"Papa, who is him?"
Ya. Sebuah pertanyaan yang Jinhee lontarkan pagi hari ini. Dia baru saja selesai bersiap dan hendak sarapan bersama sang Papa di bawah. Sedikit kaget dengan kedatangan sosok pria tampan dengan jas hitam dan dalam kemeja putih tanpa dasi.
"Dia bodyguard, ah ralat. Asisten pribadi kamu, yang Papa tugaskan untuk ngejaga kamu selama di sekolah dan di luar sekolah."
Gadis itu ingin sekali melayangkan protes pada sang Papa.
"Tapikan udah ada kak Minnie, Pa. Ada anak buah Papa yang lain juga, di sekolah juga ada kak Jeno yang bakalan jagain aku."
Jaehyun tau putrinya itu akan menolak mentah-mentah bodyguard baru yang sekaligus merangkap sebagai asisten pribadi Jinhee.
"Minnie gak akan bisa jagain kamu dari penjahat. Lagian Jeno gak akan selalu ada di samping kamu 24 jam."
Sudahlah Jinhee mengalah saja. Papanya terlalu susah untuk di ajak berdebat.
"Silahkan perkenalkan dirimu."
Pria itu mengangguk dan mulai memperkenalkan dirinya.
"Selamat pagi nona Jung. Saya Na Jaemin, bodyguard sekaligus asisten pribadi nona. Jika nona masih punya pertanyaan, nona bisa bertanya kapan saja."
Nada pria itu terkesan dingin dan cuek. Wajahnya datar tanpa ekspresi dan penampilannya yang begitu rapih dan wangi maskulinnya begitu menyeruak. Jinhee sedikit pusing mencium aromanya, sudah cukup ia mencium aroma parfum maskulin itu pada tubuh Papa dan Om-omnya yang lain.
"Gak usah panggil nona Jung."
Pria itu mengangguk masih dengan wajah a datarnya.
"Pa, aku berangkat deh. Kak Jeno kayaknya udah nungguin aku di kantor kepala sekolah."
Gadis itu memasukkan ponselnya ke dalam saku dan menyandang tasnya yang sudah berisi buku-buku.
"Gak sarapan dulu?"
"Gak. Aku udah minta kak Minnie buatin aku kotak makan siang."
Nada bicara gadis itu ketus. Jaehyun tau kalau putrinya itu sedang kesal. Namun mau bagaimana pun ia tidak bisa marah pada Jaehyun karena sudah mengizinkannya untuk bersekolah secara langsung, tidak homeschooling atau secara online lagi.
"Tolong jaga putri saya baik-baik."
Jaemin mengangguk, kemudian membungkukkan badannya untuk berpamitan dan segera menyusul Jinhee yang sudah berjalan lebih dulu darinya.
Jaehyun tersenyum kecil. Sepertinya Jinhee akan mulai beranjak menjadi gadis remaja yang akan di penuhi dengan kisah cinta di kehidupannya. Gadis itu sudah cukup menderita dengan semua siksaan masa lalu dan traumanya. Jadi ini adalah saatnya bagi Jinhee untuk memulai kembali kehidupannya.
"Maaf nona, saya permisi untuk mengangkat telpon. Nona bisa pergi lebih dulu ke mobil."
Gadis itu mengangguk. Ia berjalan santai dengan dengan sedikit bersenandung kecil. Ia mengikat rambutnya menjadi satu dengan kacamata yang setia bertengger di hidungnya. Matanya menjadi minus karena terlalu sering menatap layar laptop.
Memasuki lift Jinhee mendadak gugup. Ia hanya berdua di dalam sana. Benar-benar hanya ada dirinya dan pria bernama Na Jaemin itu.
"Tidak nyaman?"
Ternyata laki-laki itu cukup peka akan situasi.
"Enggak. Lagian Om ken–"
"Om?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Big Bos | Jung Jaehyun
Fanfiction[slow update | jaerose ft jaejin] ❝Anda sudah saya peringatkan untuk tidak menyentuh putri saya. Jadi jangan salahkan saya, jika besok anda terkapar di rumah sakit.❞ © sceje 2021