Aimless

6 2 3
                                    

Hai gaess maafkeun g bisa up tiap hari ...semua karena kesibukan didunia nyata, buat aku semua masih banyak kekurangan...sorry for typo. Happy reading😍.
Semilir angin malam menerpa dingin wajah Satya. Netra pria itu terpejam, angannya memutar kilasan, bagaimana begitu berusahanya dia mencari gadis itu, kurang bagaimana lagi??tanyanya membatin.

Apalagi setelah tahu kenyataan gadis yang selama ini menempati sebagian hatinya itu telah pindah. Saat ini dia sungguh bimbang, apakah harus berhenti atau terus mencari tanpa pasti.

"Ngapain disini?...ngelamun lagi, ntar kesambet kamu". Seloroh Meira kakak sulung Satya yang tiba-tiba berdiri disampingnya tanpa dia sadari.

"Kenapa? Kaget? Merem sih..ntar jatuh baru rasa kamu." Meira terkekeh melihat ekspresi kaget adik bungsunya itu.
Meira memang lebih dekat dengan Satya ketimbang  dengan Aris adiknya yang hanya berjarak 2 tahun.

Satya lebih pendiam berbeda dengan Aris yang memang dari lahir sudah cerewet. Kalo keduanya bertemu pasti tidak akur.

"Mbak Mei, tumben kesini malam-malam?" Satya lebih irit bicara, apalagi saat hatinya tengah gamang begini.

"Mas Bima lagi dinas keluar kota, mbak repot kalo harus ngurusin Nabil sama Nara sendirian, kamu tau kan mbak nggak pake jasa baby sitter. Kalo disini kan ada bunda sama kamu". Meira menerangkan panjang.

Satya hanya manggut-manggut, dia tak merasa keberatan jika harus ikut menjaga dua keponakannya yang menggemaskan itu. Dia ingat pipi gembul dua bocah itu. Tapi sekarang pasti sudah tidur karena waktu telah larut.

"Belum ketemu juga si Salma-Salma itu?" Celetuk Meira ,membuat sang adik kembali mengingat awal ia berdiri dibalkon ini.

Satya menggeleng. Helaan nafasnya yang berat sudah menjelaskan semuanya.

"Ya udah sih kenapa nggak nyari yang lain aja. Kalo dia bukan jodoh kamu gimana? Memangnya kamu bakalan nyariin dia sampe kapan, Satya?" Ujar Meira menepuk pundak adiknya itu.

"Mbak ke kamar mbak dulu ya, dipikirin baik-baik apa yang mbak bilang, jangan sampai waktu kamu sia-sia aja buat nyari dia." Meira segera berlari kecil saat mendengar dua bocilnya meraung memanggilnya.

Apa yang dikatakan kakaknya memang benar, bagaimana jika Salma bukanlah jodohnya, bukan bagian dari rusuknya yang hilang. Tapi kenapa hati ini begitu yakin akan gadis itu. Salma...

Bolehkah hari ini ia lelah, hanya untuk hari ini saja. Saat kenyataan mencubit hatinya, kepindahan Salma membuat semua terasa buntu. Satya kehilangan tujuannya...
  

Segini dulu yah gaess, buat yang penasaran sama Satya dan Salma...ikutin terus yaa...🙏🙏😄

           

            

Seven Year laterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang