kalo gue akan pergi belanja. Ternyata sampai sekarang belum di-read.

By the way, tidak terjadi apapun setelah insiden salah emot. Gue lega. Kemarin sore gue udah was-was karena takut dengan ancaman Mas Sicheng. Untungnya Mas Sicheng gak serius dengan balasannya saat chat gue. Sebagai gantinya, gue malah diolok abis-abisan.

Gapapa deh, masih mending daripada kena cium.

Tapi kapan ya, bisa ciuman lagi sama Mas Sicheng?

Dengan sendirinya, wajah gue memanas karena tiba-tiba keinget kejadian dulu, ketika ciuman pertama gue direnggut oleh Mas Sicheng di dalam mobil. Lalu yang kedua, ketika di acara pernikahan kami. Mana pada saat itu gue balas pula ciumannya.

Jujur, gue gak bisa lupain dua kejadian itu meskipun dua-duanya merupakan hal yang sangat menyebalkan bagi gue. Gara-gara itu pula, gue jadi kesal sama Mas Sicheng. Pandangan gue terhadap dia yang semula baik, malah jadi sebaliknya.

Namun gue bersyukur, perlahan Mas Sicheng mulai bersikap lebih baik sama gue, enggak sedingin dan sekaku dulu. Bahkan, kadang dia suka bercanda akhir-akhir ini. Yah walaupun kebanyakan jokes-nya kuno ala bapack-bapack.



"Tepung protein rendah, keju parmesan, tepung almond...oke, udah semua." Gue membawa keranjang belanja menuju kasir. Namun, tiba-tiba mata gue tertuju pada beberapa freezer es krim yang terletak tidak jauh dari kasir.

Di cuaca panas kayak gini, siapa yang gak tergoda untuk menikmati es krim?

Gue lantas berlari kecil menghampiri freezer tersebut layaknya bocah dan memilih es krim yang gue sukai. Setelahnya gue kembali melangkahkan kaki menuju kasir untuk membayar belanjaan.






"Mas Sicheng sibuk banget apa, ya?"

Gue kini tengah duduk di bangku panjang depan minimarket dengan tangan kanan memegang stik es krim dan tangan kiri memegang ponsel. Agak bete rasanya karena Mas Sicheng belum juga membaca chat dari gue.

Ibu jari gue tergerak untuk menekan foto yang dijadikan Mas Sicheng sebagai profile picture-nya.

Ibu jari gue tergerak untuk menekan foto yang dijadikan Mas Sicheng sebagai profile picture-nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
my anti-skinship husband ; winwinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang