36. Bad day?

3.2K 362 144
                                    

VOTE KOMEN. OKE OKE.

KOMEN KALAU ADA TYPO.

JANJI, KLO KOMENYA BANYAK AKU•
CPT UPDATE WKWK. MAAPIN AUTHOR BANYAK MAU:'(

**
Susah ya, untuk berhenti natap kamu?

KELVIN telah sampai di rumahnya tepat sehabis magrib dengan keadaan basah kuyup. Dia diam-diam sengaja mengikuti Renata dengan berjalan kaki. Untung saja sewaktu gadis itu minta turun sudah dekat dengan komplek perumahan jadi Renata tak terlalu lama kehujanan.

“Lagian ngapain juga lo hujan-hujanan gini?” tanya Naura sembari mengompres kepala Kelvin.

“Berisik!” jawab Kelvin singkat.

“Gak usah nyolot, bisa?” ujar Naura dengan nyolot. Kelvin berdecih melihat itu. Tidak sadar diri.

“Kak?”

“Ape?” songong Naura.

“Tolong telepon Rena tapi jangan bilang suruh gue. Pake hp lo aja.” pinta Kelvin membuat Naura melotot.

“Maksud lo ap-”

“Tinggal lakuin apa susahnya si? Cepet!” protes lelaki itu tak sabar.

Naura mendengus lalu mulai mengambil ponselnya dan langsung menelepon Renata. Butuh beberapa menit hingga akhirnya panggilan tersambung.

“Hai, Ren? Apa kabar?” ujar Naura setelah sambungan terhubung.

Baik kok kak. Btw, tumben banget nelepon aku, ada apa kak? tanya Renata dengan lembut.

Naura terkekeh sembari memandang adiknya yang kini terus menatapnya dengan serius.

“Kelvin lagi sakit.”

Kelvin langsung melotot mendengarnya. Sialan. Tidak bisa diajak kerja sama memang iblis ini. Tapi dia juga penasaran dengan respons gadisnya.

Oh, maaf ya kak aku gak jenguk soalnya udah janji gak mau ganggu Kelvin beberapa hari.” jawab gadis itu.

Naura terdiam sejenak lalu dia terbahak merasa sangat bahagia dengan jawaban Renata. Sekarang dia paham akar permasalahan kedua remaja ini.

“Memang gak khawatir?” goda Naura sembari memnadang Kelvin yang kini sudah fokus memainkan ponsel. Wajahnya masam.

“Haha, udah dulu ya kak. Tamu ku udah dateng.” ujar Renata mengalihkan pembicaraan.

“Wah cowok apa cewek nih?” tanya Naura penasaran sama halnya dengan Kelvin yang kini ikut penasaran.

Cowok kak. Tutorku lebih tepatnya.“ jawab Renata kalem.

“Oh yaudah. Semangat ya!” jawab Naura setelah itu panggilan terputus.

Naura memandang adiknya yang kini memandang jendela kamar dengan tatapan tajamnya. Dia gemas dengan Kelvin yang sebenarnya khawatir tapi berusaha tak peduli.

KELVINATA (versi Ebook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang