S E P U L U H

369 234 474
                                    


Cio Asu🤮:
Gue denger lo nge-bully si culun lagi. Wah, seharusnya gue ada disitu biar bisa liat betapa kerennya lo pas nge-bully dia ;)

 
Richelle langsung merebahkan tubuh diatas kasur. Nggak peduli dengan pesan Alexio di atas.

Sesekali ia mengibas pergelangan tangannya yang pegal.

"Capek habis nge-bully Feli ya?"

Richelle mendesah pelan. "Semalam hadir di mimpi, sekarang disini. Am i experiencing hallucination again, or what?"

Pemilik suara, a.k.a Rae tersenyum.
"I saw that."

"And, what? Apa Kakak mau give her a best advice 'How to survive from a bully'? Oh, sorry. You didn't even make it through." Sarkas Richelle.

"Chel...."

"Kenapa Kakak peduli sama dia, sih? Is she even your sister?"

"No, you are my sister." Sanggahnya. "Kakak cuma---"

"You know what, Kak? Kalo Kakak kangen aku, besok aku bakal datang ke kuburan." Richelle menarik selimut dan tidur. Dia nggak mau mendengarkan Rae.

Rae menghela nafas panjang.
"Kakak bingung sama kamu... Kenapa kamu jadi lebih kacau?"

Richelle menggenggam erat selimutnya, ia berusaha untuk tidak emosi.

"Kemana Richelle yang dulu? Pulang sekolah with a happy smile. Hm?" Lanjut Rae.

"Kamu beda, Chel.... Dulu----"

"Uggggh, Kak!" Seketika Richelle bangun dan menatap Rae kesal. "Jangan pernah menyama-ratakan kehidupan aku yang dulu dan sekarang!"

"Chel...."

"Tau yang sekarang kayak gimana? Everything's sucks, everything hurts like hell! Punya keluarga yang nggak utuh itu benar-benar A DISASTER! Mama sering pergi, Papa apalagi. Dan Kakak? Sudah jelas pergi untuk selama-lamanya, kan? Aku punya siapa sekarang? Hah?"

Rae tertegun mendengar perkataan Richelle.

"I'm still struggling with my life all alone, and  you know what's makes it even worst? YOU'RE NOT THERE!"

Rae menatap adiknya lembut. Ingin rasanya dia memeluk Richelle, tapi kenyataannya nggak bisa kan?

"Chel, dengerin Kakak sekali ini aja."

Richelle mendecak. "Kakak cuma hantu, atau halusinasiku, atau apalah. You're not real. I'm not listen to something that isn't exist.

"Dan kalo Kakak balik, apa kamu bakal berubah?"

Richelle terbahak. "Berapa harga bayar malaikat pencabut nyawa buat balikin hidup Kakak lagi? Pffttt, are you taking your credit card to heaven? Limitnya berapa tuh?"

Raut wajah Rae sangat kecewa.
"What a shame, se-nggak sopan itu kamu sekarang?"

"KALO PEMBAHASANNYA BUKAN NGUBAH HIDUPKU, PASTI KITA NGGAK BAKAL---"

"I miss the old you, Richelle." Rae memotong omongan Richelle cepat.

Air matanya mulai jatuh, perdebatan ini sungguh menyakitkan. Baik untuk Richelle, maupun Rae.

"Kamu nggak boleh terus-terusan hidup kayak gini," Kata Rae.

Richelle mendecak kasar.
"Alasan yang membosankan, apa Kakak ngehapalin teks dulu sebelum ceramahin aku?"

℘ 𝐖𝐡𝐚𝐭 𝐀 𝐒𝐡𝐚𝐦𝐞 (E.N.D)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang