The reason // Heewon

2K 147 5
                                    


Tag :

- fluff

- light angst

- Mention tentang i land.










............
























Heeseung pernah mewanti-wanti tentang betapa sulitnya bertahan di acara survival agar bisa debut. Terlalu banyak tekanan dan tekanan yang kian hari membuatnya terpuruk sendirian.

Ini baru beberapa minggu setelah mereka semua bertemu, tapi Heeseung sudah bisa merasakan jika banyak kebencian tersendiri untuknya.
Mereka tidak membiarkan Heeseung mendapatkan apa yang ia mau, kadang pula mengabaikannya dan menganggap lelaki itu tidak ada.

Apa ini memang resiko jika ia sudah sangat berbakat?

Bagaimanapun juga, dirinya harus bertahan sebisa mungkin. Ia harus debut di tahun itu atau ia akan menunda waktu debut lagi entah sampai kapan.
Jika memang dunia begitu keras, Heeseung juga bisa lebih keras dengan dirinya sendiri.

"Hyung! Mau makan bersama?"

Seorang pemuda manis menghampirinya dengan cepat. Mencoba menarik tubuh Heeseung yang duduk di pojok ruang latihan sendirian.
Yang Jungwon, pemuda dengan segala keceriaan dan energi yang tidak ada habisnya.

Heeseung sudah mengenalnya sebelum acara ini terbentuk, tapi tidak pernah benar-benar dekat karena ia terlalu sibuk untuk menunjukkan kepada agensi jika ia pantas debut.

"Nanti saja. Aku sedang tidak selera"

Heeseung tidak berbohong. Lagipula ia memang sudah memakan beberapa roti sampai kekenyangan sejak tadi, dan alasan lainnya ia sedang tidak ingin bertemu dengan trainee lain.

"Yasudah. Aku akan menemanimu disini"

Jungwon mengambil salah satu ipad, memutar kembali dance yang sedang ia pelajari.
Heeseung menatap nya lama, sedang berpikir kenapa Jungwon mau menemaninya disini.

Jungwon tidak ada di dalam team yang sama dengannya, tapi pemuda itu tetap menemaninya. Tidak ada pandangan iri dengki atau bahkan meremehkan.

Jungwon hanya ada disana, tulus menemani Heeseung yang kesepian



Bukankah pemuda itu terlalu baik untuk menghadapi acara yang kejam ini?






.......












Sejak saat itu keduanya semakin dekat. Dimanapun Heeseung berada, Jungwon juga ada disana. Jungwon bagaikan energi tersendiri untuk Heeseung agar tidak mudah menyerah.

Jika trainee lain kebanyakan menyimpan rasa iri dengki yang tentunya Heeseung tidak bisa salahkan, Jungwon ada disana dan fokus untuk dirinya sendiri.
Ia akan meminta bantuan pada seseorang yang dirasa lebih mampu, Jungwon berteman dengan semua trainee, pemuda itu selalu memberi pelukan hangat pada semuanya.

Lalu, Heeseung sadar jika Jungwon bukan hanya sekedar pemuda naif yang sedang mengejar mimpinya.

"Aku akan menuruti apa yang kau inginkan. Jika kau masih ingin posisimu, kau bisa mendapatkan itu dan kita berlatih bersama" Kata Heeseung yang mencoba mengabaikan tatapan K padanya.

Mentor memberi saran agar part yang Jungwon dapatkan diganti dengan orang lain, dan K ingin jika Heeseung yang menggantikan pemuda itu.

Jungwon menekan pipinya pelan, pikirannya sedang mencoba merangkai semua prakiraan tentang perform mereka jika ia tetap memutuskan berganti posisi.
Ia harus cepat berpikir agar mereka bisa berlatih lagi secepat mungkin.

"Aku akan bertukar"















.......











Heeseung bisa merasakan ketakutan besar di hatinya. Ini bukan karena dirinya sedang ada di dalam posisi yang berbahaya, ini tentang Jungwon yang sejak tadi namanya tidak disebutkan.

Apapun itu, Heeseung hanya berharap jika Jungwon tidak akan tereleminasi.
Tekadnya sudah bulat, ia harus debut bersama Jungwon.

"Kenapa namanya belum dipanggil?" Heeseung tau jika Jay juga memiliki ketakutan yang sama.

Ini pertama kalinya Jungwon memiliki voting yang sangat rendah dan Heeseung tau jika memang akhir-akhir ini Jungwon sangat tertekan.

Entah apa yang terjadi di dalam sana. Rasanya Heeseung ingin berlari, membawa Jungwon kedalam pelukannya. Tapi nyatanya ia hanya disana, berdiri dengan penuh ketakutan bersama dengan trainee lain guna menunggu siapa yang bisa bertahan diantara Hanbin dan Jungwon.








































Tangisannya pecah saat melihat Jungwon muncul dari dalam lift dengan lemas. Tanpa berpikir panjang, Heeseung menghampirinya sambil memberi pelukan hangat seperti yang sering pemuda itu berikan pada trainee lain.

Ini pertama kalinya, Jungwon terlihat menangis meski tanpa suara.

Jungwon terlalu berharga untuk mendapatkan kekejaman semacam ini.





















.....


























Heeseung berusaha semaksimal mungkin untuk tidak menangis terharu di kemenangan pertama mereka.
Berusaha untuk ikut menyanyi sambil menari untuk merayakan hal itu yang justru makin membuatnya terharu.

Rasanya baru kemarin ia diumumkan untuk debut, rasanya baru kemarin mereka pertama kali syuting music video dan kini ketujuhnya berhasil menang di acara musik.

Ia menoleh ke sampingnya, mendapati Jungwon yang juga masih dalam mode terkejut.

Heeseung berhasil, mereka berhasil debut bersama.


Pelukan itu kembali di arahkan pada tubuh Jungwon yang lebih kecil darinya. Keduanya kembali berpelukan, tapi kini penuh dengan kebahagiaan.


"Kita berhasil"

"Kita berhasil"



Dalam hidupnya, Heeseung bersyukur karena tuhan mempertemukannya dengan Jungwon. Dibandingkan dengan lilin yang bisa menerangi ruangan gelap, Heeseung lebih suka menganggap Jungwon sebagai pemantik apinya.

Jungwon adalah sumber cahayanya.

Dan Heeseung akan menjaga pemuda itu sebaik mungkin. Meskipun kini pemuda itu mendapat gelar leader, Heeseung tetap ingin menjaganya.



Karena kini, Jungwon adalah semesta barunya.












































end.



end

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jungwonie [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang