t e n.

854 109 2
                                    

Kepanikan Minnie dan Winwin berhasil membuat satu penghuni penthouse ikut panik. Keduanya masuk dengan terburu-buru dan mulai menggeledah satu persatu penjuru rumah. Firasat Winwin mengenai bom yang di pasang benar-benar membuat semuanya khawatir, takut dan panik.

"Win, apa gak sebaiknya kita lapor sama tuan Jung aja?"

Minnie dengan tangan yang bergetar masih terus berkutat dengan alat pelacak bom itu. Menggeledah ruang belajar Jinhee yang telah disusun rapih oleh maid.

"Cari dulu. Tuan Jung pasti bakalan marah besar kalau sampai kita gak nemuin bom-nya."

Bukan hanya Minnie yang khawatir, Winwin juga tidak kalah khawatir. Selain akan menghancurkan gedung penthouse, keselamatan mereka juga menjadi taruhannya. Winwin sudah banyak melihat anggota Neoshole yang gugur akibat kelalaiannya dalam menjalankan tugas dan Winwin tidak mau itu sampai terjadi padanya dan Minnie.

Bunyi dari alat pelacak bom itu semakin kuat saat Minnie mengarahkan pada buku pelajaran tebal milik Jinhee di ruang belajarnya. Buku yang kemarin dirinya rapihkan bersama Mrs.Rose saat Jinhee tidak ada di rumah.

Dengan terburu-buru Minnie membuka buku tersebut dan mencari bom yang terselip di dalam sama. Hingga sebuah liontin mahal terjatuh dari dalam sana.

tuk

"Ketemu!"

Winwin yang semula berada di pojok ruangan langsung berlari mendekat kearah Minnie. Mengambil alih liontin yang dipasangi bom kecil didalamnya. Memasukkannya ke dalam sebuah kotak kecil lalu menghidupkan, lampu yang berada di kotak tersebut berubah menjadi biru. Kotak tersebut adalah yang baru saja akan di kembangkan oleh Jaehyun sebagai alat untuk mematikan bom.

"Untung aja ketemunya tepat waktu."

Ucap Winwin merasa lega saat bom itu sudah berada di tangannya dengan keadaan yang sudah tidak aktif lagi.

"Kok bisa ada bom sih?" ucap Minnie lalu mengambil alih liontin itu dari tangan Winwin."Perasaan kemarin waktu gue bersih-bersih gak ada tanda-tanda adanya bom. Bahkan gue cek sampai dua kali, tetep enggak ada."

"Ini tipe bom yang dikendalikan pakai remote control. Jadi pemiliknya bisa aja liat dari sensor yang di pasang di liontin ini."

Winwin menjelaskan detail dari bom yang baru saja mereka temukan. Bom tipe ini memang sedang cukup populer akhir-akhir ini, bahkan Yuta pun tertarik untuk menelitinya lebih jauh.

"Sekarang kita balik ke rumah sakit dan perbaiki sistem keamanannya. Setelah itu baru kita laporkan ini sama tuan Jung," ucap Winwin lalu menyimpan kembali bom itu ke dalam kotak.

Minnie mengerti. Malam nanti adalah malam yang cukup mencengangkan baginya. Rapat darurat yang terakhir kali gadis itu ikuti adalah tiga tahun lalu saat umurnya masih sangat muda. Dan Minnie masih sangat mengingat bagaimana dinginnya ruangan itu dengan orang-orang yang berhawa sama.

"Semoga tuan Jung gak marah deh. Gue takut banget dapat hukuman setelah ini," ucap Minnie mengkhawatirkan nasibnya setelah ini.

Winwin menatap gadis di hadapannya itu, lalu memegang kedua pundaknya menenangkan."Lo bakalan aman, tenang aja. Gue tau sebesar apa kontribusi ayah lo buat keluarga Jung, jadi gak mungkin hal sepele kayak gini bakalan ngancem keselamatan hidup lo."

Semua orang selalu mengatakan hal yang sama pada Minnie, tapi gadis itu tidak merasa begitu. Hidupnya tidak terlalu tenang walaupun orang-orang percaya Jaehyun tidak akan mengeksekusi dirinya.

"Gampang buat lo ngomong gitu. Tuan Jung gak sebaik itu juga buat bebasin gue dari hukuman," ucap Minnie menghela nafasnya gusar.

Winwin masih coba menenangkan gadis itu, jika Minnie bekerja dalam keadaan khawatir dan cemas seperti ini ia tidak akan bisa melakukannya dengan baik dan itu adalah kabar buruknya. Seharusnya yang khawatir saat ini adalah Winwin, posisi pemuda itu lebih berbahaya dari pada Minnie saat ini.

Big Bos | Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang