45. Ribet

2.2K 330 93
                                    


SELAMAT MEMBACA HSHSHSH
Kasih tau kalo ada typo yaa

••000••

PAGINYA Renata telah sampai di sekolah dengan senyum senangnya. Hari ini dia pelajaran olahraga sehingga dia sengaja mengikat rambutnya dengan menyisakan anak rambut.

Dari kemarin bahkan dari sebelumnya pun aura yang terpancar dari Renata selalu menarik perhatian orang-orang. Gadis itu sangat pintar dalam membuat seseorang sulit untuk mengabaikannya.

“Bening amat, pengen gue jadiin selingkuhan.”

Renata melirik kesal pada orang disampingnya. Lalu pandangannya melihat kebelakang untuk memastikan kalau ada Kelvin. Namun tidak ada.

“Kelvin mana?” tanya Renata membuat Andre mengedikan bahu.

“Mana gue tau,” jawabnya, “Lagian gak chatingan emang lo?” lanjutnya membuat Renata menggeleng cepat.

“Dia kan sok sibuk, chat gue jarang dibales." ujar Tenata sembari melanjutkan langkahnya.

Andre tergelak, “Terus lo diem aja?” jawabnya.

Renata mengangguk singkat yang membuat Andre berdecak sebal. Memangnya perempuan begini semua ya?

“Cantik-cantik kok bodoh," cibirnya.

Renata mendelik bertepatan dengan itu dia melihat Kelvin berjalan dari lawan arah. Pagi ini lelaki itu memakai hoodie warna putih yang malah menambah kesan cool pada Kelvin.

Whats up bro!” sapa Andre setelah Kelvin berada di hadapannya.

“Gak jelas,” singkat Kelvin lalu membawa Renata pergi yang saat ini menertawakan Andre.

Sepanjang lorong kelas beberapa mata memandang sepasang kekasih itu. Mau iri dengan Renata pun harus sadar diri karena jelas Renata bukan tandingannya begitu pun sebaliknya.

“Mau kemana?” tanya Renata tapi Kelvin hanya diam melanjutkan langkahnya.

Renata mendengus pelan, dahinya mengernyit kala lelaki itu membawanya ke perpustakaan. Ini masih pagi loh, mengapa tidak ke kantin dulu?

“Duduk,” titah Kelvin.

Renata menurut. Dia membiarkan Kelvin mencari buku. Kini lelaki itu menghampirinya dan duduk disampingnya sembari menyerahkan buku paket matematika.

“Kerjain soal ini," ujar Kelvin membuat Renata melotot pada kekasihnya.

“Tapi-”

“Lo bohong, lo gak pernah belajar lagi Ren. Udah cukup main-mainnya sekarang saatnya lo serius. Lo contoh teman-teman lo yang lain kalau perlu contoh Anita. Walaupun anaknya banyak tingkah tapi sesuai sama kapasitas otaknya. Gak cape lo kalo dapet panggilan BK lagi, hm?” tanya Kelvin dengan tenang tapi terdapat penekanan disetiap katanya.

Renata menghela napasnya. Sejak dulu pun Renata tau kalau dirinya pintar tapi tidak untuk di bidang matematika. Meskipun dulu dia masih mengerti tapi saat ini dia benar-benar bodoh dalam pelajaran ini.

“Kenapa?” tanya Renata membuat Kelvin memgernyit.

“Kenapa apa?”

“Bangga-banggain aja terus. Aku sama dia emang beda banget.” jawabnya membuat Kelvin menghembuskan napasnya.

Salah lagi gue, batinnya dengan pasrah.

“Ren, demi kebaikan lo. Gue berbaik hati mau ngajarin lo hari ini karena gak mau cewek gue dapet omelan dari BK. Lo tau gak si gue khawatir lo kenapa-napa?” ujar Kelvin dengan lembut.

KELVINATA (versi Ebook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang