Penolakan

16.6K 1.4K 14
                                    

Duke Alex mengepalkan tangannya, lalu membukanya. Wajahnya terasa gusar, ia takut menemui Duchess Anabella. Apa lagi mengungkit masalah Floria. Semuanya bertambah runyam. Istrinya memberikan kesempatan untuk menikahi Floria, lalu bagaimana dengan hubungannya? Apakah istrinya akan tetap melanjutkan hubungan itu.

Duke Alex menarik nafasnya dalam-dalam, ia memutar handle pintu itu tanpa keraguan sedikit pun. Namun, pintu itu sudah terbuka lebih dulu.

"Tuan."

Zoya menunduk, entah apa lagi yang Duchess akan lakukan pada majikannya. Mungkin saja, dia sekarang berterima kasih karena sudah memberikannya kesempatan tanpa menggugat cerai.

"Apa Duchess sudah tidur?" Tanya Duke Alex seraya mencodongkan badannya ke depan.

"Siapa Zoya?" Suara itu langsung membuat Duke Alex kembali seperti semula. 

Dia berderhem. "Ini aku, Duchess."

Duchess Anabella yang duduk di tepi ranjangnya. Ia pun turun dan menyambut suaminya itu, agar tidak menghilangkan rasa hormatnya sebagai wanita bangsawan.

"Silahkan masuk Tuan," seru Duchess Anabella.

Duke Akex memasuki kamar Duchess Anabella. "Aku ingin berbicara pada mu Duchess, masalah itu. Aku benar-benar minta maaf, tolong maafkan aku karena sudah menyakiti mu aku bersalah."

Aku bisa memaafkan mu, tapi aku tidak bisa menghilangkannya batin Duchess Anabella.

Duke Alex membungkuk di lantai, satu tangannya memegangi dada kirinya posisi menyilang dan menunduk dengan kaki kirinya menekuk di lantai.

Hampir saja ia tidak mengenali  seorang Duke, laki-laki di depannya sangat lembut dan murah hati, tetapi, dia tidak segan membunuh jika ada orang yang mengusiknya atau mengusik orang yang dia cintai.

Kedua tangannya terulur memegangi lengan Duke. "Bangunlah, jangan sepertj ini. Aku tidak pantas mendapatkannya."

Duke Alex tidak bisa menahan tangisnya lagi. Ia mendongak, menatap netra biru itu. Hatinya tak kalah hancur mengingat semua perlakuannya dulu. "Aku tidak pantas menajadi pasangan mu. Wanita yang lembut dan perhatian. Kamu tidak pernah sekali pun membantah perkataan ku, kamu menuruti apa yang aku minta dan perintahkan." 

"Tuan, aku mohon berdirilah. Tidak enak jika di lihat oleh para pelayan." 

"Tapi aku mau Duchess memaafkan ku dan tidak meninggalkan ku."

Duchess Anabella menunduk, maaf sebuah kata yang sangat mudah di pahami dalam empat hiruf saja. Ia bisa memaafkan, agar hatinya lega. Tapi ia tidak bisa berjanji untuk pergi.

"Aku sudah memafkan tuan, tapi aku tidak bisa berjanji masalah meninggalkan Tuan. Bisa saja, suatu saat nanti aku sudah lelah dan memilih pergi."

"Aku sangat memohon, aku janji. Apa pun itu aku akan mendukung mu, mencintai mu. Aku akan berubah."

"Bagaimana jika aku meminta dukungan masalah hubungan itu,"

Duke Alex langsung menunduk lunglai, matanya memerah, ia bisa melihatnya dengan jelas saat batu marmer itu menampilak. Kekacawan di wajahnya.

Tidak ada seorang suami yang mendukung istrinya untuk laki-laki lain. Suami mana yang rela istrinya bersama dengan orang lain. "Aku, aku, aku tidak bisa." Lirihnya dengan sangat dalam.

Duchess Anabella memutar bola matanya. "Tidak masalah, tapi kita tidak akan seperti dulu." Raut wajahnya seketika berubah dingin.

"Duches, mintalah yang lain. Aku bisa mengabulkannya. Jika pun aku harus membatalkan pernikahan ku."

Duchess Anabella menyeringai. Dia suka dengan semua yang terjadi malam ini. Hatinya di penuhi kekehan kecil. "Baiklah, tidak ada alasan bagi ku untuk bersama. Buat apa kita bersam. Tuan bisa menghabiskan waktu dengan masa lalu Tuan,  sedangkan diriku, aku tidak bisa mencintai dan mengenag masa lalu ku."

Duke Alex berdiri, sebisa mungkin ia menutup telinganya. Namun perkataan itu masih jelas terasa. "Baiklah, aku akan menuruti semua permintaan Duchess. Asalkan Duchess bahagia, tapi tolong jangan meminta berpisah. Aku, aku tidak mendukung hubungan kalian dan jangan meminta mendukung hubungan Duchess, aku akan menutup mata dan telinga ku. Aku akan akan berusaha tidak terjadi apa-apa." Ucap Duke Alex dengan nada bergetar. Anggap saja malam ini tidak terjadi apa-apa. Biarkan saja hidupnya seperti air yang mengalir. Ia akan sabar menjalaninya. Ini salahnya maka ini adalah hukumannya.

Duke Alex memeluk Duchess Anabella dari belakang. Ia memeluk perut buncitnya itu sambil mengelus. Kepalanya ia sandarkan ke pundaknya. "Duchess aku merindukan mu, bisakah malam ini kita tidur bersama."

Tok

Tok

Tok

"Mengganggu saja." Kesal Duke Alex.

Duchess Anabella melepaskan lilitan yang melingkar di perutnya. Tangannya membuka pintu itu dan seketika mata itu bertemu.

"Duchess, maaf mengganggu. Apa Tuan ada di sini?"

"Benar, Tuan akan tidur di sini. Ada apa?" Tanya Duchess Anabella datar.

"Flo,"

"Tuan, aku datang kesini. Aku kira Tuan menghabiskan malam bersama Duchess. Jadi aku ingin bergabung."

"Aku mau istirahat, jika Tuan ingin bersama Floria. Silahkan,"

"Aku lelah, Flo. Malam ini aku ingin tidur bersamanya." Ucap Duke Alex seraya menghampiri mereka di ambang pintu.

Hah, wanita ini. Aku akan membuat Duke bersama ku dan tidak akan meliriknya.

Hurt! Mr Duke (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang