💍-1

9.4K 1K 370
                                    

vote and comment for healthy glowing skin✌️




Saat saat yang paling gak gue nantikan akhirnya datang. Gue menenggelamkan wajah di atas bantal untuk beberapa menit. Pelupuk mata gue sudah lelah mengeluarkan air mata, meninggalkan bekas berupa sembab disana. Gue nangis lagi untuk ke sekian kalinya.

Perjodohan? Tai kucing.

Gue meremas ujung sprei kasur dengan penuh kekesalan. Gak pernah sekalipun gue mengharapkan hal ini terjadi.

"Xiumei," suara seseorang di balik pintu kamar gue membuat gue menengok ke arahnya. Itu suara kak Kun, kakak tiri gue.

"Masuk aja," kata gue sambil narik ingus dan mengelap air mata.

Kak Kun masuk dengan wajah cemasnya, memperhatikan mata gue yang bengkak.

"Astaga, Xiumei," dia kaget. "Gue tau lo kesel, sedih. Tapi jangan nangis terus. Kasian tuh mata lo."

Gue gak jawab apa-apa.

"Ini udah jam tujuh, sejam lagi anaknya pak direktur bakal dateng kesini. Lo mau tampil dengan kondisi mata bengkak kayak gitu di depan dia?"

"GAK MAU!" Gue memekik kesal. "Aku gak mau dijodohin...mau sama anak menteri kek, anak pejabat kek. Aku gak mau."

Kak Kun sepertinya tersentak dengan bentakan gue barusan. Ditariknya badan gue ke dalam dekapannya. Kak Kun diam sambil menepuk-nepuk punggung gue, seolah-olah ngebiarin gue buat nangis lagi di bahu lebarnya.

"Gue ngerti. Tapi ini kehendak Papa," ia menghela napasnya kasar. "Maaf, gue ga bisa bantu."

"Kenapa bukan kakak aja yang dinikahin, kan kakak udah tua," gue memanyunkan bibir meskipun dia gak bisa liat karena masih posisi meluk gue.

Dan sedetik kemudian tubuh gue langsung dilepas, "Hei kamu jangan bikin saya emosi yah."

Gue narik ingus lagi lalu ketawa melihat ekspresi Kak Kun yang kesal karena gue katain tua. Tanpa gue sangka, dia akhirnya ikut ketawa.

"Anaknya pak direktur kan laki, masa gue nikah sama dia?? Maen pedang-pedangan bareng dong nanti??" Kak Kun mengerutkan dahinya.

"IH JADI NANTI AKU DONG YANG DIAJAK MAEN PEDANG-PEDANGAN?????" Gue kembali pengen nangis. Sebenarnya gue gak paham apa maksud dari 'pedang' itu, tapi cukup bikin gue merinding mendengarnya.

"Heh udah jangan mewek lagi, gue tampol juga nih," Kak Kun mengelus lembut surai gue yang hitam kecokelatan. "Sebenernya gue mau cerita. Tapi nanti aja deh, biar calon suami lo yang jelasin."

Gue mengedip-ngedip bingung. "Apaan? Cerita aja, kak!"

"Gak mau," Kak Kun menggeleng. "HEH LO SIAP-SIAP SANA, BEDAKAN, LIPSTIKAN. UDAH MAU JAM 8 TAU!"



👫



Gue duduk di sisi tempat tidur dengan tubuh terbalut gaun abu-abu muda setengah betis. Rambut gue yang panjang bergelombang cuma gue tata sedikit, tanpa dihias aksesoris satu pun. Wajah gue sudah ter-cover oleh make up tipis alakadarnya. Lipstik warna merah gelap menjadi pilihan gue di malam Sabtu nan menyebalkan ini.

my anti-skinship husband ; winwinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang