¿utopia?

98 4 5
                                        

Setelah itu para siswa makan dengan hikmat walau makanan tentara yang begitu-begitu saja.
"Sumpah ini makanan ga ada yang beda apa, selalu di kasih kacang ijo mulu" keluh Sagara

"Tapi gimana lagi sag, kalo kita gamakan dimarahin" jawab Avin

"Pokoknya gue pulang mau minta dimasakin sama mommy gue bye"

"Mommy lo ada di rumah?" Tanya Jovi

"Iya dong dia selalu masakin gue, selalu dengerin cerita konyol gue, dan selalu ada buat gue. Anak mommy banget ya gue" jelas Sagara

"Enak ya, gue juga pengen deh" balas Jovi

Chavin tau maksud dari adek kembar tak seiras itu.
Jovian sosok yang dingin tapi sebenarnya rapuh.
Sama halnya dengan dia, dia ingin sekali dikasihi dengan orang tuanya sekali saja.
Tapi sayangnya orang tuanya sudah entah di mana berada.
Dia selalu berharap setiap harinya mendengar kata kata 'Mama pulang' atau 'Papa pulang' tapi tidak pernah ada suara itu sampai sampai dia tidak pernah lagi berharap akan ada lantunan berharga itu.

"Minta aja sama mommy kamu Jov" polos Sagara

"Andai bisa ga"

"Kenapa gabisa kan itu hal kewajiban sebagai orang tua"

"Kewajiban itu ga ada berkas tertulis ya? Biar bisa aku tuntut"

"Ya engga lah pasti, itu tanpa tertulis pasti udah punya naluri itu sendiri"

"Naluri apa?"

"Naluri ayah atau ibu lah?"

"Sayangnya orang tua gua beda ga, mereka hanya berstatus sebagai orang tua tanpa mau menjadi"

Chavin mendengar obrolan ini semakin dalam hati dia terenyuh dengan kata kata yang dilontarkan oleh Jovi.
Sakit sebenarnya menjadi kaka yang tidak bisa melindungi adeknya dari hal yang dia tak inginkan tapi dia bisa berbuat apa? Bahkan dia saja tidak bisa membahagiakan diri sendiri.
Kalau membahas orang tua atau keluarga, Chavin ingin mengibarkan bendera putih saja, dia menyerah tidak menemukan jalan untuk menenangkan adiknya karena sudah banyak yang membuatnya kecewa.

Mereka selesai membahas topik yang agak sensitive.
Mereka kembali makan dan menyelesaikan makanan yang mereka anggap makanan neraka karena mereka benci itu.

Setelah acara makan siang mereka para lelaki disuruh mencari ranting-ranting.
Tapi berbeda dengan tiga orang ini mereka malah bermalas-malasan di tenda.

"Capek pengen pulang" Sagara mengeluh

"Sama kangen gue sama kasur" Jawab Chavin

"Sama"

Malam pun tiba mereka sudah melakukan ibadah.

Mereka dikumpulkan utuk acara 'api unggun'

"Kita api unggunan nih bruh" Kata sagara

"Yoi" jawab kembar

Mereka duduk melingkar dan bernyanyi-nyanyi.

Sampai acara dimulai.

"Halo para siswa dan siswi yang bapak sayangi kita sudah sampai di akhir acara LDKS ini, besok kita akan pulang tapi sebelum itu bapak mengadakan acara api unggun untuk menjadi malam kebersamaan. Bapak tau kalian lelah akan fisik dan mental, karena kalian tidak biasa dalam situasi seperti ini. Tapi harapan bapak kalian jadi tidak menyepelekan teman-teman kalian yang berjuang bersama, menjadi penguat di ujung ketakutan, menjadi sandaran di ujung lelah, dan menjadi kenangan di ujung perpisahan. Dan LDKS ini bapak harap bisa menjadi cerita yang kalian ceritakan kepada anak-anak kalian nanti. Bapak tidak akan berbicara banyak tetapi bapak ingin kalian ingat terus perjalanan melelahkan ini, mengerti anak-anakku sekalian?" Ucap bapak pembina

7 AldebaranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang