09. Dealova

791 102 42
                                    

"Aku ingin menjadi sesuatu yang selalu bisa kau sentuh; tapi bohong." -Vivi

***

"Baik, kalau begitu selamat bersenang-senang dengan tugas yang sudah saya kasih tadi. Saya pamit duluan.."

Kelas kali ini telat usai. Banyak dari mereka yang langsung bergegas pergi meninggalkan ruangan. Berbeda dengan Chika yang masih duduk dengan tenangnya sambil menuliskan beberapa poin yang ada di papan tulis sana.

Sejak tadi, Chika memang tidak mendengarkan penjelasan dosen di depannya. Kedua telinganya ia tutup menggunakan earphone, dan gadis itu lebih memilih menulis beberapa poin penting dalam materi tadi untuk Ia pelajari sendiri.

"Chika,"

"Iya?" Chika melepas sebelah earphonenya. Ia merasa seseorang memanggilnya beberapa detik yang lalu. Gadis itu menoleh ke setiap sisi. Chika menelisik ke setiap sudut ruangan, namun ketika Ia menoleh ke sebelah kanan, Ia sedikit terkejut saat melihat seseorang sudah duduk di sebelahnya.

"Lo apaan sih?!" Kesal Chika yang masih sama terkejutnya.

"Kamu dari tadi aku panggilin ngga nengok-nengok, Chik. Makanya aku duduk di sini," Chika memutar bola matanya malas.

Setelah selesai dengan kegiatannya, Chika segera merapihkan barang-barangnya kemudian beranjak bangun. Langkahnya menuruni anak tangga kecil satu persatu.

"Chik, kamu mau kemana?"

"Pulang,"

"Aku anterin ya? Kita jalan-jalan dulu deh.."

"Gak," Chika terus melangkahkan kakinya untuk keluar dari gedung kampus.

"Chik.." Tangan laki-laki itu berhasil meraih tangan Chika. Dalam hitungan detik, Chika menepis kasar tangan yang berani menggenggamnya.

"Mario!" Chika meninggikan suaranya saat Mario hendak menarik tangannya. "Udah cukup lo ikutin gue! Ngga usah ganggu gue lagi."

"Chik, kamu kenapa sih?"

"Berhenti deketin gue." ucap Chika dalam satu tarikan napas. Hingga akhirnya Ia pun kembali membuka langkahnya dan pergi meninggalkan laki-laki bernama Mario itu di lobby.

Seolah tak terima dengan apa yang dikatakan Chika, Mario pun berlari menyusul gadis itu.

"Chik, tunggu," Chika masih terus melanjutkan langkahnya hingga kini Ia berada di dekat parkiran. Gadis itu menatap ke sekitar berusaha mencari keberadaan seseorang, namun sialnya Chika tidak menemukannya.

Chika pun mengambil ponsel yang ada dalam tasnya, kemudian membuka room chatnya bersama Vivi.

"Chik, lo pulang duluan aja, gue selesai sekitar setengah jam lagi. Belum pas akhir harus kultum dulu. Maaf ya, gue jadi kagak bisa nganter lo pulang. Nanti selesai ini gue bawain cimol kesukaan lo deh. Hati-hati ya! Kabarin gue kalo udah sampe rumah."

"Kultum?" gumam Chika terlihat bingung.

Kurang lebih seperti itulah pesan yang diberikan Vivi sebelum Chika menuju parkiran. Setelah membacanya, Chika membuang napas kesal.

Mario masih berada di sebelahnya. Laki-laki itu masih mengikutinya hingga detik ini juga.

"Kenapa? Kamu ngga di jemput kan? Ayo pulang sama aku," seru Mario masih terus berusaha meluluhkan hati Chika.

Namun, Chika segera berjalan pergi. Ia benar-benar enggan menanggapi ajakan Mario yang andai saja Vivi tahu, pasti gadis itu akan segera menghajarnya lagi.

V I K U YTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang