Setelah berminggu-minggu melewati masa sulit bersama Mas Sicheng, mulai dari berkenalan, menjajal gaun, sampe pada akhirnya gue tau busuknya laki-laki itu, akhirnya tibalah momen pernikahan yang jatuh di hari ini.
Gue tersenyum miris menatap diri gue sendiri yang terpantul di cermin dengan tubuh terbalut gaun cantik rancangan Li Yongqin. Penata rias berkali-kali menyuruh gue buat menunjukkan senyum bahagia. Katanya, muka gue terlalu kusut.
Jangankan muka, ini hati gue juga kusut kok.
"Bagaimana?" Si penata rias meminta pendapat setelah tangannya berhenti mengutak-atik wajah gue. "Tidakkah anda terlihat sempurna?"
"Yah," gue senyum seraya mengendikkan bahu. "Polesan tangan anda membuat wajah saya jauh lebih baik daripada aslinya. Hehehe. Terima kasih."
Penata rias bernama Zhou Jieqiong itu menampakkan senyum ramahnya, "Baiklah. Sebentar lagi anda akan diantar menuju altar. Jadilah pengantin yang bahagia. Good luck!"
Entahlah, makin kesini, gue jadi semakin pasrah dengan keadaan yang menimpa gue ini. Habisnya, mau memberontak pun pasti enggak akan membuahkan hasil. Jadi mari kita lihat aja untuk kedepannya. Apakah gue berakhir menjadi orang gila gara-gara punya suami macam Dong Sicheng?
"Mempelai wanita," panggil seorang laki-laki. "Sudah waktunya."
👫
Gue berdiri tepat di hadapan Mas Sicheng yang pada detik ini sedang mengucap janji suci di depan altar. Sebisa mungkin gue menahan diri agar tidak begitu gugup. Kepala gue tertunduk. Mas Sicheng cakep banget dengan setelan jas super elegan yang harganya selangit itu. Jadi kesel deh gue.
"Silahkan memakaikan cincin di jari manis pasangan kalian secara bergantian," ujar pendeta.
Mas Sicheng tersenyum tipis sambil menatap mata gue, lalu perlahan tangannya mengambil sebuah cincin kawin bermata berlian kecil yang berada di tangan sang pendeta. Dipasangkannya cincin tersebut di jari manis kiri gue.
Dan sekarang, giliran gue untuk memasangkan cincin yang lain ke jari manis Mas Sicheng.
Gak bisa dipungkiri, jantung gue berdetak dua kali lebih kencang dari biasanya begitu gue menyentuh jemari Mas Sicheng. Entah kenapa gue sedikit kagum ngeliat tangan Mas Sicheng yang menurut gue...cantik. Jari-jari yang kurus dan panjang serta ditambah dengan urat kebiruan yang menonjol di punggung telapak tangannya menambah kesan menawan.
"Baiklah, selanjutnya kedua mempelai boleh berciuman sebagai bentuk tanda kasih dan cinta yang tulus. Mari kita beri tepuk tangan yang meriah!"
Sumpah demi Tuhan, rasanya gue ingin mengumpat ke MC pernikahan ini lalu kabur ke rumah sekarang juga. Gue udah gak berani lagi menatap wajah Mas Sicheng yang perlahan mulai mendekat. Alhasil, yang bisa gue lakukan hanya memejamkan mata, menunggu Mas Sicheng mendaratkan sebuah kecupan di bibir gue. Walaupun di lubuk hati gue yang paling dalam, sebenarnya gue pengen tampar mukanya yang ganteng itu.
"Hei."
Gue yang tadinya mejam langsung membuka mata pelan-pelan begitu Mas Sicheng berbisik.
"Xiumei, setidaknya kamu harus senyum. Banyak kamera yang menyorot, tau!" Bisiknya lagi. "Dan satu lagi, tolong balas ciuman saya."
KAMU SEDANG MEMBACA
my anti-skinship husband ; winwin
FanfictionNamanya Dong Sicheng. Dia pria tampan, kaya raya, bergelimang harta, suami gue pula. Tapi sayang- "Maaf, Xiumei. S-saya...masih belum bisa.." -dia benci disentuh. ©crybaeby2001 start : June 3rd 2019 end : ?