chapter 6

0 2 0
                                    

Aksara dalam hening
Menambah kesan didalam sajak yang terdiam
Aku mungkin tidak bisa mengutarakan tapi aku mencoba membacanya dari mata yang terdiam itu

Naufal Diantama Nugraha

***

Fana turun dari angkot memasuki gedung sekolah elit. Ia bukannya tidak memiliki kendaraan hanya saja terlalu malas untuk mengendarainya

"Lo naik angkot?"  Tanya nessa yang berada dibelakang nya sambil menggandeng tangan gavi

Fana tidak menanggapi pertanyaan dari nessa karena ia tahu bahwa nessa ingin merendahkannya didepan gavi

'Sombong banget sih ni cewek' batin nessa
"Sst van, ayo dong mulai rencana nyaa" bisik nessa dengan suara yang pelan agar tidak terdengar oleh fana

Gavi berdecak malas kenapa ia mau saja menuruti permintaan sahabat kecilnya itu "nanti aja deh nes gue malas"

"Yaudah tapi janji yaa nanti" ucap nessa sambil mengarahkan jari kelingking nya

"Iyaa janji" gavi menerima janji jari itu lalu mengacak pelan rambut nessa sehingga menimbulkan sorakan kecil dari siswi siswi yang ada dikelas maupun di koridor

Nessa tersenyum bangga, gavi sangat mudah di bujuk.

***

Dalam 4 jam pelajaran pertama fana hanya diam melihat kedepan, Fanya yang melihat itu pun kebingungan biasanya meski pun fana jarang berbicara tapi ia masih sempat mengucap kan selamat pagi kepada Fanya. Namun kali ini aura yang dikeluarkan fana sangat berbeda, dingin.

Bel istirahat pun berbunyi Fanya menghampiri meja fana, Fanya melihat fana masi berkutat dengan buku nya. Gadis ini sudah pintar tapi mengapa masih belajar padahal di jam istirahat pun jika tidak dipaksa Fanya ia tak akan berkutik dari mejanya, pena dan bukunya.

"Fan, gifana woii" panggil Fanya kesal karena fana tidak menoleh padanya

"Gifa plis ngadep ke gue sekarang dan ini perintah" tegas Fanya lalu ia merubah raut wajahnya jengah "dari tadi kek gini, kan muka cantik gue ada juga yang liat."

Fana menghadap dan menatap wajah Fanya dari sorot matanya banyak yang ingin ia ceritakan "mmmm kita ke taman yuk" ajak Fanya lembut ia menduga bahwa sekarang fana ingin menangis

Fanya menarik lembut tangan fana membawa nya ke taman belakang yang hanya ada mereka berdua disana

"Ada apa, masalah apa lagi, lo tau sendiri kan kalau lo gak bisa menolak bohong ke gue pasti ada yang ingin lo sampaikan''

Fanya mengenal fana dari SMP. Ia mengenal fana dari yang ceria sampai menjadi pendiam

"Mereka cerai" 2 kata 11 huruf dan satu makna dapat membuat Fanya terkejut. Apa yang diutaran fana, Fanya tahu betul gadis itu sangat terpukul. Fanya memeluk erat tubuh fana memberi ketabahan ke fana

"Keluarin, nangis aja gak ada yang liat" air mata Fanya sudah mengalir deras begitupun fana ia tidak kuat dengan situasi ini kapan ini berakhir.

"Gak salah gue suka sama lo" ucap seseorang dari jauh, "woii yok gue udah selesai." Mereka berdua pergi dari taman belakang menuju kantin menyisakan Fanya dan fana

"Masuk kelas yuk, bentar lagi bel" ajak Fanya ketika tangis fana mereda

"Yaudah sekarang jangan mewek lagi, oke  roda itu pasti berputar kok lo gak harus sedih terus kek gini kasian papa lo. Sebenarnya dia juga berjuang kan buat lo, dia kerja sampai keluar negri ngurus kantor nya trus rela pisah dari lo demi dapat uang dan buat donor ginjal lo"

Yap fana menderita gagal ginjal waktu kecil, sampai sekarang tidak ada pendonor yang cocok. David- papa fana sudah bolak balik Indonesia luar negeri demi mencari donor untuk anak tersayangnya Putri tunggal nya.

"Sekarang lo itu harus optimis buat sembuh dan lo harus rajin cuci darah kan ada gue trus yang nemenin lo gue sayang banget tau sama lo"

"Sayang gue atau sayang otak gue" fana terkekeh kecil menanggapi perkataan fanya

"Dua dua nya sih, kan lo pintar murid kesayangan sekolah. Dan lo juga harus tau satu hal kalau berbagi itu indah" ucap fana sambil menaik turunkan alis nya sambil tersenyum lebar

"Terserah lo aja, yuk ke kelas'' kata fana sambil tersenyum tipis

"Gitu dong dari tadi SENYUM kan gini enak juga dipandang. Yuk"

***

Happy reading guys

Pesan dari aku buat kalian hargai para author buat mengkaryakan cerita cerita mereka, mungkin dengan kalian ngasi⭐⭐⭐ buat nyemangatin para author

2/1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang