"...dengan menikah sama kamu, saya sungguh berharap Ayah bahagia."
Kata-kata itu terus berputar-putar di kepala gue. Gue berusaha untuk menahan diri supaya nggak menangis di hadapan Mas Sicheng.
Tapi, kenapa juga gue harus menangis?
Sebetulnya dari awal pun gue sudah paham, bahwa pernikahan gue dan Mas Sicheng terpaksa karena itu adalah keinginan terakhir dari Ayah.
"Hei," seseorang membuyarkan lamunan gue, "kok malah melamun?"
Gue pun tersadar dan reflek menatap kaget Mas Sicheng, "Eh..maaf."
"Kamu baik-baik saja?"
"Iya, saya gak apa-apa!" Jawab gue sambil mengangguk-angguk untuk meyakinkan dia. "By the way mau saya buatin teh? Atau kopi gitu?"
Kali ini Mas Sicheng menggeleng. "Enggak, kamu istirahat aja. Saya mau kelarin tugas kantor."
"Oh, oke, Mas."
Gue bergegas menuju kamar, memutuskan untuk rebahan sambil menenangkan pikiran.
Kondisi ayah masih sama seperti sebelumnya, belum lebih membaik. Dia cuma bisa berbaring dan lebih sering tidur. Gue ikut khawatir mengenai kondisi Ayah yang belum ada perkembangan.
Ngomong-ngomong soal ayah, gue malah jadi kangen sama papa. Sama Kak Kun juga.
Xiumei :
KAKAAAAAK
Jahatnya
Jarang hubungin aku, udah punya pacar ya?TING!
Kakak Setan :
Berisik ya
Sini main ke rumah
Gue masak lohXiumei :
Huhu kangen masakan kak kun
Ga bisaaKakak Setan :
Sombong banget ga mau kesini lagiXiumei :
Ga bisa
Bukannya ga mauKakak Setan :
Yeu
Eh suami lo ga ada omongan apa2 gitu?
Masalah nginep nginepXiumei :
Hah?
Nginep apaanKakak Setan :
Kalo gak salah papa bilang ke gue mau nyuruh kalian nginep di rumah, bbq-an
Lo lupa bentar lagi papa ulang tahun?
DURHAKA!!!Xiumei :
HAH YA TUHAN IYAAAA BARU INGET
YA MAAPKakak Setan :
ASTAGA ADEKNYA SAPA SIH LU
Tanya dulu sana sama suami loTanpa banyak cingcong gue langsung bergegas ke ruangan Mas Sicheng buat nanyain perihal inap-menginap.
"Mas," panggil gue setelah tiba di ruangannya. Mas Sicheng yang lagi baca koran pun menutup korannya dan menatap lurus ke arah gue.
"Ada apa?"
"Loh, bukannya tadi kata Mas mau nugas?" gue malah salah fokus sama koran yang dia pegang. "Udah selesai?"
Suami gue menggeleng pelan, "Belum. Saya masih kecapekan. Kamu kesini cuma mau nanyain itu aja?"
"Eh, bukan! Itu..." gue menggaruk leher, "Papa ada nelpon Mas Sicheng, gak?"
Dia menaikkan alisnya, lalu keliatannya dia berpikir.
Kemudian,
PLAKKK!
dia menepuk jidatnya sendiri.
"Ah, iya. Saya baru ingat, kemarin malam saya ditelepon sama papa kamu," jawabnya.
"Papa nyuruh nginap?" tebak gue. Dan ternyata gue gak salah menduga, Mas Sicheng memberi anggukan kecil.
Melihat reaksi Mas Sicheng, gue menghela napas cukup panjang. "Jadi?"
"Apanya?"
"Ya itu, jadi kita bakal menginap?" tanya gue kikuk.
"Menurut kamu?"
Gue meringis. "Ya, mau bagaimana lagi? Tapi masalahnya, kalau kita menginap di sana, berarti....mau gak mau harus tidur satu kamar?"
Mas Sicheng langsung nge-freeze sambil melotot.
hehe aku kembali ges
KAMU SEDANG MEMBACA
my anti-skinship husband ; winwin
FanfictionNamanya Dong Sicheng. Dia pria tampan, kaya raya, bergelimang harta, suami gue pula. Tapi sayang- "Maaf, Xiumei. S-saya...masih belum bisa.." -dia benci disentuh. ©crybaeby2001 start : June 3rd 2019 end : ?