02. Nginap

919 124 47
                                    

Sebuah mobil terhenti tepat di depan gedung kampus Chika. Gadis yang berada di mobil itu kini keluar, menghirup udara segar kemudian menutup pintu samping mobil.

Chika. Ia berjalan tanpa memperdulikan sekitar. Kini dirinya berada sendirian di Kampus karena Vivi akan datang sedikit lebih telat dari biasanya.

Beberapa pandangan mahasiswa yang mengobrol seketika mengarah kepadanya. Chika tahu dan tentu saja dia sadar, tapi sebisa mungkin Ia tak menggubris hal tersebut.

Hingga akhirnya, sebuah suara muncul dari belakang. Membangunkan dirinya yang sejak tadi hanya diam.

"Chika!" Gadis itu menoleh. Matanya berbinar melihat siapa yang kini tengah datang mendekatinya. Perasaannya sedikit lega, karena paling tidak Chika memiliki teman jalan.

"Fio? Kamu di sini juga?"

Fiony mengangguk. "Iya, cuma aku di gedung B, di seberang sana." Chika hanya beroh ria mendengar penjelasan Fiony.

"Sekarang mau kemana?" tanya Chika.

"Mm, mau nemuin temen sih, kebetulan dia di sini juga. Kenapa?"

"Kantin yuk?" Ajak Chika.

Fiony sempat diam beberapa saat, tak lama kemudian Ia kembali mengangguk. "Boleh."

Kini keduanya berpindah haluan. Mereka berjalan mengarah kantin yang berada di belakang gedung. Mungkin cukup jauh untuk berjalan memutar dan itu memakan waktu cukup lama. Namun, baik Chika maupun Fiony tidak mempermasalahkan hal tersebut.

"Kamu ngga sekampus sama Vivi?" tanya Fiony. Keduanya masih sibuk menatap lurus ke depan, sesekali ekor mata Chika menatap wajah samping Fiony yang terlihat datar-datar saja.

"Sekampus kok. Cuma anaknya ada kelas siang, jadi datengnya telat.." Fiony mengangguk samar.

"Kamu tahu banget, kalian pacaran ya?" Tebakannya tidak sepenuhnya meleset. Fiony bisa merasakannya sejak pertemuan mereka yang tidak di sengaja ketika di rumah tongkrongan kemarin. Sedangkan Chika hanya diam, seperti enggan menjawab pertanyaan Fiony.

"Kenapa nanya gitu deh?" Kini Chika menghentikan langkahnya. Begitupula dengan gadis di sebelahnya.

"Kelihatan, loh. Aku ngga tahu orang-orang akan sepeka itu atau ngga, tapi dari yang aku lihat kemarin kalian lumayan deket, dan ngebuat satu asumsi di kepala aku. Ini tebakan aku aja sih," jelas Fiony. Sosok gadis yang sudah dekat sejak SMA dengan Chika. Walaupun sejak kelas daring keduanya sudah lama tidak bertemu, namun ternyata Fiony masih memperhatikan gerak-gerik Chika.

"Fio.."

Fiony menoleh. Ia tersenyum manis. "Aku bener, kan?" tanya Fiony sambil menaik-turunkan kedua alisnya. Melihat itu Chika memutar bola matanya malas.

"Badrun tuh ojek aku, Fio."

"Pacar yang berkedok ojek maksudnya?" Ejek Fiony.

"Fiony!" Fiony tertawa puas. Sudah lama sejak masa terakhirnya Ia bertemu Chika, kini Ia bisa mengejek gadis di sampingnya.

"Kasian banget Vivi cuma dianggap ojek. Kamu emang ngga mikirin perasaan dia?" Pertanyaan Fiony tiba-tiba saja menjadi lebih sedikit serius. Kini mereka sudah memilih tempat duduk di kantin sana.

"Dia pasti tahu kalo aku cuma bercanda, jadi ya semoga aja ngga sampe menyinggung."

"Kalaupun iya, berarti kamu harus minta maaf."

Chika menoleh. Pandangannya naik menatap paras cantik Fiony. "Maksud kamu?"

Fiony mengulum senyum. "Ngga ada yang tahu kalo kalian pacaran," Fiony menurunkan pandangannya. Ia melihat-lihat menu yang berada dalam genggamannya. "Aku pikir, siapapun itu ngga akan mengira kalo kalian berdua pacaran."

V I K U YTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang