Samudera menatap keponakannya khawatir. Disamping nya ada sang istri yang tak jauh beda dari dirinya. Dia dan sang istri dikejutkan saat melihat Aksa datang dengan wajah sendu dan pucat.
Selepas pulang sekolah, Aksa merasakan kepalanya sangat pening. Namun ia memutuskan untuk pulang ke rumah sang paman, karena disana ia dapat merasakan kehangatan keluarga.
"Mas, demamnya gak turun-turun." Ucap Alya, istri dari pamannya itu.
Bukan sekali dua kali Aksa datang kesini dengan keadaan tumbang seperti ini."Kita kerumah sakit saja ya, sayang?" Tanyanya. Aksa menggeleng pelan.
"O-om,Aksa harus pulang" lirih Aksa yang tengah terbaring lemah.
"Istirahat disini. Om udh bilang ke ayah kalau kamu demam dan gak bisa pulang dulu" Ucap Samudera membuat Aksa mengatupkan bibirnya.
"Tante Aksa mau peluk boleh?"
"Tentu boleh, nak" Alya langsung mendekap tubuh yang semakin hari semakin kurus.
"Aksa mau dipeluk bunda, Tante"
"Tapi bunda ngga suka aku" Lanjutnya.
Aksa memang pandai menutupi deritanya pada semua orang. Tapi padanya, Aksa tidak bisa. Tapi tetap saja, Aksa sulit dimengerti.
"Aksa bertahan ya"
Aksa tersenyum tipis, "Aksa udah bertahan sampai sekarang. Belum waktunya menyerah. Aksa hebat kan om, tante?"
"Aksa!" Mereka semua dikagetkan dengan suara bariton milik Dion.
"Aksa mana, mas?"
"Mau apa kamu?" Tanya Samudera pada adiknya itu.
"Mau jemput Aksa. Dia masih ada bimbel hari ini." Ucap Dion yang membuat Alya hampir saja menamparnya jika tangannya tidak ditahan oleh Aksa.
"Jangan tante..." Aksa menatap Alya sambil menggeleng pelan.
"Kamu buta? Anakmu lagi sakit, Dion!" Bentak Samudera karena tak habis pikir dengan jalan pikiran adiknya.
"Tapi dia harus bimbel!" Bentak Dion tak kalah keras.
"Kamu ayah yang tidak becus, Dion. Kamu bahkan lupa bahwa anak kamu juga berhak bahagia! Otakmu ditaruh dimana? Apa kamu ngga punya otak, hah?!" Seru Alya,dia sudah tidak tahan dengan kelakuan adik iparnya.
"Mas, mereka sudah keterlaluan! Biar aku bawa Aksa pergi! Biar mereka merasakan pahitnya kehilangan orang terkasih!"
Aksa menggeleng pelan. Kepalanya semakin pening mendengar mereka bertengkar. Dada nya terasa menyempit. Dia meraup oksigen yang terasa kian menipis. Aksa kewalahan. Dia tidak suka dengan keadaan seperti ini.
"To-long" lirihnya sebelum gelap merebutnya.
Alya yang pertama menyadari mata keponakannya itu terpejam dengan napas yang hampir tidak terasa.
Dion lupa, Aksa juga masih manusia dan anaknya butuh kasih sayang juga perhatian. Bagaimana jika anaknya memilih untuk menyerah dan pergi?
Pergi selamanya dan enggan untuk kembaliSamudera Bagaskara
(Samudera)Alya Lestari
(Alya)Votement juseyooo ♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksara ✔
Non-FictionIni cerita tentang Aksa yang rindu pada sesuatu yang belum pernah ia rasakan. 𝐃𝐈𝐒𝐂𝐋𝐀𝐈𝐌𝐄𝐑! •100% fiksi •Ignore typo(s) •Murni ide pribadi author •Jika ada kesamaan tokoh,tempat,dan alur,itu hanya kebetulan -rxxkyuzens,2021