Tanggung Jawab

17.2K 1.4K 5
                                    

Setelah menghabiskan waktu bersama. Duke Leon mengantarkan Duchess Anabella sampai kediamannya. Duchess Anabella masuk di ikuti Zoya. Sementara Duke Alex mengekori dari jarak jauh. Wajahnya yang suram menambahkan kedinginannya. Jika di lihat oleh siapa pun, bisa jadi orang itu langsung kabur. Ia sangat yakin, namun keyakinannya di patahkan saat semua perlakuan Duchess Anabella memperlakukan Duke Leon seperti orang yang sangat istimewa. 

Entah sampai kapan dia harus menyakinkan Duchess Anabella jika hatinya sekarang di penuhi oleh wajahnya. Ia tidak tahu, melakukan cara apa lagi. 

"Duchess, apa ini kamu rasakan saat aku memperhatikan Floria? Sungguh sakit, aku sangat merasakan apa yang kamu rasakan. Maafkan aku yang tidak bisa menjaga perasaan mu."

Berbicara tentang Floria, hatinya mendadak ingat semua kejadian yang tak pernah dia harapkan. "Apa aku menyerah saja? Tubuh ku sudah kotor, aku tidak bisa menjaga tubuh ku sendiri. Bagaimana aku bisa menjaga mu?"

"Tuan," seru Kesatria Luis.

"Luis, kamu lihat punggung itu. Dulu aku bisa menjangkaunya, tapi sekarang semakin aku mendekat punggung itu semakin menjauh." Duke Alex menengadahkan wajahnya ke langit malam. Ia biarkan air matanya membasahi kedua pipinya.

"Apa yang harus aku lakukan Luis? Aku sudah berbuat kesalahan. Aku kotor, aku sudah membuat kesalahan. Aku tidak pantas berdiri sampingnya, tapi aku ingin berdiri di sampingnya. Seandainya dia tahu, mungkin dia akan bertambah benci pada ku."

"Aku yakin, Duchess Anabella pasti memaafkan Tuan."

"Maaf, rasanya sangat sulit. Tetapi aku tidak akan menyerah semudah itu. Aku akan membuatnya mencintai ku seperti dulu."

Duke Alex melanjutkan langkahnya, ia menyusul Duchess Anabella yang masih berdiri di ruang tamu. Menatap semua hadiah yang dia berikan.

"Duchess, apa kamu menyukainya?" Tanya Duke Alex tersenyum lebar. Ia tidak pernah memberikan hadiah seperti saat ini pada Duchess dan istrinya pun pasti sangat menyukainya.

"Apa maksud Tuan memberikan semua ini?" 

"A-apa aku salah? Ini untuk mu Duches. Aku memberikannya semuanya karena kamu sangat menyukai jadi aku membelinya. Bukankah bunga mawar putih sangat kamu sukai."

Duchess Anabella merasa tak enak menolaknya. Akan tetapi, ia tidak bisa menerimanya, sama saja hubungannya akan membaik. Sekarang bukan saatnya memperbaiki. Semakin di perbaiki, semakin pula hubungan itu akan retak. Laki-laki di depannya tidak bisa memilih dia dan Floria. Sudah cukup bertahan dan di abaikan. Bahkan tangan itu yang dulunya hangat pernah menamparnya. Semakin dia ingat, semakin sakit yang ia rasakan.

"Simpanlah semua karangan itu, dan kamu Zoya. Bawa bunga mawar putih itu ke kamar ku."

Duke Alex menggertakkan giginya. Perih, seperti ribuan pedang yang menusuk seluruh tubuhnya.

"Apa ini yang kamu rasakan saat aku mengabaikan mu?"

Duchess Anabella menghentikan langkahnya saat kakinya menaiki anak tangga. "Jauh, jauh seperti saat ini. Tangan Tuan pernah menampar ku, saat itu pula hati yang dulunya utuh tidak bisa seutuh lagi. Hati itu sudah hancur."

"Apa memang tidak bisa kita bersama?" 

"Tidak bisa, kali ini keputusan ku sudah bulat. Aku tidak bisa bertahan, lepaskan aku, Tuan. Aku tidak akan memilih Tuan atau pun Duke Leon. Semuanya tidak bisa mengembalikan dari awal. Bertanggung jawablah pada nona Floria, dia lebih membutuhkan Tuan dari pada diriku."

"Duchess, aku …"

"Benar yang di katakan oleh Duchess, aku sangat membutuhkan tanggung jawab dari Tuan. Aku tidak bisa hancur setelah kejadian itu."

Hurt! Mr Duke (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang