Asalkan aku tetap menjadi suaminya

20.4K 1.5K 37
                                    

Suasana pagi hari, hawa sejuk dan dingin. Serta gelombang air laut di iringi dengan angin. Menjadikan suasana di bukit itu sangat nyaman menghirup udara segar. Kini ia bisa menghirup udara segar di banding kediamannya. Bukannya menghirup udara segar, tapi menghirup udara panas.

Dia membuka topi dengan hiasan tiga bunga mawar berwarna putih di samping kirinya. Ia biarkan, angin itu membawa rambutnya terombang ambing. Tanpa dia sadari, sepasang kaki melangkah secara diam-diam.

"Duchess."

Wanita itu memutar lehernya. Sebagian rambutnya menutupi wajahnya. Tangan kokoh itu pun menyikapi rambutnya. Hingga terlihat wajahnya yang menggemaskan.

"Duke .."

"Apa aku membuat mu menunggu lama?" Tanya Duke Leon memastikan. Setelah berdebat cukup panjang, akhirnya ia bisa mengalahkan perdebatannya dengan sang Kesatria.

"Tidak, baru saja," ujar Duchess Anabella tersenyum.

Duke Leon merasa lega, ia tidak ingin membuat wanitanya lama menunggu. "Tadinya, aku khawatir kamu akan menunggu lama. O, iya aku membawakan roti kesukaan mu."  Duke Leon menggenggam tangan Duchess Anabella. Keduanya pun menuju sebuah pohon yang rindang.

Duke Leon menghampar sebuah kain di bawah pohon itu. Dengan cekatan dia menaruh keranjang ke atas kain itu. Lalu duduk bersila.
"Duchess, Duduklah."

Sama seperti dulu, laki-laki di depannya tidak berubah dan tidak sungkan. Dia selalu tersenyum hangat. Itulah yang membuatnya sangat mencintainya dulu. "Mana bisa aku duduk di bawah,"

"Ah, iya aku lupa." Lirihnya dengan raut menyesal. Seharunya tadi ia membawa kursi kecil untuk wanita di depannya. "Maaf, aku lupa."

"Tidak, masalah. Bagaimana kalau kita jalan-jalan saja?" tawar Duchess Anabella.

"Ah, ide bagus." Duke Leon mengalungkan lengan Duchess Anabella ke lengannya. Keduanya pun berjalan di bukit itu. Menikmati keindahan ombak di bawah sana.

"Aku senang kita bisa menikmatinya lagi. Seperti dulu."

Keduanya saling pandang. Melihat masa lalu, waktu kebersamaannya. Pantai ini adalah kenangan yang tak bisa di hapus oleh siapa pun. Meski keduanya telah memilih jalan masing-masing.

"Bagaimana hubungan mu dengan wanita itu? Kamu menjanjikannya, bukan."

Deg

Duke Leon sejenak terdiam. Ia hampir lupa dengan Chiara yang saat ini masih menjalin kekasih dengannya. Wanita itu tengah berkunjung ke rumah bibinya.

"Tidak bisa menjawab, Duke menjanjikan pernikahan padanya."

"Itu .... " Duke Leon sibuk dengan pikirannya, entah jawaban apa yang harus ia keluarkan.

"Saat kami melihat ku bahagia bersama orang lain. Saat itu pula kamu memastikan akan melupakan ku. Bukankah begitu,"

Dan benar saja, apa yang di ucapkan oleh Duchess Anabella benar adanya. Ia berbohong saat itu, tapi tentang status kebangsawanannya. Dia tidak berbohong sama sekali. Memutuskan hubungan secara belah pihak, ia merasa kasihan pada Chiara yang sudah menemaninya saat kesedihannya di tinggalkan oleh Duchess.

"Saat kamu mengatakan hubungan ku. Ada keraguan di mata mu Duke. Katakan sejujurnya."

"Itu, aku minta maaf atas kebohongan ku, tapi sungguh aku tidak bermaksud apa-apa. Aku hanya ingin bersama mu. Itu saja,"

Duchess Anabella menatap Duke Leon tanpa berkedip. Duke Leon pun langsung memeluk Duchess Anabella. Ia benar-benar menyesal telah membohonginya.

Sementara di balik pohon yang tak jauh dari mereka. Sepasang mata tengah melihat keromantisan mereka. Dia memukul pohon di depannya. "Aku mencintai mu Duchess, kenapa sangat menyakitkan."

"Tuan, saya akan menjemput Nyonya."

"Tidak, Luis. Aku reka mereka memiliki hubungan. Asalkan Duchess tidak bercerai dengan ku. Aku tidak masalah karena ini memang salah ku. Mungkin ini hukuman untuk ku. Aku akan bertahan, aku akan bertahan sampai nafas ini tidak ada."

Kesatria Luis tidak habis pikir dengan pikiran Duke Alex. Menikah, tapi melihat Duchess Anabella bermesraan dengan orang lain. Sama saja menyakitinya secara pelan-pelan. Pikiran bodoh macam apa yang ada di otak majikannya. Haruskah, cinta menjadikan orang bodoh. Tidak tau mana yang benar dan salah.

"Tidak, ini tidak benar. Saya tidak bisa melihat Tuan seperti ini. Perkataan Tuan salah."

"Katakan pada ku, apa yang harus aku lakukan selain mempertahankan hubungan ini dengan cara itu. Duchess benar-benar ingin meminta cerai." Duke Alex menghapus air matanya. "Aku tidak masalah, sekali pun mereka menjalin hubungan. Asalkan aku tetap menjadi suaminya."

Hurt! Mr Duke (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang