chapter 12

0 0 0
                                    

Bagaimana mau memulai rasa
Sedangkan kamu masih ada rasa
Dengan yang disana

Kevan

***

"Boleh gabung?"  Tanya seorang siswi yang sangat sangat fanya kenal. Suara sok imut,sok polos.

Fanya menghela nafas berat. Kenapa harus ikutan nimbrung sih ni bocah. Pasti mau manas manasin fana. Pikirnya.

"Oh gaboleh ya." Ucap nessa dengan nada pelan lalu hendak beranjak pergi.

"Eistt. Boleh kok duduk aja." Fanya terkejut dengan penuturan dari fana. Serius kah makhluk satu ini tuhan.

Galang dkk memperhatikan nessa dari tadi dalam diam. Mereka sangat tidak menyukai nessa apalagi geng gafi.

Yang menarik tangan nessa tadi adalah fana, yap fana.

Nessa menaikan alisnya sebelah. Lalu duduk disebelah fana. "Thanks ya." Ucapnya dengan senyum yang tersirat

"Santai aja, lagian tempat lain udah penuh juga." Jawab fana

Nessa menoleh mencari seseorang yang mengambilkan makanannya,

"Gafi" panggil nessa sambil melambaikan tangannya. Fanya mengambil nafas berat, lalu berdiri.

"Guys gue permisi mau ketoilet. Lo ikut gak fan." Ucap fanya ke fana

"Ga, gue disini aja fanya. Capek jalan mulu"

Sesampainya gafi, reno dan naufal, fanya hendak beranjak lalu dipanggil oleh iren.

"Nya, gue ikut. Beb tunggu ya" pinta iren ke nando.

"Jangan lama lama ya beb, kamu kan tau aku gak bisa pisah dari kamu lama lama."

"Najis" celetuk alfi.

"Anjay, hiri bilang brader." Timpal kevan sedari tadi diam.

"Rupanya selesai juga lu natap fana dari tadi van." ucap galang yang sadar sedari tadi kevan menatap fana tanpa kedip

"Cewe cantik gak boleh gak di tatap lah, mubazir ya gak fana?"  Tanya kevan sambil menatap muka fana dan dibalas senyum oleh fana.

"Bisa aja lo Bambang" timpuk alfi

"Hai fana" sapa reno, fana yang disapa pun menoleh ke arah reno dan memberikan senyum tipis.

"Semenjak kejadian dulu, baru pertama kali kita satu meja lagi ya" ucap naufal.

Fana menganggukan kepalanya.

"Iya nih, lama banget ya." Ucap fana sebentar lalu menyeruput jus naga nya.

Galang dkk hanya mendengar kan pembicaraan naufal dan reno dari tadi.

Kevan menyadari bahwa sedari tadi fana mencuri tatap ke gafi. Namun tidak disadari oleh gafi karena ia dari tadi sibuk bersama nessa.

"Wei wei wei, gilak sih lantai satu heboh." Ucup alfi heboh membaca berita di grup sekolah angkasa.

"Ada apa sih?"  Tanya nando penasaran.

"Kata adek kelas sih gegara tamu yang diundang sekolah itu suger daddy. "

"Gitu aja heboh." Timpal galang

"Gue gak heboh, grup sekolah yang heboh." Kata alfi cemberut manja.

***

Dilain tempat.

"Kenapa wc lantai satu fanya."

"Biasa kak, memperlambat. Malas gue lama lama disana dekat nessa dan antek anteknya."

"Lah kenapa emang?"  Tanya iren sambil merapikan rambutnya di kaca

"Malas aja gitu ngeliat dia sok polos, lugu. Enek gue kak." Jawab fanya jujur

"Sama sih gue juga malas sama itu orang, suka ngedrama pas hari senin. Kalau aja bokap gue gak kerja diperusahaan bokap dia. Udah gue labrak tu orang." Greget iren

"Hah serius lu kak, hahaha kasian banget lu pengen ngelabrak tapi takut bokap lu diancam bokap nya nessa."

"Ya gitu deh. Temen temen gue juga sih malas sama nih orang, lantaran kita juga mau lulus yaudah gak usah cari gara gara."

"Gimana bokap lu kerja sama di perusahaan bokapnya fana aja kak, kasian bokap lu kerja diperusahaan bokapnya nessa. Pasti terkekang."

"Emang bisa, tapi bokap gue dikontrak diperusahaan itu."

"Masih berapa lama kak kontrak nya habis?"

"Yaah sekitar 1 tahun lagi, percuma gue ngelabrak dia. Dah lulus gue baru kontrak nya habis."

"Gak papa lah, nanti kalau udah kontrak nya habis calling aja gue. Ntar gue bantu supaya bokap lu kerja diperusahaan nya bokap fana."

"Emang bokap fana kerja apa, sampai lu suruh bokap gue kerja sama dengan bokap nya fana." Tanya iren ke fanya

"Banyak kak, semuanya bokap nya fana yang punya. Bokapnya investasi apartemen di berbagai negara, punya tambang, perusahaan berlian dan emas, punya mall besar di singapore dan malaysia. Saham dimana mana. Dan masih banyak lagi."

"Widih sultan banget ya"

"Pastinya kak, sampai sampai bokap gue aja kewalahan bolak balik negara karena jumpa klien nya bokap fana."

"Wah hebat juga yaa si fana, tapi penampilan nya biasa biasa aja." Kata iren sambil membayangi fana.

"Karena dia gak mau orang lain tau kak. Eh buset dari tadi diluar ribut amat dah. Keluar yuk kak"

"Yoklah."

Iren dan fanya keluar dari toilet. Pemandangan yang fanya dan iren dapatkan adalah seseorang yang berjalan gagah tegap, memakai setelan jas tuxedo.
Beserta 6 orang bodyguard berjas hitam dan kaca mata hitam yang mengikuti dibelakang lelaki bertuxedo biru dongker tersebut.

"Anjay suger daddy" iren tidak sengaja terceplos dan langsung sigap menaham mulutnya dengan kedua tangannya

"Pa.. Pa.. Papa David loh." Ucap fanya terbata bata tidak percaya.

***

Bersambung

2/1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang