~ Selamat Membaca ~
❤
❤
❤
❤
Mungkin kalian sudah tahu siapa namaku karena di judulnya sudah terpampang dengan jelas.
Aku Athira Aldama, anak ketiga Papa Adam dan Mamah Maitha. Aku punya dua orang kakak mereka kembar, dan dua orang adik salah satunya adik kembar ku.Sejak kecil diriku sudah di vonis oleh dokter, bahwa di dalam tubuhku terdapat penyakit yang sulit di sembuhkan. Aku bisa bertahan hidup selama ini karena obat-obatan yang di berikan dokter.
Karena diriku yang berpenyakitan, orang tuaku lebih memperhatikan diriku dari pada saudara-saudaraku yang lain. Aku tahu mereka iri denganku karena perhatian khusus dari Mamah dan Papa. Tapi mereka tidak tahu kalau aku sama sekali tidak bahagia di perhatikan khusus seperti ini. Kalau boleh milih, aku ingin hidup normal seperti mereka. Aku tidak mau berada di kondisiku saat ini.
Ketika saudara-saudaraku pergi sekolah aku hanya memperhatikan mereka dari dalam kamarku, papa tidak mengizinkanku pergi ke sekolah umum bersama saudara-saudaraku yang lain. Aku sekolah di rumah alias home schooling, aku tidak punya teman, papa dan mamah ku selalu melarangku pergi bermain ke luar, aku hanya bermain dengan saudaraku atau para sepupuku.
Tidak enak menjadi diriku, selain di larang keluar rumah kecuali dengan orang tuanku, aku juga harus minum obat-obatan tiap hari. Bosen? Jelas. Aku bosan minum obat tiap hari yang sekali minum bisa 5-7 tablet.
Karena orang tuaku yang selalu menuruti semua keinginanku, aku tumbuh menjadi anak yang manja dan egois, aku akui itu. Aku tahu kalian benci padaku karena sikapku apalagi pada kakakku kak Asala.
Aku hanya ingin sembuh dan hidup normal seperti yang lain, tapi itu tidak akan terjadi. Aku hanya tinggal menunggu kapan tiba waktu ku kembali pada Sang Pencipta.Sejak kecil papa selalu menyuruh adik dan kakakku mengalah padaku, setiap yang aku mau mereka juga harus menurutinya. Aku benar-benar seperti seorang princess di rumahku. Aku melakukan ini semua karena aku tidak tahu bagaimana menjalani kehidupan normal seperti saudaraku yang lain, yang pergi ke sekolah bermain dengan teman-teman mereka, belanja bareng nonton bareng. Walau mamah sering mengajak ku keluar, tapi rasanya beda. Pergi hangout bersama teman-teman pasti lebih menyenangkan.
Puncak kegilaan ku adalah ketika aku meminta Kak Asha memberikan kekasihnya pada ku. Gila kan. Sejak pertama kali melihat kak Rakan aku langsung jatuh cinta padanya. Jadi walau bagaimana pun caranya aku ingin kak Rakan menjadi milikku.
Seperti yang sudah ku perkirakan sebelumnya, kak Asha mau menuruti keinginan ku, dia menyuruh kak Rakan menikahi ku. Entah bagaimana caranya kak Asha membujuk kekasihnya menikahi ku, yang pasti keinginan ku memiliki kak Rakan terpenuhi. Aku resmi menikah dengan kak Rakan. Sebulan setelah pernikahan kami, aku di kejutkan dengan kenyataan bahwa kak Asala hamil anak kak Rakan. Aku tahu semua terjadi karena kesalahanku, ya kalian tahu lah kalau aku yang memberi kak Rakan obat malam itu.
Aku dan kak Rakan memang sudah menikah tapi kami tidak pernah melakukan hubungan suami istri, tepatnya dia yang tidak mau. Aku sadar aku memang memiliki raganya, tapi tidak dengan hatinya, dia hanya mencintai kakakku.
Saat mendengar kehamilan kakakku, hatiku terasa sesak, sehingga aku menyuruh kakakku menggugurkan kandungannya, waktu itu aku hanya takut kak Rakan menceraikan ku, ya meskipun akhirnya kami bercerai setelah kematian kak Asha. Aku ga nyangka kak Asha pergi secepatnya ini, aku memang sedih atas kepergiannya walau bagaimana pun dia kakakku yang selalu mengalah untukku. Tapi ada sedikit harapan kalau nantinya kak Rakan akan membuka hatinya untukku. Dan ternyata aku salah akhirnya dia malah menceraikan ku, katanya dia menikah dengan ku karena permintaan kakakku, jadi setelah kakak ku pergi tidak alasan baginya mempertahankan rumah tangga kami.
****
"Ayo kita masuk" ujar seseorang menyadarkan lamunanku.
Aku hanya tersenyum menerima uluran tangannya, lalu kami berdua berjalan menuju pesawat.Ya hari ini aku akan pergi ke Jerman untuk melakukan pengobatan di sana atas saran dokter yang sedang menuntunku sekarang. Aku bertemu dengannya di rumah sakit. Setelah bercerai dengan kak Rakan aku sering menyendiri, kemudian dia datang menghampiri ku dan menghiburku. Setiap hari dia selalu menemuiku, memberiku semangat. Dia orangnya asyik saat ngobrol dengannya, dia teman pertama ku selain keluarga ku sendiri, dan aku sangat bahagia mengenal nya.
Tak terasa waktu berjalan selama enam bulan, sejak bertemu dengan dokter ini aku sedikit mempunyai harapan untuk hidup. Dia yang selalu menasihati ku. Hubungan ku dengannya juga semakin dekat, aku sudah keluar dari rumah sakit tapi dia masih sering menemuiku di rumah bahkan mengajakku jalan-jalan. Aku meminta Papa agar tidak melarangku pergi dengannya. Bersama dokter itu aku menemukan kembali gairah hidupku. Dia menyarankanku berobat ke Jerman ke salah satu rumah sakit terkenal di sana, dan dia yang akan menemaniku di Jerman. Awalnya orang tuaku tidak setuju tapi ketika melihat ku begitu antusias untuk hidup akhirnya mereka mengizinkan ku pergi ke Jerman.
"Itu tempat duduk kita" ujarnya, kami sudah tiba di dalam pesawat. Ini kali pertama aku pergi tanpa orang tuaku.
"Jangan takut aku akan selalu ada di samping mu" dia menggenggam erat tanganku, kami duduk di first class pesawat ini.
"Terimakasih dokter "
"Panggil namaku saha Thira, ini bukan rumah sakit jangan formal seperti itu" dia memang selalu menyuruhku memanggil namanya, tapi aku merasa tidak enak. Dia lebih tua beberapa tahun dari kakak ku, dia bilang seorang duda, istrinya meninggal karena sakit. Sampai sekarang dia masih sendiri.
"Maaf kak " aku ga tahu harus memanggilnya apa.
"Ya begitu terdengar lebih enak" ujarnya sambil mengacak rambut ku. Memang kebiasan nya jika kami sedang berdua seperti ini.
"Kamu bisa tidur karena perjalanan kita masih panjang." Lalu dia mengusap kepala ku lembut.
Dokter Bagas Hadi Daryono, dia dokter spesialis. Wajahnya tampan badannya tinggi tegap kulit putih, blasteran Indonesia Jerman. Ayahnya orang Indonesia dan ibunya Jerman. Dia tinggal di Indonesia bersama ayahnya, ibunya sudah meninggal saat dia masih kecil.
"Tapi sebelum tidur makan dulu ya"
"Terimakasih kak" lalu kami berdua makan makanan yang telah disediakan oleh pramugari.
"Enak kan makan yang banyak" ujar Bagas. Aku hanya mengangguk.
Sudah satu jam kami di dalam pesawat masih butuh berjam-jam lagi tiba di tempat tujuan. Aku berdoa semoga pengobatanku lancar. Walau tidak bisa menyembuhkan tapi setidaknya aku bisa bertahan hidup untuk beberapa tahun kedepan.
Bersambung
Semoga suka ya sama cerita ini, ga suka juga ga papa wkwkwk.
Ga maksa kok, karena Athira banyak banget haters nya16 Agustus 2021
THB
KAMU SEDANG MEMBACA
ATHIRA (Aldama Family Seri 10)
Conto#1 Athira (Agustus-Sep 2021) Sambungan cerita Kakak Iparku Ibu Anakku Kisah kehidupan Athira setelah bercerai dari Rakan. Akan kah dia menemukan laki-laki yang mencintainya dengan tulus? Akankah hidup Athira akan bahagia?