Jam sudah menunjukkan pukul 22.00. Jaemin dan Jeno telah sampai di depan rumah sederhana berpagar kayu, rumah Jaemin. Sang Ibu mengabarkan bahwa Yuta, ayah Jaemin, telah pulang dari rumah sakit. Bersyukur karena Yuta tidak koma, hanya pingsan beberapa jam.
"Assalamu'alaikum," ucap Jaemin dan Jeno bersamaan sembari mengetuk pintu.
Tak lama pintu terbuka menampakkan wanita paruh baya yang tak lain adalah Winwin, ibu Jaemin, "Wa'alaikumussalam. Eh... Nana, Jeno. Mari masuk, nak."
Jaemin mengedarkan pandangan, rumahnya masih sama. Bahkan boneka Ryan masih dipajang di dekat foto keluarga.
"Kan sudah bunda bilang besok aja datengnya. Bumil gak boleh tidur malem-malem," celetuk Winwin menatap anak semata wayangnya dengan menyunggingkan senyuman.
"Gimana aku bisa tidur kalo Ayah keadaannya gak baik-baik aja," balas Jaemin, matanya menyiratkan kecemasan.
"Aku mau ke kamar Ayah dulu, ya."
"Nana..." Winwin mengenggam lengan putri kesayangannya.
"Jangan khawatir, Bun. Aku tahu Ayah masih mencintaiku. Aku percaya kalau seorang ayah tak akan pernah membenci anaknya," kata Jaemin meyakinkan. Genggaman Winwin mengendur.
Jaemin langsung menuju kamar sang Ayah yang letaknya masih sama. Pintu terbuka, terlihat Yuta sedang tidur dengan perban yang terlilit di kaki kanannya. Patah tulang.
"Ayah ini Nana," ujar Jaemin. Ia duduk di tepi kasur.
Air mata tak dapat terbendung lagi. Jaemin menangis tanpa suara, hanya terdengar isakan. Tangannya tak tinggal diam, mengelus rambut sang Ayah dengan penuh kasih sayang.
Tiba-tiba kedua kelopak mata Yuta terbuka. Pemandangan pertama yang ia lihat adalah Jaemin dan wajah penuh airmatanya.
"Kamu kenapa kesini?"
TBC

KAMU SEDANG MEMBACA
2gether | Nomin [END]
FanfictionMenjadi orang tua di usia muda bukan keinginan Jeno dan Jaemin. Karena kesalahan yang mereka perbuat, mau tak mau mereka harus mempertanggungjawabkannya. Nomin GS!