"WOY! HAECHAN BANGUN GAK LO?!"
Mendengar teriakan, ia terlonjak kaget. "Asu! Kenapa sih Jaem?!" dengusnya sembari mengelus-elus telinga yang pengang.
"Enak banget ye tidur, sedangkan bentar lagi deadline tugas goblok!" ingin rasanya Jaemin menelan hidup-hidup manusia itu kalau dirinya tak ingat masih normal.
Haechan hanya manggut-manggut. Terlalu malas untuk meladeni manusia kelebihan gizi seperti Jaemin. "Iye iye, gua kan lagi baca novel tadi. Ga sadar malah ketiduran" balasnya tak mau kalah.
"Tetep aja"
Haechan tak menghiraukan ocehan Jaemin. Ia masih menatap lamat deretan tulisan itu sembari mengingat sesuatu. Ada yang hilang, namun apa?
Ia baru sadar, ternyata sudah selesai membaca sampai akhir halaman. Namun, halaman itu terdapat sobekan. Haechan mendengus.
Pemuda itu masih mencari sobekan kertas tersebut. Berhasil ia temukan diselipan tengah buku. Ia tersenyum bangga.
"Akhirnya gua bisa tidur nyenyak" ucapnya kemudian membaca sobekan kertas tersebut.
"Ini.... Kenapa kayak gak asing?" gumam Haechan sembari mengingat.
"Apanya yang gak asing?" Jaemin bertanya.
"Ini, ending cerita novel ini kayak gak asing. Padahal baru aja gua baca" jawab Haechan.
Jaemin ikut menelisik sobekan kertas tersebut. Mengangguk paham ketika tahu apa artinya. Mengundang tatapan bingung dari Haechan.
"Kenapa?"
"Disitu tertulis ; selamat, kalian berada diakhir cerita. untuk cerita panjang kalian, hidup dalam ilusi semata. bangun dan nikmati hidupmu."
"Terus? Maksudnya?"
Jaemin menepuk bahu Haechan. "Kita pernah hidup didalam ilusi si penulis. Dan lo tau siapa penulisnya?"
Haechan menggeleng.
"Diri lo sendiri."
END
finally ending!
hope u like it yaa!
see u!!
KAMU SEDANG MEMBACA
[2/2] tweede huis, 99-00 liners
FanfictionSERIES 2 "Lu kalau mau keluar, lewat sini. Jangan ke sana, bahaya." @2O21N.