"Tmrn dibaca Tamarun." -Vivi
***
Saat ini Vivi tengah berdiri di depan cermin sambil menatap pantulan dirinya. Ia menatap dari ujung kepala hingga ujung kaki. Kini, Ia sudah kembali memakai pakaiannya yang kemarin. Berniat untuk pergi ke kampus setelah merawat Chika semalaman.
Begitupula dengan gadis yang sedang berbaring di kasur. Gadis itu menatap tubuh belakang Vivi tanpa berkedip sedikit pun. Ia sangat menyukai Vivi jika sudah menggunakan pakaian kasualnya.
Hingga tatapan Chika tak sengaja bertemu dengan manik mata Vivi melalui pantulan cermin. Gadis berambut pendek itu pun mengalihkan pandangannya ke arah lain.
"Jangan dilihatin, gue malu." ucapnya nyaris berbisik.
"Punya malu lo?" sahut Chika. Ia tersenyum simpul saat Vivi kini sudah menatapnya dengan kesal. Gadis yang masih berdiri di depan cermin itu kini tengah memakai jaket kulit miliknya yang sejak kemarin tergantung di kamar Chika.
Ia berjalan menuju tepi ranjang sambil membawa kunci motor yang hendak Ia masukkan ke dalam saku. Kini, Vivi berlutut di samping ranjang sambil menatap Chika.
"Lo kagak ada kelas hari ini kan?" tanya Vivi. Ia menggenggam lembut kedua tangan Chika. "Berarti hari ini lo harus istirahat, kagak boleh kemana-mana apalagi makan, minum yang macem-macem."
"Iya."
"Nanti gue minta Ara buat hubungin Fiony biar nemenin lo di sini."
Chika menggeleng. "Ngga perlu. Gue bakalan baik-baik aja kok. Lagian Mamih juga udah balik, kan?" Ucapan Chika hanya diangguki oleh Vivi sebagai jawaban.
"Oke kalo gitu," Vivi mengusap lembut pipi Chika kemudian beranjak. "Gue tinggal ya?"
Chika hanya diam. Ia enggan melepas genggaman tangan Vivi, Ia benar-benar ingin berada di dekat gadis itu selalu.
Melihat hal itu, Vivi mengerutkan keningnya bingung.
"Kenape?"
"Lo beneran mau ninggalin gue?" Chika semakin mengeratkan genggamannya. "Gue mau ikut." Lagi, Chika menarik Vivi untuk kembali duduk di tepi ranjang.
"Ah kagak dah. Lagian lo kagak ada kelas, Chik. Nanti lo di kampus ngapain? Buka kontrakan? Kagak dah. Yang ada lo digodain si ikan julung-julung tar." Vivi menarik tangannya dari genggaman Chika.
"Ikan julung-julung?"
"Iye."
"Siapa?"
"Musuh abadi gue."
Kerutan di dahi Chika semakin terlihat ketika Vivi benar-benar mengubah ekspresinya setelah membicarakan sosok Mario yang dia sebut sebagai ikan julung-julung.
"Ya udah, gue tetep mau ikut lo pokoknya." Kini, Chika beranjak dari tempat tidur. Ia berjalan menuju lemari pakaian, kemudian menyilangkan kedua tangannya sambil memegang kedua ujung baju.
Srt-
Vivi membulatkan matanya tak percaya ketika Chika sudah membuka bajunya begitu saja. Menampilkan punggung polos Chika yang begitu membuat Vivi merasa berdebar. Dengan cepat gadis itu memejamkan matanya sambil berbalik membelakangi Chika.
"Lo ngapain buka baju di sini sih?!"
Chika menoleh sekilas pada Vivi. "Kenapa? Kamar, kamar gue kok. Lo lupa?"
"Oh iye, bener juga." gumam Vivi.
Gadis itu melirik sekilas ke arah pintu, kemudian mulai berjalan menyamping sambil membelakangi Chika.
KAMU SEDANG MEMBACA
V I K U Y
FanfictionSequel of Yaelah, Vikuy! Setelah keduanya terikat dengan suatu rantai berkedok pacaran, akan seperti apakah perjalanan hubungan mereka?