Menghapus Namanya

25.4K 2.5K 45
                                    

"Uh, Romantisnya." 

Serentak keduanya melihat ke arah Duchess Anabella yang tersenyum.

"Duchess."

Selangkah Duke Alex memundurkan langkahnya. Ia seperti seorang suami yang tertangkap basah berselingkuh.  "Itu Duchess, tidak seperti yang Duchess pikirkan."

"Oh, iya." Duchess Anabella mengerutkan keningnya. Ia tidak peduli dengan penjelasan basi dari Duke Alex. Telinganya sudah penuh dengan kisah mereka berdua.

"Duchess itu,"

"Kalungnya cantik Tuan Duke dan Nyonya Duchess. Tidak perlu menjelaskan apapun, kalian memang sudah ditakdirkan untuk bersatu." Duchess Anabella mengelus perut buncit. "Nak, lihatlah. Ayahmu sudah punya istri baru. Istrinya sangat cantik dan ayahmu tampan. Sangat cocok bukan, aku akan menyambut pernikahan kalian dengan sangat meriah. Hingga pernikahan kalian tidak akan pernah dilupakan di masa lalu dan masa mendatang."

Duchess Anabella memutar tubuhnya. Setelah mengatakan kegundahan hatinya, unek-uneknya. Ia akan membuat kedua orang itu menikah, ya menikah dan menikah. Setelah itu ia akan pergi, sehingga tidak akan menjadi bebannya tanpa mengingat masa lalu yang tak perlu ia ingat.

"Seminggu lagi aku akan menggelar pernikahan kalian." Duchess Anabella kembali menghadap ke arah sepasang kekasih itu.

"Bagaimana? Jangan terlalu buru-buru. Aku harus mempersiapkan pesta megah untuk kalian." Ucapnya dengan penuh percaya diri.

"Zoya, kamu harus mencatat semua keperluan Duchess Floria dan Duke Alex."

Aku tidak akan mundur, kalian ingin bersatu. Maka aku akan menyatukan kalian. Sehingga kalian akan mengingatnya di setiap hembusan nafas kalian.

"O, tidak perlu berterima kasih. Aku secara khusus dan bahagia melakukan ini. Baiklah, aku mau istirahat. Maaf mengganggu waktunya." Duchess Anabella terkekeh. 

"Duchess apa yang kamu katakan? Siapa yang akan menikah? Aku tidak …"

"Jangan begitu Tuan, bagaimanapun juga saya ini istri sah tuan. Tidak baik menolak kebaikan istri pertama untuk istri kedua." Potong Duchess Anabella seraya menaikkan kedua bahunya.

"Duchess!!.." Bentak Duke Alex. Entahlah, hatinya sangat sakit melihat perlakuan istrinya.

"Kenapa? Seharusnya Tuan Duke senang." 

Floria menatap nanar Duke Alex. Seolah laki-laki di depannya tidak menerimanya. Seharusnya laki-laki di depannya harus senang.

"Apa Tuan Duke tidak ingin menikah? Ah, aku tidak yakin. Nona Floria tenang saja. Sebentar lagi anda akan menjadi seorang Duchess."

"Tidak, aku bukan tidak senang, tetapi ini mendadak. Aku akan menikahi Floria setelah kamu melahirkan."

"Tidak perlu, Tuan Duke. Jangan jadikan kelahiran anak ku penghalang hubungan kalian."

Duchess Anabella pun langsung pergi, cukup sekarang. Tidak akan ada lain lagi. Di hatinya, cinta itu sudah berubah menjadi benci. Ia akan menutupi cinta itu dengan sebuah kebencian.

Sedangkan Duke Alex, hatinya merasakan sakit. Dadanya terasa sesak. Ia melirik wanita di sampingnya. "Aku ingin menenangkan pikiran ku."

Duke Alex berlalu pergi. Ia mencoba menenangkan hatinya. Hatinya terasa panas. Sesanpainya di kediaman. Duke Alex memegang tepi ranjangnya. Lalu menoleh, melihat sebuah lukisan pernikahan. Ia menelan ludahnya, lukisan Duchess Anabella. Bukan lagi tersenyum, tetapi menatap tajam seolah membencinya.

"Tidak, tidak, jangan. Jangan Duchess, jangan membenci ku."

Prank

Tanpa sengaja ia menyenggol vas bunga di atas nakas itu. Keringatnya pun mulai bercucuran di dahinya. 

Ia mengelap keringat di dahinya. Lalu menatap lukisan itu kembali. Tidak terjadi apa pun. Lukisan Duchess Anabella tersenyum. "Ada apa dengan ku?"

Sementara di tempat lain.
Setelah melihat ketegangan Duke Alex. Floria merasa geram, ia tidak suka dengan perkataan Duchess Anabella yang menyudutkan Duke Alex. Seharusnya, Duchess Anabella tau keadaan saat ini. Duke Alex tidak mungkin menikahinya dalam keadaan Duchess Anabella lagi hamil. Mau di taruh dimana wajahnya. Suatu hal tabu jika menikah dalam keadaan istri lagi hamil. Anaknya yang di dalam kandungannya akan mengutuk pernikahannya.

"Duchess, apa maksud mu mengatakan seperti itu? Apa kamu ingin Duke Alex merasa tertekan? Dengan begitu kamu akan puas. Dia suami mu,"

Duchess Anabella membuka matanya seiring hatinya yang mulai lega. Meskipun masih ada rasa sakit.

"Sekarang kamu mengatakan Dia suami ku. Saat kamu datang kesini, apa kamu pernah berfikir? Kediaman siapa yang kamu datangi? Kediaman laki-laki yang sudah beristri."

Duchess Anabella melangkah, ia mengelilingi tubuh Floria. Niat hati ke taman depan ingin menghilangkan kesesakannya, tapi sudah di hancurkan oleh kedatangan wanita di depannya. "Katakan, saat kamu datang kesini kediaman siapa yang kamu datangi? Cinta masa lalu mu yang sudah beristri. Aku menerima mu datang ke rumah ini. Karena aku menghargai Duke Alex."

"Kamu mencintainya,"

"Benar, aku mencintainya."

Deg
Deg
Deg

Air mata mulai membasahi pipinya, dadanya terasa nyeri. Hatinya seakan meledak, hancur berkeping-keping. Urat-urat tangannya mulai terlihat.

"Aku memang mencintai, tapi tidak kali ini. Aku Anabella, mulai hari ini dan detik ini juga. Aku akan menghapus namanya." Teriak Duchess Anabella.
"Dan cinta itu akan berubah menjadi kebencian."

"Jadi selama ini anda mencintai Duke,"

"Benar, aku tidak menyangkalnya." Tegas Duchess Anabella.
"Tapi Duke akan menceraikan Duchess."

"Dengan senang hati aku akan menerimanya. Apa kamu pikir aku akan menangis, bagi ku cinta Tuan Duke tidak pantas di perjuangkan."
"Aku minta maaf, karena aku tidak membalas cinta mu."

Sejurus mungkin Duchess Anabella memutar tubuhnya. Ia melihat Duke Alex menatap nanar ke arahnya. Tubuhnya langsung memanas. "Kamu tidak perlu meminta maaf Tuan, karena akulah yang salah. Dan sekarang aku tidak akan mengulanginya lagi."

"Aku tidak akan melakukan kebodohan yang kedua kalinya."

Duke Alex menunduk, ia tersenyum tipis. Ia tidak menyadari, Duchess Anabella telah mencintainya. Akan tetapi hati ada rasa bahagia sekaligus sakit. Ia senang Duchess Anabella mencintainya, namun mendengarkan tidak ada lagi cinta. Ia merasakan sakit. Apa benar cinta itu sudah hilang? Hatinya serakah, ia ingin di cintai Duchess Anabella.

"Duchess."

Duchess Anabella tersenyum seraya melangkah ke arahnya. Ia harus kuat, kata maaf itu sudah mengoyak-ngoyak hatinya. "Maaf, aku juga minta maaf karena telah mencintai mu. Aku berjanji tidak akan ada kedua kalinya."

Duchess Anabella melewati Duke Alex. Namun pergelangan tangannya di tahan oleh Duke Alex. Seakan hatinya tidak rela melepaskannya. 

Duchess Anabella melepaskan tangan Duke Alex. Setiap kenangan yang terlintas di otak mereka, seolah akan sirna dalam sekejap. 

"Hubungan kita sudah berlalu. Akhirnya aku lega,"

"Apa kamu akan membenci ku?"

"Apa mata ku mengatakan cinta? 

Duchess Anabella mengunci tatapannya tanpa berkedip. Duke Alex pun bisa melihat, di mata itu ada sebuah kebencian, bukan lagi cinta.

"Apa kamu tidak bisa membenci ku?" Tanya Duke Alex seraya merangkup kedua pipinya.

"Aku membenci Tuan, ketika Tuan memisahkan diriku dengan Emelin. Aku tidak masalah, kekasih masa lalu mu datang. Aku tidak menyesal melepaskan sesuatu yang bukan milik ku. Akan tetapi, kini aku menyesal. Seandainya aku menuruti permintaan Emelin. Dia tidak akan menghilang dari hidup ku." 

Duchess Anabella melepaskan kedua tangan Duke Alex di pipinya. "Maaf Tuan, juga tidak bisa menghidupkannya."

Hurt! Mr Duke (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang