Suatu hari yang indah di Calle Ballroom Xaverius International High School.
"Selamat pagi semuanya," Sapa Madam Eugene,kepala sekolah di Xaverius International HS.Seluruh murid sudah berkumpul diaula dan duduk dengan tenang. Mereka memperhatikan Madam Eugene.
"Kalian tau kan seberapa banyaknya medali emas yang sering kita raih tiap tahunnya?" Tanya beliau.
"Lohhh,jelas banyak lahhh!" Seru salah seorang murid.
"Murid berprestasi dari Xave'HS tuh nggak pernah mengecewakan!!"
"Pulang lomba nggak pernah bawa medali lain selain emas, gelaaa sihh!!"
Madam Eugene tersenyum.
"Glad that y'all know,"Kemudian beliau mengambil daftar nama. "Dan sekarang,mari kita sambut beberapa murid berprestasi tersebut."
Seluruh murid bertepuk tangan dengan antusias.
"The Violinist, please welcome.
Ms.Aurorra Wang."Aurorra atau akrab disapa Rara naik keatas panggung dengan senyumnya yang elegan.
"The Debater,Mr.Nickolas Prince."
Nickolas naik keatas panggung dengan gagah disambut dengan teriakan cewe-cewe sekolah.
"Next,the Taekwondo Fighter, Ms.Shimizu Chrystal Wakatoshi."
Chrystal pun naik panggung diiringi dengan sahutan para siswa yang antusias.
"And our Goddess of Archer, Ms.Akiyama Richelle Aoikeinarra."
Tepuk tangan seluruh siswa makin ricuh karena Madam Eugene memanggil nama Richelle. Seorang primadona yang tentu saja satu sekolah tau dan segan sama dia.
Yang dipanggil dengan wajah datar naik ke panggung dan berdiri disamping Chrystal.
"Hadeh habis ini si culun pula. Nggak sudi satu deret sama dia," Gumam Chrystal.
Richelle tersenyum sekilas.
Madam Eugene melanjutkan pemanggilan nama terakhir. "Last, newbie Seriosa Singer. Ms.Felicya Amanda."
Bukannya berseru senang, tapi satu ruangan malah bersorak kesal setelah nama Feli dipanggil.
"HUUUUUUU!"
"Turun aja lo,culun!"
"Nggak banget! Masih banyak murid lain yang jago seriosa dibandingin lo!"
"Jangan digabungin sama deretan emas dong! Culun tuh perak aja nggak nyampe!"
"Heh jangan sebut dia perak,sebut dia SAMPAH!"
Yang tadinya semangat,tiba-tiba Feli tertegun. Mendengar semua makian dan teriakan yang ia terima dari semua orang diruangan ini.
Tapi Feli menghela nafas dan berusaha untuk tetap tenang. Ia kembali mengembangkan senyumnya dan naik panggung dengan percaya diri.
Saat mau melangkah mendekati tempatnya,tiba-tiba Feli tersandung kabel dan terjatuh kearah Richelle.
"UGHHH! Sialan lo!" Pekik Richelle,ia menepis tangan Feli kasar.
Feli tersungkur dilantai kemudian dia berdiri, "Maaf Richelle... Aku nggak sengaja..."
Richelle geram,dia mengatur tatanan jasnya dengan rapih.
"You okay,Richelle?" Tanya Madam Eugene.
Richelle mengangguk pelan dengan tampang yang masih agak kesal.
Madam Eugene berdeham dan kembali menatap kedepan berniat untuk melanjutkan pidato.
"Jalan aja nggak bener,ihh bikin malu!"
"Ewwwhhh,seharusnya sampah tuh dibuang bukan dipertahanin!"
"Gue ngeraguin kinerja Madam nih, kenapa mesti pilih dia coba?"
"Udah miskin, culun pula! Yaampun mending lo resign dari sekolah ini woy!"
Chrystal menyikut Richelle. "Banyak yang ngebelain lo tuh!"
Richelle tersenyum kecil, "Jelas."
"Semuanya harap tenang." Ucap Madam Eugene. "Teman-teman kalian ini akan mengikuti lomba tingkat Internasional sesuai dengan bidangnya masing-masing,"
"Kemana nihhhh?" Bisik Rara antusias.
"Biasalah!" Balas Nickolas.
"Dan kita juga sudah memilih beberapa murid untuk lomba lainnya. Jadi,silahkan berlatih."
Madam Eugene beralih menghadap ke 5 orang yang dia panggil dan tersenyum.
"I wish you all good luck."
[ •••••• ]
Setelah sambutan selesai, semua murid bubar menuju ke kelas masing-masing."Si culun nggak punya mata apa gimana?" Rara mendengus.
"Ada,cuma nggak berfungsi. " Kata Chrystal.
"Lo biayain dia operasi deh, biar matanya bagus lagi." Celetuk Richelle.
"Ogah!" Rara nggak sudi. "Mending gue beli ganja plus make up."
"Emang ada beli ganja gratis make up?" Tanya Chrystal polos.
"Blegug lo,tai!" Rara menjitaknya.
Tiba-tiba Mrs.Linn a.k.a staff sekolah datang dan memberikan undangan.
"Versi PDF udah saya kirim ke orang tua kalian. Tapi mereka minta fisiknya,so there you go." Ujar Mrs. Linn.
Richelle mengambil undangan tersebut,tertera nama kedua orang tuanya yang diketik dengan rapi.
Richelle menghela nafas panjang lalu....
SRAAAKKKK...
Ia merobek undangannya dan langsung melempar kertas tersebut ke tempat sampah.Rara,Chrystal,dan Mrs.Linn melongo melihat kejadian itu.
Richelle mendecak kecil. "Don't worry, they never show up anyway."
<•<•
<•
<•
🍃[B.e.r.s.a.m.b.u.n.g]🍃
[.𝔘𝔫𝔨𝔫𝔳𝔴𝔫𝔢𝔩.]
KAMU SEDANG MEMBACA
℘ 𝐖𝐡𝐚𝐭 𝐀 𝐒𝐡𝐚𝐦𝐞 (E.N.D)
Teen Fiction⌠ あ⌡ 𝙱𝚊𝚐𝚊𝚒𝚖𝚊𝚗𝚊 𝚋𝚒𝚜𝚊 𝚜𝚎𝚘𝚛𝚊𝚗𝚐 𝚙𝚎𝚖𝚋𝚞𝚕𝚕𝚢 𝚜𝚎𝚙𝚎𝚛𝚝𝚒 𝚁𝚒𝚌𝚑𝚎𝚕𝚕𝚎 𝚖𝚎𝚖𝚞𝚝𝚞𝚜𝚔𝚊𝚗 𝚞𝚗𝚝𝚞𝚔 𝚋𝚎𝚛𝚑𝚎𝚗𝚝𝚒? ❝ 𝗔𝗽𝗮𝗽𝘂𝗻 𝗸𝗲𝗽𝘂𝘁𝘂𝘀𝗮𝗻 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝘂𝗱𝗮𝗵 𝗴𝘂𝗲 𝗯𝘂𝗮𝘁, 𝗶𝘁 𝗺𝗲𝗮𝗻𝘀 𝗴𝗼𝗼𝗱 𝗳𝗼𝗿 �...