12. Belated

620 90 26
                                    

"Kityyy!!"

Teriakan Chika cukup menggema di setiap sudut ruangan. Matanya mengitari sekitar berusaha menemukan eksistensi adiknya yang sejak tadi menghilang. Gadis itu mulai menuruni anak tangga, sesekali Ia melirik ke arah kamar orang tuanya, juga ke ruangan menggambar Christy.

Namun, sayangnya sosok yang dicarinya tak kunjung ditemukan.

Langkah demi langkah membawa Chika ke luar rumah. Dia terus berjalan menuju taman belakang. Namun sosok adiknya masih tidak terlihat. Hingga sebuah suara tawa tiba-tiba saja menyapa telinganya dengan lembut.

Keningnya berkerut bingung. Matanya beralih memicing ke arah luar. Melihat sosok anak kecil yang dicarinya dan juga sebuah mobil hitam terparkir di sana.

"Christy diculik?" gumamnya saat samar samar Ia bisa mendengar obrolan Christy dengan seseorang di depan sana.

"Kitt-"

Tatapan Chika malah sibuk melihat pada seseorang yang tiba-tiba muncul dihadapannya. Dari bawah hingga atas, Chika masih tidak mengedipkan matanya. Sosok dihadapannya saat ini benar-benar berpenampilan dengan rapih. Celana levis, sneakers hitam putih dan kaos hitam yang dibalut dengan kemeja flanel berwarna navy.

"Kenapa lo?"

"Kak Vivi.."

"Iya, kenape?"

"Lo ngapain di sini?" tanya Chika setelah berhasil mengalihkan pandangannya ke arah lain.

Vivi menarik Christy untuk masuk ke dalam pelukannya. Ia menepuk-nepuk puncak kepala Christy sambil sesekali mengusapnya lembut. Namun matanya tak beralih sedikitpun dari Chika.

"Ngajak adek lo jalan,"

"Christy?" tanya Chika spontan.

Vivi menatap Christy. "Kak Chika punya adik lain selain kamu?"

"Enggak!"

Vivi tersenyum tengil saat melihat wajah kaget Christy. "Masa Kakak kamu nanya sih, berarti dia punya adik lain selain kamu. Emangnya kamu ngga marah?"

Christy melipat kedua tangannya di depan dada. Ia berbalik menghadap Chika. Raut wajahnya Ia buat sekesal mungkin, tetapi yang terlihat malah suatu kelucuan di sana.

"Kak Chika jahat!" Teriak Christy sambil memukul-mukul lengan Chika. Adik kecil Chika itu mulai memajukan bibirnya. Matanya pun mulai berkaca-kaca. Tak lama kemudian Christy pun berlari pergi, masuk ke dalam rumah.

Tentu, hal itu berhasil membuat Chika panik. Gadis itu menatap tajam Vivi, sedangkan gadis yang ditatap hanya bisa memeletkan lidahnya sambil bersandar di pintu samping mobil.

"Nyebelin banget sih?!" Kesal Chika sambil mengarahkan tangannya ke lengan Vivi, tapi dengan cepat ditahan oleh Vivi.

"Ayo jalan," ajak Vivi.

"Jalan? Noh, adek gue nangis gara-gara lo ya Sueb! Tanggung jawab cepet!"

"Bercanda doang kan,"

"Anak kecil mana tahu bercanda sih malihhhh. Ah kagak tahu dah, sana lo pulang aja, bikin susah aje!" Chika pun akhirnya berlari ke dalam rumah, meninggalkan Vivi yang masih bersandar di pintu samping mobil. Gadis itu memijit pelipisnya, sekiranya apa yang dilakukannya tidaklah benar-benar berhasil. Ia pikir dengan merayu Christy untuk berlagak marah sangat mudah. Tapi ternyata malah berbalik menyerang dirinya sendiri.

"Gini nih, efek kagak punya adek. Mana ngerti gue,"

Vivi terus menghela napas berat sambil langkahnya berjalan masuk ke pekarangan rumah Chika.

V I K U YTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang