Tuhan Berkehendak

3 2 1
                                    

Assalamualaikum gaess, happy reading...sorry for typo...aku bener-bener g bisa ngejadwalin up nya ...Makasih yg udah setia sama cerita aku yg masih amatiran bgt 🙏🙏🙏

            Malam semakin larut, terlihat seorang gadis tengah mondar mandir didepan sebuah ruang IGD, gadis bergamis merah hati itu terlihat begitu cemas dengan keadaan seseorang didalam ruangan. Sesekali nafasnya menghela berat. Gadis itu Salma, dia tidak tahu bahwa Satya lah yang menolongnya.

            Untung saja pak lek Imam yang mau tutup kedai bisa segera datang saat Salma memberi tahu keberadaannya dan keadaan pemuda yang menolongnya.

           Setelah membawa Satya ke rumah sakit terdekat pak lek Imam pamit untuk membantu bulek Sari menutup kedainya.

           "Semoga dia nggak kenapa-kenapa ya Allah". Salma bermunajat lirih pada rabbnya.

           Terlihat dari ujung lorong seorang perempuan tengah berlari kecil ke arahnya.

          "Assalamualaikum...anak saya nggak kenapa-kenapa kan nak?" Tanya perempuan itu yang tak lain bunda Iren.

          Salma menatap sendu bunda Iren.
        "Maafkan saya tante, kalo saja anak tante nggak nolongin saya, semua ini nggak akan terjadi.." Bulir bening meluruh dipipi langsat Salma. Dia sungguh merasa bersalah sekaligus berhutang budi pada laki-laki yang menolongnya tadi.

           Bunda Iren menggeleng.
          "Bukan salah kamu nak, ini sudah kehendakNYA. Jangan sedih lagi ya.." Bunda Iren tersenyum hangat kemudian meraih tubuh mungil Salma dalam pelukannya.

         Salma semakin terisak dalam pelukan bunda Iren, dia benar-benar takut terjadi apa-apa terhadap pemuda itu.

         "Saya benar-benar minta maaf tante". Salma menggenggam erat tangan bunda Iren setelah pelukan keduanya terlepas.

          Bunda Iren mengangguk mengiyakan permintaan maaf Salma.

         "Panggil bunda aja ya". Kali ini bunda  Iren yang meminta. Keduanya tengah berharap cemas tentang keadaan Satya.

          "Keluarga pasien.." Seorang suster keluar ruangan IGD.

          Bunda Iren berdiri kemudian memasuki ruangan, didalam sana terlihat seorang dokter muda tengah berbincang dengan pasien yang berada diatas brankar.

         Bunda Iren segera menghampiri Satya.

        "Kamu nggak pa-pa kan Satya?" Bunda Iren menelisik seluruh bagian tubuh putranya itu.

        "Putra ibu tidak apa-apa, untung saja pukulan tengkuknya tidak begitu fatal. Dan tidak sampai terjadi laserasi". 

        Keterangan dokter itu membuat bunda Iren melega.

        "Makasih dok.."
        "Sama-sama..anak ibu hanya harus istirahat beberapa hari".

         "Cepet sembuh bro". Dokter itu menepuk bahu Satya pelan.

        "Thanks...". Satya menarik kedua sudut bibirnya.

           Dokter muda itu teman kuliah Satya mereka akrab saat masa awal kuliah namun berbeda fakultas, karena kesibukan masing-masing membuat keduanya jarang berkomunikasi.

         Bunda Iren yang tengah duduk disisi brankar seolah menanti jawaban tanpa mengutarakan pertanyaan.

         Satya tahu pasti bundanya sedang cemas dengan keadaanya.

        "Satya nggak pa-pa bun, cuma pusing dikit aja. Maaf baksonya pasti udah dingin". Satya merasa bersalah pada bundanya.

         "Kamu ini, keadaan kayak gini masih aja mikirin bakso, keadaan kamu baik-baik aja bunda seneng banget".  

         Bunda Iren memeluk hangat putra bungsunya itu.

         "Ya Allah....bunda lupa ngajak masuk gadis itu". Pekikan bunda membuat kening Satya mengkerut. Sedetik kemudian mengangkat alisnya seolah bertanya.

         "Itu loh gadis yang kamu tolongin dari tadi diluar sama bunda nungguin kamu. Pas suster manggil....bunda jadi lupa". Bunda Iren berlari kecil keluar ruangan IGD.

     💙💙💙

   
            Dua hari sudah Satya tidak masuk kantor, keadaanya belum benar-benar pulih. Kepalanya masih terasa berdenyut nyeri saat ia melakukan aktifitas berlebih.

            Setelah bermalam diruang IGD, keesokanya Satya diperbolehkan pulang karena hasil pemeriksaan tidak ditemukan luka serius. Selama dua hari itu pula gadis yang ia tolong tidak menampakkan dirinya.

          Malam itu dimana saat bunda mencari keberadaan Salma, gadis itu telah pulang dan menitipkan pesan pada suster. Seluruh biaya perawatan Satya telah dilunasi oleh Salma. Bagaimana lagi dia bisa membalas kebaikan pemuda itu.

          "Gimana masih pusing?" Bunda Iren tiba-tiba muncul dari balik pintu membawa nampan berisi sop sayur kesukaan putranya itu.

         "Masih dikit bun". Satya mengaduk pelan sopnya. Asapnya mengepul  menyeruak memenuhi rongga pernafasannya. Matanya menerawang, ingatannya berputar pada kejadian malam itu, dia yakin gadis itu Salma.

          "Dihabisin, jangan ngelamun aja". Bunda Iren keluar dari kamar Satya setelah mendengar ketukan pintu.

         "Assalamualaikum..."
         "Waallaikummusallam.."  Bunda Iren memutar knop pintu.

          "Maaf tan...eh bun...Saya baru bisa jenguk anak bunda sekarang". Seorang perempuan bertubuh mungil mengenakan seragam dinas bewarna khaki menyembul dari balik pintu. Dia Salma.

          "Eh...Kamu yang kemarin dirumah sakit ya". Bunda Iren mempersilahkan Salma masuk.

           "Ayo duduk...Bunda panggilin anak bunda bentar ya". Semenit berlalu.

          "Emang siapa sih bun tam..." Seketika jantung Satya bertalu, seluruh otot tubuhnya menegang saat netranya menatap seseorang yang selama ini dia cari, seseorang yang menjadi pemilik sebagian hatinya.

           Salma terlihat menunduk, ia tidak tahu kedatangan Satya yang tengah berdiri diujung anak tangga terakhir.

          "Saya bener-bener minta maaf, kalau saja mas nggak nolongin saya ...keadaan mas nggak akan seperti ini". Salma menunduk lebih dalam, ia tak berani menatap lawan bicaranya.

            Satya menarik kedua sudut bibirnya, menghela nafas pelan. Ternyata gadis yang selama ini dia cari ada di kota ini, kota yang sama tempat dia tinggal.

           Hampir dua tahun dia mencari keberadaan Salma, tapi tak kunjung ada hasilnya. Tapi saat dia menyerah...Tuhan menghadirkan Salma. Sungguh ketika Tuhan berkehendak...kita bisa apa?

           "Saya sudah maafin kamu ... Salma".




Segini dulu ya gaess...🙏🙏
Untuk lebih jelasnya

Laserasi: terjadi ketika benturan benda tumpul menyebabkan timbulnya jaringan dalam kulit kondisi ini dapat menyebabkan pendarahan yang cukup luas.

Warna khaki: warna seragam dinas pns ya gaess

Kurang lebih nya penjelasan di atas mohon maaf🙏🙏

         

        

          

Seven Year laterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang