"Mas lo jaga regu adek ya" kata Javi
"Lah kok gue? Kenapa ga Haviar atau elo kan ada Reyna ahhah" ketawa hambar
"Diem lo" kata Havi
"Kan udah gue bilang, ngeyel mana fitnah gue suka lagi sama tuh anak"
"Iya maaf mas" kata Jenan
"Udah kumpul sana, gue pegang regu adek" kata Mas
"Iya iya" kata mereka serempak
Semua orang berkumpul di lapangan masih dengan regu yang sama seperti games tadi siang.
Hebatnya Reyna masih ikut kegiatan ini.
"Reyna ga tau malu ya gue si jadi dia pulang"
"Iya abis itu gue pindah sekolah"
"Bener banget woii, gue si malu ya kayak omg hello. Liat temen temen hitsnya masih mau temenan apa ngga sama dia"
Banyak bisik-bisik para siswi dan siswa yang menghujat Reyna.
Reyna dengan kupingnya yang panas, muka merah menahan malu, mata berair karena sakit hati walau dia tau ini salah dia menipu semua orang.
"Gausah di dengerin" kata Avin
"Eh? I-iya"
"Ningsih" panggil Rey
Ningsih menoleh dan memasang muka datarnya
"Maafin aku yah, gapapa kok kamu tinggalin aku tapi maafin aku udah nipu kamu selama ini bilangin ke karin juga aku takut ngomong sama dia"
Ningsih hanya mengangguk menanggapi omongan Reyna.
"Perhatian, gue disini bakal jadi pembina regu ini. Jadi kalian ikutin yang gue mau, mau lo temen atau musuh tapi jangan egois di dalam kegiatan ini, gue mau kalian tetep jadi satu, gue mau kalian balik lengkap, gue mau kalian solid, tunjukin ke gue kalo lo udah dewasa, tunjukin ke orang lain kalo kalian itu saling menghargai"
Rayn ngeliatin muka mereka yang tunduk.
"Paham?"
"Siap paham kak" kata Avin dan Jo
"Oh regu ini cuma ada dua orang?"
"Maaf kak" kata mereka serempak
"Saya tanya lagi, paham nggak?" Dengan sedikit nada membentak
"Siap paham kak" ucap mereka serempak tapi takut-takut
"Oke, disini ada yang ga enak badannya?"
"Ngga kak" ucap mereka
"Oke, sampe ada yang tiba-tiba sakit saya tagih janji ini"
"Siap kak"
"Satu lagi, disini ada berapa orang?"
"Tujuh orang kak totalnya" kata Jo
"Saya minta kalo kalian setiap di pos berhitung ya, kalo kurang cari atau lapor sama penjaga pos dan kalo lebih langsung jalan aja gausah di hirauin"
"Baik kak"
"Jadi kamu Jo kalo tiap pos bilang, 'berhitung' gitu ya"
"Siap kak"
"Oke, ini bendera dan petanya"
"Siap kak"
Regu satu ini langsung jalan, yang di depan itu Jo dan yang di belakang itu Sagara.
Di tengah perjalanannya mereka di pertemukan dengan setan setanan yang tak lain itu senior osisnya.
"Jangan ada yang bengong" tegas Jo
Dan mereka sampai di pos 1 untuk mengambil bendera mereka.
Setelah mereka mengambil bendera Jo kembali bicara.
"Berhitung"
"1"
"2"
"3"
"4"
"5"
"6"
"7"
"Oke kita lanjut ya"
Mereka jalan dan sudah sampai di pos 4 yang berlokasi di gudang senjata yang tak terpakai lagi.
"Berhitung"
"1"
"2"
"3"
"4"
"5"
"6"
"7"
"8"
Ada yang mengucapkan delapan tapi samar dengan semilir angin.
"Oke kita lanjut ya satu pos lagi, ada yang mau berhenti dulu?" Kata Jo
"Gausah lanjut aja"
Mereka lanjut dan di pertengahan jalan mereka di temui dengan bentuk miss K yang mereka pikir tak lain adalah senior.
Akhirnya mereka lanjut dan sampai di pos terakhir dan mengambil bendera terakhir mereka.
Mereka berhitung dan pas menjadi tujuh lagi.
Akhirnya mereka sampai di lapangan tempat awal mereka.
Sampai disana hanya regu mereka yang sampai.
"Wow cepet juga, oke berhitung"
"1"
"2"
"3"
"4"
"5"
"6"
"Tujuh?"
"T-tujuh kak" kata Ningsih dengan muka yang pucet
"Kenapa kamu?"
"Ngga kenapa kenapa kak"
"Yaudah kalian boleh duduk, sambil nunggu regu lain"
—————> to be continue
udah lama banget ga up di wp jadi hari ini 2 kali up, aku tuh orangnya males ;( maapkeun ya guys
KAMU SEDANG MEMBACA
7 Aldebaran
Randomhanya kisah tentang remaja bersaudara saling menguatkan satu sama lain menjalani hari-hari bersama dan saling bergantung