3

1.6K 251 14
                                    




Souta menatap sangar rindou yang membawanya entah kemana.  Belum lagi telponnya terus berdering.  Sial sekali karena rindou menyita ponselnya hingga dia tidak bisa mengangkat panggilan tersebut. 

"Lepaskan aku,  teme!!!  " rindou bukannya takut dia malah menyukai makian dari souta.  Masokis kah?  Entahlah dia tak suka di teriaki atau di bantah orang lain tapi dia suka jika itu souta.  Dari awal mereka bertemu sampai hari ini.  Rindou di buat gila karena wajah souta menghantuinya. 

"Souta bisa kau tenang sebentar aku hanya ingin kita bicara santai saja "

Souta semakin bringas saja,  dia malah memalingkan wajahnya.  Tidak peduli dengan rindou di hadapannya.  Merasa di acuhkan rindou menarik wajah souta membuat lelaki berambut biru tersebut terkejut. 

"Matamu cantik,  wajahmu juga lalu kenapa kau bekerja di tempat itu souta-kun "

"Bukan urusan mu di mana aku bekerja! " kata souta yang menatap sangar,  jantung rindou di buat ber euphoria sendiri melihat souta marah padanya.  Anak ini membuatnya snagat tertarik persetan dia anak miskin atau gelandangan atau lainnya.  Rindou akan membuat souta hanya melayaninya. 

"Souta aku punya penawaran yang baik untuk mu "

"Tidak tertarik " kata souta dia hanya ingin cepat pulang sangat malas sekali disini fikirnya.  Kakak nya nahoya nanti marah jika dia tidak ada di rumah.  Terutama takemichi yang akan kena omelan dasyat nahoya. 

"Ayolah, aku yakin ini menguntungkan mu " ujar rindou namun souta tidak menanggapinya sama sekali. 

"Aku hanya mau pulang,  cepat lah jangan menahan ku disini" kata souta

Rindou menarik souta memeluknya hingga tubuh mereka sangat menempel.  Souta tak pernah sedekat ini dengan seorang pria.  Ayolah dia tidak menyukai bagian seperti ini.  Rindou tersenyum menang souta bukanlah anak yang bisa menahan hal seperti ini. 

Rindou mendekatkan wajahnya menjilat telinga souta hingga lelaki berambut buru ini tersentak kaget.  Souta berusaha melepaskan diri dari rindou namun tidak bisa.  Seringai wajah rindou semakin terlihat. 

"Aku akan melepaskanmu tapi dengan syarat,  jadi partner sex ku"

Sebuah pukulan mengenai rindou hingga terpental.  Sontak hal itu membuat rindou kaget, souta bisa memukul se kuat itu, wajah souta terlihat sangat marah.  Namun souta bukan tandingan rindou.  Jika memang lelaki manis ini mau main kasar maka akan rindou ladeni. 

"Aahhahah..  Souta,  kau memang menarik karena kesabaranku sudah habis aku bermain kasar saja "

Souta langsung membulat bagaimana bisa rindou sangat santai dan tenang. 

'Nahoya ' lirih souta. 



















At cafe

"Hacum.....  Huaaa padahal bukan musim dingin " kata nahoya memeluk tubuhnya sendiri.  Murata tertawa melihat nahoya baru kali ini melihat nahoya seperti ini. 

"Ja kau bersin pasti karena si tuan muda cantik itu " goda murata, membuat nahoya memukul kepalanya.  Namuan dia lupa sudah sejak tadi dia menghubungi souta tapi tak ada jawaban sama sekali. 

Ya sebagai saudara tentu nahoya langsung cemas. 

"Kemana anak itu sebenarnya, sampai. Takemichi juga tidak bisa di hubungi " fikir nahoya, jika begini dia harus segera pulang takut jika saja souta di temukan oleh orang - orang dari tempat tinggal mereka dulu. 


















Skip






Rindou menghembuskan asap rokok yang dia pegang,  menghadap ke arah luar jendela kamar.  Hanya mengenakan celana panjang saja.  Punggungnya terasa sangat perih sepertinya ini ulang souta yang mencakarnya

Matanya menatap souta yang tidur, sepertinya kelelahan.  Rindou tak menyangka dia akan memakai cara kasar untuk menjadikan souta sebagai partnernya. Rindou mendekati souta mengusap airmata yang masih menetes.

Sepanjang dia melakukan ITU dengan souta lelaki berambut biru itu hanya menangis.  Berteriak bahkan tidak hentinya memaki rindou dengan kalimat yang cukup kasar.  Rindou yakin 100% bahwa souta akan membencinya se umur hidupnya. 

"Cihh!! " rindou melihat pesan masuk dimana dia harus ke kantor padahal ini sudah mau malam.  Dengan berat hati dia harus pergi.  Sepertinya souta juga tidak akan bangun jadi bukan masalah untuk rindou.  Ya siapa yang bisa bangun jika di hajar habis - habisan apalagi ini pertama kalinya untuk souta.

"Baik baik selama aku pergi " bisik rindou mencium dahi souta lalu pergi keluar. 
















Souta terbangun dengan tubuh agak sakit terutama di bagian bokong dan pinggangnya.  Sial dia mengingat bagaimana rindou menyeret dan juga melakukan hal menjijikan itu padanya. 

Souta berusaha bangkit dia harus pulang nahoya pasti mencarinya itulah yang souta fikirkan.  Tak masalahkan souta mandi di sini dia tak mau bau yang tak enak ini membuat nahoya curiga.  Ini hanya boleh menjadi rahasia dirinya sendiri. 
















"SOUTA!!!!! " nahoya memeluk saudaranya dengan erat.  Betapa cemasnya dia saat takemichi mengatakan souta hilang. Hakkai juga mengatakan jika souta tak ada menghubunginya sama sekali. 

"Nahoya ayo makan soup kacang " kata souta merengek,  melihat jika souta terlihat baik.  Nahoya bernafas lega dia membungkuk lalu mengisyaratkan agar souta naik ke punggungnya.

"Ayo " dengan senang hati souta menurut lalu menaiki punggung nahoya.  Keduanya pulang ke rumah,  souta juga harus melupakan apa yang terjadi.  Dia berharap nahoya tidak pernah tahu apa yang terjadi hari ini.  Souta akan menjadikan ini sebagai rahasianya sendiri. 


"Kenapa?  Kau terlihat diam? " tanya nahoya melihat souta yang tidak seperti biasanya. 

"Emm emm...  Aku hanya lapar dan mengantuk " kata souta sambil menguap

"Jangan tidur dulu, kau harus makan malam baru tidur " souta mengacungkan jempolnya
















Rindou menatap datar dia salah,  souta ternyata pergi.  Padahal dia yakin souta akan tidur di sini malam ini.  Harusnya dia mengunci pintunya agar souta tidak kabur. 

"Hanya untuk hari ini aku akan membiarkan mu kabur souta-kun "

















Tbc


Come To  Me ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang