3. TEMAN HIDUP

10.6K 785 68
                                    


**

Saat ini Renata sedang berada di mal bersama Resia. Dia bercerita banyak kepada sahabatnya. Mulai dari pelajaran Matematika yang tidak di mengerti, lupa membayar saat jajan ke kantin tadi, dan masalah dengan Ketua osis. Resia membelalakan matanya saat Renata menceritakan masalah dengan ketua osis. Benar-benar mencari masalah Renata.

“Lo gila ya!” kaget Resia sembari menaruh milkshake nya di meja. Renata menggeleng tak setuju dikatai gila.

“Ish! Maksud gue kan baik, kasih dia pelajaran Res. Lo mah malesin!”  gerutu Renata membuat Resia menghembuskan napasnya kasar.

“Siapa yang gak marah kalau barang kesayangannya di jailin sih? Lo aja kalau buku di coret pakai pensil langsung marah! Ini motor lo coret pakai spidol! Otak lo dimana dodol! ” ujar Resia membuat Renata terkekeh pelan.

“Lagian dia tuh ngeselin. Kenapa coba nyuruh gue nyalin data? Padahal dia bisa,” ujar Renata membuat Resia mendengus geli.

“Pertanyaannya, lo mau nurutin heh? ” Ujar Resia membuat Renata menggeleng.

“Gak! Gue milih tidur,” jawab Renata ketus. Resia memandang Renata kesal. Bagaimana bisa sahabatnya ini kelewat bodoh.

“Udah ah males debat!” ujar Resia.

Setelah itu mereka berdua menceritakan drama Korea dan Thailand terbaru. Sebenarnya kalau di minta memilih, Renata lebih menyukai drama Thailand. Tidak menyek-menyek tetapi tidak bisa dipungkiri juga dia sangat suka drakor. Apalagi group boyband yang sangat tampan. Ah kalau begini dia jadi ingin pulang ke rumahnya menyaksikan di laptop pacar online yang sedang mencari biaya untuk menikahinya. Poor Renata

**

Esok harinya anak SMA cendrawasih sekolah seperti biasa. Pagi ini sekolah mereka di ributkan dengan adanya kegiatan Camping yang akan dilakukan di akhir semester, khususnya untuk anak kelas 12. Walaupun waktu camping masih terbilang sangat lama tetapi mereka sudah mulai menyiapkan keperluan camping. Supaya saat sudah hari itu tiba segala keperluan sudah terpenuhi. Tipe-tipe sekolah di siplin waktu.

Sedari tadi Renata berjalan angkuh menuju kelasnya walaupun bajunya lumayan basah karena terkena gerimisan hujan tadi. Meski menjadi pusat perhatian dia sama sekali tak mengindahkan gunjingan yang di dengarnya atau siswa-siswi yang menatapnya sinis. Baik dari adik kelas maupun teman sepantarannya.

Langkah Renata terhenti saat merasakan seseorang mencekal tangannya. Dengan berdecak kesal dia menoleh ke belakang. Begitu menoleh dia melotot melihat siapa yang mencekalnya.

“Apaan sih pegang-pegang! Kalau suka ngomong dong,” ujar Renata sembari berusaha melepas cekalan tangannya.

Orang yang di depannya malah mendengus dan membawa Renata pergi.

Sepanjang koridor kelas Renata meronta-ronta minta di lepaskan. Seolah tak peduli orang yang menariknya malah menarik Renata memasuki gudang. Renata meringis sakit saat merasakan lengannya memerah.

“Ih kasar banget dah! Gue cewek loh,” cibir Renata yang hanya di beri dengusan keras oleh Kelvin.

Renata mendongakkan kepalanya dan memandang Kelvin berani. Lambat laun dia salah tingkah sendiri karena Kelvin memandangnya intens. Renata mendekat ke arah wajah Kelvin yang otomatis membuat Kelvin menyentil dahi Renata keras. Gadis ceroboh itu mendengus sembari memundurkan wajahnya.

“Sakit tau!” protes Renata sembari mengusap dahinya. Kelvin melepas almamater osisnya dan memberikan pada Renata yang membuat sang empu mengernyit.

KELVINATA (versi Ebook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang