💍-3

6.7K 928 258
                                    

"Jangan lupa vote dan comment ya bebz" —winwin.

(((jaman predebut aja udh cakep bnr masyaallah)))

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(((jaman predebut aja udh cakep bnr masyaallah)))







Seusai sesi fitting gaun, Mas Sicheng mengajak gue buat bertemu ayahnya sekalian jenguk beliau di rumah sakit. Kebetulan gue belum pernah ketemu sama pak direktur. Gue jadi penasaran dengan kondisinya yang katanya cukup parah.

"Mas, apa saya perlu turun ke toko buah dulu sebelum ke RS?" Tanya gue karena merasa gak enak kalau gak membawa buah tangan kesana.

"Gak apa, kamu gak perlu repot," tanggap Mas Sicheng. "Rumah sakit sudah menyiapkan buah-buahan untuk ayah saya."

"Oh–oke."


DRRRT!

Gue mengeluarkan ponsel dari dalam sling bag sesaat setelah benda berbentuk segiempat itu bergetar. Rupanya ada whatsapp dari Papa.



Papa :
Masih sama sicheng?

Xiumei :
Masih pa

Ini kita mau ke rs buat jenguk ayahnya

Papa :
Oh gitu

Sampaikan salam dari papa buat ayahnya

Kamu jangan ngerepotin sicheng ya

Xiumei :
Iya pa

Nanti aku sampein
[read]





"Chat-an sama siapa?" Tanya Mas Sicheng, sesekali matanya melirik gue.

"Papaku, Mas," jawab gue sambil senyum.

Mas Sicheng membalas senyum gue seraya mengangguk kecil.


"Xiumei, malam itu kamu nangis, ya?"


Gue mengerjapkan mata, perlahan otak gue mencerna kata-kata Mas Sicheng barusan.

'Malam itu' ?


"Malam pertama kali kita ketemu," ia menambahkan, seolah bisa baca pikiran gue. "Mata kamu sembab saat itu."

Gue langsung kicep begitu paham maksud dari pertanyaan Mas Sicheng. Kalau sudah ditanya begini, gue harus jawab apa?

"Saya paham kok," Mas Sicheng membelokkan stirnya. "Yang tidak menginginkan perjodohan ini bukan kamu saja, Xiumei. Kamu pikir saya mau?"

my anti-skinship husband ; winwinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang