Ku harap semesta kali ini memberikan warna yang indah untuk dirinya yang gelap
Fanya Razella
***
"Serius lo gak mau ikut pulang bareng gue." Tanya Fanya sekali lagi meyakini fana agar mau ikut bersamanya pulang
"Gak, gue naik angkot aja" jawabnya
"Seriusan lo" tanya nya lagi dan fana menjawab dengan anggukan kecil
"Lagian lo horkay, mobil ada tapi malas dipake bagus buat gue aja mobil lo." Ucap fanya
"Enak aja lo, dah pulang sana kasian pak tarno nungguin lo." Kata fana sambil mendorong kecil punggung Fanya agar wanita itu pulang
"Iyaa iyaa santai dong mbak." Ujar Fanya lalu melenggang pergi meninggalkan fana
Sudah 15 menit fana menunggu tapi tidak ada satupun angkot yang lewat. Bosan,, tentu saja siapa yang mau menunggu. Menunggu itu membosankan.
"Lo belum pulang?" Tanya gavi kepada fana.
Fana menggelengkan kepalanya pelan lalu beranjak berdiri, fana tersentak mendengar suara yang ia kenali. Fana tidak salah menduga jika yang bertanya pada dirinya itu adalah gavi, ia berjalan meninggalkan gavi ''lah sombong amat, dulu aja ngejar ngejar bilang suka ke gue'' kata gavi pelan
Gavi menyusul fana yang mulai menjauh dari hadapannya, gavi tidak tahu bahwa detak jantung fana sekarang ini tidak teratur. Rasa fana ke gavi itu masih sama namun keadaan yang membuatnya harus melupakan gavi.
"Gak sopan banget mbaknya, ck" ucap gavi yang sudah sejajar dengan fana, yang diajak bicara dari tadi hanya bungkam
"Ohh yaa nama lo fana kan? Gue sering dengar sih tentang lo dari nessa sama naufal. Dan lo kan yang waktu SMP pernah teriakin nama gue dilapangan trus bilang kalau lo suka sama gue." Pertanyaan gavi sontak membuat fana menghentikan pandangan nya didepan lalu menghadap ke lelaki itu
"Lupain, lagian gue gak ngejar lo lagi kan"
"Lah gak bisa gitu dong, kan dulu lo udah pernah suka sama gue masa iya gue lupain gitu aja." Ucap gavi tersenyum. "Lagian kalau gue udah mulai suka sama lo gimana" lanjutnya
Fana sedikit terkejut atas pernyataan gavi tersebut. Hati nya bergemuruh, perasaan dirinya tidak karuan.
"Jangan suka gue, lupain rasa suka lo itu." Kata fana membuat gavi heran dan mengernyitkan dahi nya.
"Kenapa? Lo udah gak suka lagi sama gue."
"Iya, dan lupain rasa suka lo ke gue."
"Gak bisa, enak aja lo nyuruh gue ngelupain. Gegara lo ni yang dulu pernah bilang suka sama gue. Kan gue jadi kepikiran trus."
"Maaf untuk itu." Fana tidak bisa lagi berkutik, ia berharap sekali untuk bisa pergi dari suasana ini. Sungguh ia gugup bisa berhadapan dengan orang yang ia sukai dari dulu
"Maaf lo gak gue terima" gavi terseyum, ia sangat suka melihat fana kehabisan kata kata. Dan sekarang mungkin ini akan menjadi hobinya
"Jadi gue harus apa?" Gavi menyukai pertanyaan fana, ia tersenyum di dalam hati
"Mmmm" gavi sok sok berfikir "mm... Pulang bareng gue" ajak gavi
"Gak, gue bisa pulang sendiri"
"Lo tetap harus pulang sama gue, gak ada penolakan" tekan gavi disetiap kalimat
"Gue gak mau"
"Harus mau, kalau enggak gue kendong lo ke motor gue"
"Kok maksa" kata fana dengan wajah datar
"Oke gue gak maksa, tapi kalau lo nolak yaa harus gue kendong supaya lo mau naik motor gue atau lo gue cium." Gavi tersenyum jahil kearah fana
"Itu namanya maksst..." Ucapan fana di potong oleh gavi
"Gue cium juga bibir lo lama lama, geram gue jadinya. Naik pokoknya, susah amat keknya naik. Lo mau gue kendong? Ohhh okey" kata gavi hendak turun dari motornya
"Ehh iya ni gue naik." Fana naik ke motor nya gavi dengan rasa campur aduk mengapa gavi tiba tiba begini fikirnya
"Nah gitu dong kan gak repot gue mesti gendong lo, jangan lupa pegangan." Ucap gavi sambil menghidupkan motor KLX nya
Fana mengikuti perintah gavi, ia memegang pundak gavi tapi lagi dan lagi gavi berdecak
"Gue bukan tukang ojek lo, nah gini baru bener. Yang erat okee." Ucap gavi meletakan tangan fana dipinggang nya. Perasaan fana benar benar ingin meledak, wajah fana sudah memerah seperti kepiting rebus, untung saja Gavi tidak melihat nya.
Motor gavi melenggang pergi dengan kecepatan standar, gavi dan fana tidak sadar bahwa ada dua orang yang memperhatikan mereka dari tadi
"Si gavi mulus amat yaa aktingnya ckck" ucap naufal sambil melipat datang nya didada
"Gak heran sih kalau nanti dia lulus casting" ucap reno bercanda.
"Tapi gue yakin tu bocah nanti pasti kepikat sama pesona nya fana" kata naufal yakin
"Tau dari mana lo?" Tanya reno heran
"Tau aja gitu dari matanya pasti nanti tu bocah bakal bucin sama fana"
"Tapi kan si gavi itu cuman di suruh sama nessa, dia gak mungkin ada rasa sama fana"
"Gue berani bertaruh demi hubungan fana dan gavi"
"Oke gue bertaruh 1 juta deal" kata reno sambil mengarahkan tangan kanan nya untuk persetujuan
"Ealah 1juta doang 5juta lah" ucap naufal
"Lo mah sultan kalau gue kaga beduit"
"Hahahah ..Oke deh 1juta deal" kata naufal menerima jabatan tangan reno sebagai persetujuan mereka
***
Happy reading guys
Pesan dari aku buat kalian hargai para author buat mengkaryakan cerita cerita mereka, mungkin dengan kalian ngasi⭐⭐⭐ buat nyemangatin para author

KAMU SEDANG MEMBACA
2/1
RandomGifana Khayra Dibara Gadis dengan sejuta senyum yang lenyap Gadis yang bergelar gelap disiang hari Keadaan tidak berubah hanya saja menampakkan sisi asli nya Gavino Alfiansyah Tidak memiliki rasa namun dipaksa bersama, sampai rasa itu pun hadir se...