Milik ku

23.9K 1.5K 24
                                    

Duke Alex meninju tembok di depannya. Ia tidak tahu, kenapa harus melakukan itu. Ada sesuatu yang aneh pada tubuhnya. Jiwa kelakiannya tiba-tiba meningkat. Ia tidak bisa berfikir jernih. Ia khawatir dengan Duchess Anabella dan juga Floria, pasti akan merasakan kecewa padanya.

"Duchess." Duke Alex menyandarkan punggungnya, tubuh tegas itu jatuh merosot perlahan-lahan. "Apa yang harus aku katakan?"

"Tuan,"

Duke Alex menghapus air matanya. Sungguh, dia benar-benar lemah. Apa yang harus ia akan katakan?

"Tuan." Panggil Floria. Sudah sejam Duke Alex berada di kamar mandi. Ia khawatir, takut terjadi sesuatu.

"Apa tuan kecewa, ya?" Floria menggelengkan kepalanya. Lalu mengusap wajahnya. "Tidak mungkin, sangat tidak mungkin. Duke pasti bahagia, buktinya dia tidak menolak ku. Berarti benar, tuan tidak mencintai Duchess. Baguslah,"

tok
tok
tok

"Sebentar," teriak Duke Alex. Ia mengambil jubah mandinya yang tergantung di pojok kamar itu. Setelahnya, ia membuka pintu itu dengan rambut yang basah dan tetesan air yang mengalir di ujung rambutnya.

"Tuan, tuan tidak apa-apa?" tanya Floria. Ia melihat tubuh Duke Alex kanan kiri, memastikan tidak terjadi sesuatu. "Astagah ! ini kenapa Tuan?" tanya Floria melihat jari tangan Duke Alex yang keluar darah.

"Oh, ini hanya luka kecil. Mau melatih tangan ku saja. Ya, sudah. Aku mau ganti baju dulu."

"Aku akan membantu Tuan,"

"Tidak perlu." Ucap Duke Alex.

Floria merasa Duke Alex seperti menyembunyikan sesuatu, tapi ia tidak masalah. Apa lagi sekarang dia sudah berbagi dengan Duke Alex. Dan sebentar lagi akan menikah, hanya menunggu waktu yang tepat.

"Kamu milik ku, Duke. Sama seperti dulu, milik ku. Terima kasih Tuhan, aku bahagia bersama dengan Duke."
Floria pun, bergegas keluar. Ia akan membersihkan tubuh di kamarnya sendiri.

Sedangkan di ruangan lain.
Duke Alex masih termenung dengan kejadian semalam. Niat hati mencari udara segar, bukannya segar malah semakin resah tidak karuan. Bukankah, seharusnya ia senang, tapi hatinya resah. Bagaimana jika Duchess tau? Perkataan itulah yang berputar di kepalanya.

"Apa yang harus aku lakukan?" Gumamnya.

"Tuan, waktunya sarapan." Ucap Floria seraya membawa roti dan segelas susu.

"Maaf Flo, aku tidak berselera. Sebaiknya kita cepat kembali. Aku tidak bisa berlama-lama di sini. Apa lagi pekerjaan ku menumpuk."

Floria mengerti, ia tidak bisa berlama-lama. Duke Alex adalah kaki kanan sang Kaisar. Tentunya dia harus selalu ada untuk Kaisar Roman.

"Baiklah, kita akan pulang hari, tapi setelah Duke sarapan."

Dengan hati terpaksa Duke Alex memakan roti itu. Mengunyah saja sudah susah apa lagi menelannya. Ia merasa bersalah, tapi hatinya gelisah memikirkan pertanggung jawabannya.

"Duke, tidak perlu merasa gelisah. Aku tidak masalah sama sekali. Lagi pula kan, kita sebentar lagi menikah." Ucap Floria.

Duke Alex tersenyum samar, ia pun melanjutkan kembali acara sarapannya. Mencoba menelan roti yang ia kunyah. Namun ia kembali menaruh roti itu di piringnya.

"Aku kenyang, sebaiknya kita cepat bersiap-siap."

"Apa Tuan merasa tidak enak atau ..."

"Tidak terjadi apapun, aku hanya pusing dengan urusan istana."

"Emma," teriak Floria. Wanita yang berada lumayan jauh lari terbirit-birit. "Persiapkan pakaian ku secepat mungkin, aku harus kembali." Perintahnya.

"Baik, Nona."

Tepat jam 04.00.
Keduanya telah sampai di kediaman Duke. Floria merasa kesal, Duke Alex menolak bersamanya di kereta. Dia lebih memilih menunggangi kudanya. Ingin sekali dia marah, tapi ia tidak mau membuat Duke merasa sifatnya seperti anak-anak. Seperti dulu, ia harus paham keadaan Duke Alex.

"Tuan."

"Ada apa Kesatria Luis?" Tanya Duke Alex seraya berjalan menuju pintu kediamannya.

Kesatria Luis tak bisa lagi memenuhi permintaan Duchess Anabella. Dia harus memberitahu semuanya. "Ada sesuatu yang harus saya sampaikan, tapi ..."

Melihat mata Kesatria Luis yang melirik Floria. Duke Alex pun langsung paham. Keduanya butuh waktu berdua.
"Flo, kamu masuk dulu. Aku akan membahas sesuatu dengan Kesatria Luis."

Tanpa rasa curiga, Floria menuruti permintaan Duke Alex.

"Ada apa Kesatria Luis?" Tanya Duke Alex sambil berjalan ke arah taman depan.

Kesatria Luis memantapkan hatinya, ia tidak bisa menyembunyikan lebih lama. Daripada Duke Alex mengetahui dari orang lain, sebaiknya dia mengetahui dari dirinya sendiri.

"Sebenarnya Nyonya ber ..."

"Tuan, Nona Floria pingsan." Ucap Emma dengan wajah panik.

"Apa?!" Teriak Duke Alex yang langsung berlari. Kemudian Kesatria Luis pun menyusul ke dalam.

Ditempat lain.
Duchess Anabella tengah menemui teman lamanya, Viscountess Ava. Keduanya pun terkenal akrab dan waktu kecil, mereka memang sudah berteman.

"Duchess, dimana Tuan Duke. Apa dia tidak menemani mu?" Tanya Duchess Anabella.

Bibir Duchess Anabella seketika mengatup rapat. Tidak mungkin dia memberitahukan jika bersama dengan Duke Leon.

"Saya tadi sendiri," sahutnya berbohong.

"Tidak baik jika kamu keluar dalam keadaan hamil Duchess, sebaiknya Duchess Anabella kemana pun harus di temani oleh Duke Alex."

Bagaimana dia bisa tau, dia lebih mengkhawatirkan Floria dari pada istrinya sendiri batin Duchess Anabella merasa miris melihat hidupnya.

Hurt! Mr Duke (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang