Painful

2K 229 2
                                        

"Aku tidur dulu, ya. Kalo ada apa-apa bangunin aja."

Jeno berbohong. Walaupun tubuhnya telentang di kasur dan matanya tertutup, ia tidak benar-benar tidur. Ia menajamkan telinganya.

Sedangkan Jaemin masih berkutat dengan tugas-tugasnya. Ia tampak damai dan serius hingga suatu suara menyapa gendang telinga Jeno.

"Shh... Dedek udah malem kok belum tidur?" Jaemin mengelus perutnya lembut dan dibalas tendangan kuat dari dalam sana.

"Aw, tenang dulu ya, dek. Mama mau nugas dulu."

Jeno yang memiringkan posisinya menghadap meja belajar. Ia membuka matanya sedikit dan yang ia lihat adalah wajah Jaemin yang tampak tegang karena menahan sakit. Benar kata Jaehyun, batin Jeno.

"Gapapa deh adek nendang-nendang terus sekarang, tapi kalo di hadapan siapa aja termasuk Papa, gak boleh, ya. Nanti mereka khawatir. Mau gak bikin Papa khawatir?"

Jeno yang mendengar itu semua rasanya ingin menangis. Di balik senyum cerianya terdapat luka yang ia sembunyikan. Jeno bersyukur diberi pasangan hidup yang baik walaupun berawal dari tragedi.

---

Sudah genap 9 bulan usia kandungan Jaemin. Tinggal menunggu beberapa hari dan say hello to baby Ji. Ya, Jaemin menyebutnya Baby Ji, diambil dari Bahasa Jawa siji yang artinya satu.

Hari Sabtu pagi ini Jaemin sangat bahagia karena seluruh tugasnya sudah ia kerjakan kemarin. Saatnya untuk bersantai–tidak–rebahan sambil bermain ponsel. Jeno? Ia sedang mencuci motor kesayangannya.

Jemari Jaemin menari indah di atas papan ketik ponselnya.

Hal yang sebaiknya dilakukan saat usia kandungan 9 bulan

Jaemin tampak larut dalam dunianya. Di tengah-tengah kegiatannya, pipinya mendadak merah padam.

"Sayang, kamu kenapa?"

Jaemin terkejut, buru-buru ia menekan tombol home dan mematikan ponselnya.

"G–gapapa kok. Hehe..." Jeno menaikkan sebelah alisnya.

Jaemin terperangah dengan penampilan Jeno sekarang. Rambut hitam itu sedikit basah begitu pula kaos hitam tanpa lengan yang ia gunakan. Menimbulkan kesan, err seksi.

'Jaemin, calm down' batin Jaemin.

"Kamu gak selingkuh, kan?"

Jaemin menggeleng ribut. Bagaimana ia bisa selingkuh kalau suaminya saja sesempurna ini.

"Okedeh, aku mau mandi dulu, ya," ucap Jeno lalu berjalan keluar kamar.

"Mas–"

Belum genap Jeno keluar area kamar ia membalik badan, "Ada apa?"

"Enggak jadi, deh."

---

Karena hamil tua, Jaemin jadi sering bolak-balik kamar mandi. Maka dari itu Jaemin memutuskan tidak memakai celana dalam karena ribet, hanya memakai daster ibu hamil.

"Mau tidur aja susah amat," rutuk Jaemin sebelum masuk kamar mandi, "Semoga ini yang terakhir. Hayati lelah."

Sementara itu di tempat lain, Jeno mengecek ponsel Jaemin. Mulai dari media sosial sampai galeri. Rasa curiganya masih besar mengingat kejadian pagi tadi. Namun, setelah di telusuri tidak ada yang aneh malah ia menemukan fakta baru kalau setiap hari Jaemin mendapatkan kata-kata tidak menyenangkan di media sosial.

"Kamu kok kuat banget, sih," heran Jeno. Pasalnya Jaemin tak pernah memberitahu tentang ini.

Sudah beberapa menit menyelami ponsel Jaemin, Jeno merasa bosan. Hasil akhir tidak ada kejanggalan di ponsel Jaemin selain fotonya saat tidur yang dijadikan wallpaper chat Whatsapp.

"Main game aja, deh."

Jeno hendak memencet logo game sudoku tetapi malah aplikasi mesin pencarian yang terbuka, Google. Di sana terpampang hal-hal yang sebaiknya dilakukan saat usia kandungan 9 bulan. Karena penasaran Jeno pun membacanya.

"B–berhubungan suami istri?!" wajah Jeno seperti kepiting rebus, merah.

'Apa ini yang bikin dia salah tingkah tadi'

"Hah, leganya~"

Jeno terkejut dengan kedatangan Jaemin yang tiba-tiba.

"Ih, reaksi Mas gitu amat, kek abis ngeliat setan," ujar Jaemin jenaka.

Jaemin mendudukkan diri di kasur, di sebelah Jeno. Ia melotot melihat ponselnya masih menyala di tangan Jeno.

'Itu kan artikel yang tadi!'

"M–mas udah baca?"

"U–udah."

"Emmm... m–mau coba sarannya, gak?" cicit Jaemin.

TBC

Thanks a lot atas dukungan kalian pada cerita ini ><

Luv u banyak-banyak!

2gether | Nomin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang