"Kemana nih?"
"Supermarket depan situ dulu, aus gue" jawab Mark ditelepon.
"Oke, biar gue aja yang keluar. Lo semua tunggu didalem mobil" final Yeonjun dan menutup sambungan secara sepihak.
Sesampainya disebuah supermarket, Lucas memarkirkan mobil disebelah mobil Changbin. Merasa gerah, Mark keluar mobil berniat duduk santai dibangku sembari menunggu Yeonjun.
Brakk !
Sontak Mark menoleh kebelakang. Ia mengamati sebuah benda yang tergeletak disana. Karena penasaran, Mark mulai beranjak dari duduknya, ia ingin tahu.
"Lo mau kemana?" tanya Dejun yang melihat pergerakan Mark.
"Disana ada yang jatuh, gue pengen tahu" tunjuk Mark.
"Jangan."
Keduanya menoleh. Itu Yeonjun yang sudah menenteng berbagai plastik tentunya berisi makanan.
"Jangan anjir, kita lanjut jalan dulu" sambung Hyunsuk dan merangkul Mark juga Dejun. Menyuruh keduanya masuk kedalam mobil.
Yeonjun menghela nafasnya setelah melihat Mark dan Dejun masuk kedalam mobil.
"Please, jangan sekarang"
🥀
"STOPP! LUCAS ANJENG!" teriak Mark. Tanganya tak tinggal diam untuk menabok lengan Lucas.
Ckitt...!
"Apasi mork?"
Belum menjawab pertanyaan Lucas, Mark lebih dulu keluar mobil dan berlari menghampiri objek yang hampir saja Lucas tabrak.
Mark berjongkok, menatap objek yang tergeletak begitu saja dijalan. Ada rasa jijik dan takut, namun ia penasaran.
"Ngapain lo—oasu kepala siapa itu astaga!!" jerit Hendery kaget.
"Heh Mark! Lo gak takut?" tanya Serim setelah keluar mobil.
Mark diam. Tangan kanannya terulur untuk mengambil sebuah kertas yang menyelinap dikepala seorang manusia.
Ya, kepalanya saja, tak ada organ atau bagian tubuh lainya.
Tanpa rasa jijik, Mark membuka kertas tersebut. Bau anyir mulai menusuk indra penciumanya, juga darah baru yang menetes dikertas.
Hi
Kunjungi
dan selamatkan mereka.
ku tunggu[ jln. xxx no. 15 ]
Dengan buru-buru, Mark merogoh saku celananya dan mengambil ponsel, guna mencari alamat yang dimaksud.
Dahi Mark mengernyit. Apa maksudnya? Kenapa alamat yang dicari merujuk SMA GARLANG?
"Mark...."
Mark menoleh, ia berjalan menghampiri teman-temannya yang sudah keluar dari mobil. Lantas, Mark menunjukan ponselnya ke mereka.
"Maksud lo?" tanya Dino dan menatap Mark.
Mark mengangguk. "Sekarang gue paham,"
"Kalo kita bukan yang pertama."
🥀
Langit yang cerah berganti dengan langit berwarna jingga. Hari sudah sore, namun mereka masih belum sampai ke alamat yang dituju.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2/2] tweede huis, 99-00 liners
FanficSERIES 2 "Lu kalau mau keluar, lewat sini. Jangan ke sana, bahaya." @2O21N.