09. Fakta Mengejutkan

1.4K 175 0
                                    

Aksa berjalan gontai menyusuri trotoar yang kali ini sepi oleh pejalan kaki

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aksa berjalan gontai menyusuri trotoar yang kali ini sepi oleh pejalan kaki. Wajah nya nampak pucat. Dia mendekap amplop putih berlogo rumah sakit.

Ia masih tak percaya dengan perkataan Dokter Juna barusan. Ini tidak masuk akal. Dia masih tidak percaya.

Kenapa? Kenapa harus dirinya yang mengalami ini semua? Kenapa semesta suka sekali bercanda padanya?

"Engga,ini enggak mungkin"
Lirih nya

"Dari hasil pemeriksaan,saudara Aksa Pratama,positif mengidap leukimia".

"A-apa dok?"

"Maaf,kamu positif leukimia. Kau juga menderita kanker hati. Aksa kenapa bisa begini?"

"Aku juga tidak tau..."

"Ngga papa. Mulai besok,kau harus rutin untuk kemoterapi dan check up. Beruntung kanker hatinya masih stadium awal. Aku akan membantumu sampai sembuh! Semangat Aksa!"

"Iya dok,terima kasih..."

Hari sudah malam. Ayah,bunda,dan abangnya sudah sampai dirumah.

"Akhirnya sampe rumah juga!" Pekik Jerico.

"Gimana hari ini? Menyenangkan bukan?" Ayah berucap senang sambil mengingat kejadian hari ini.

"Seneng dong! Apalagi tadi bunda liat pemandangan sunset" Ucap bunda yang terlihat senang.

"Aku ke kamar dulu yah,bun". Izin Jerico

"Iya sayang,jangan lupa bersih-bersih dulu!" Perintah bunda.

Ketika ia sedang berjalan menuju kamarnya,atensi nya teralihkan ke kamar Aksa yang pintu nya sedikit terbuka,Ia sedang belajar dengan serius.

Sementara Aksa berusaha menahan air matanya jatuh. Dia belajar agar bisa mengalihkan pikiran dari kabar buruk yang baru saja ia terima tadi siang.

Tesss

Bukan. Itu bukan air mata Aksa. Tapi darah dari hidungnya.

Darah tersebut mengalir deras,membuat Aksa terpaksa berhenti belajar.

Aksa berlari kecil ke kamar mandi sambil menutup hidungnya. Dengan cepat ia membuka keran air dan membasuh hidungnya. Aksa melakukan segala cara agar darahnya berhenti mengalir.

Aksa bahkan sampai tak sadar jika ia sudah 30 menit dikamar mandi.

Setelah darahnya berhenti Aksa segera keluar dari kamar mandinya. Ia terkejut,disana ada Jerico. Seperti nya dia sedang mencari sesuatu di meja belajar adiknya.

Tidak sengaja Jerico melihat amplop yang Aksa selipkan dibuku. Melihat itu Aksa langsung menutup dan mengambil buku itu.

"Itu amplop apa sa?"

"B-bukan apa-apa. Lagian abang kesini mau ngapain?"

"Gua kesini mau minjem penggaris besi. Lo punya kan?"

Dengan cekatan Aksa langsung mengambil barang yang Jerico cari di dalam lacinya.

"Nih! Udah kan? Aku mau lanjut belajar lagi. Abang balik ke kamar gih"

"Dih ngusir. Btw...tadi amplop apasih?"

"Dibilang bukan apa-apa,udah ah ngga penting"

Jerico mengalah. Ia langsung keluar dari kamar Aksa. Tetapi ia masih penasaran dengan isi amplop itu. Aksa kelihatan panik saat ia melihat amplop itu.

"Hufttt,untung ngga ketauan" Ucap Aksa dengan lega.

Aksa menghela napasnya pelan dan kembali belajar.

Aksa menghela napasnya pelan dan kembali belajar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keesokan paginya,Aksa bangun. Dilirik nya alarm yang terus berbunyi.

Aksa pergi ke kamar mandi dan mulai membersihkan tubuhnya lalu berpakaian.

Saat ia memasukkan buku-bukunya kedalam tas,Aksa teringat bahwa ia sempat dikasih obat pereda rasa nyeri oleh dokter Juna.

Aksa memasukkan sebotol obat itu kedalam tas. Lalu ia turun kebawah.

"Aku pergi dulu ya,ayah bunda" Ucapnya.

"Ngga sarapan dulu dek?" Tawar Jerico.

"Ngga usah bang,disekolah aja" Jawab Aksa.

"Ingat ya Sa,jangan sampai nilai ujian akhir kamu banyak yang merah. Jika ada satu nilai yang merah,kamu harus siap terima konsekuensinya!" Ujar ayah dengan nada dingin.

"I-iya yah..." Jawab Aksa.

"Jangan iya iya aja,buktiin dong!" Pekik bunda dengan nada kesal.

"Hati-hati dijalan dek!" Teriak Jerico saat melihat Aksa sudah keluar dari pintu rumahnya.

Jerico menghela napas kasar.

"Ayah,bunda jangan terlalu nge-push Aksa buat selalu memenuhi keinginan kalian. Aksa juga perlu nikmatin masa-masa remaja kayak anak-anak seusianya yah,bun. Jangan terlalu menuntut kesempurnaan dari Aksa" Jerico mengeluarkan unek-uneknya yang selama ini ia pendam.

"Kamu ngga ngerti Co,ayah sama bunda cuman mau adek kamu jadi orang sukses. Bukan jadi berandalan kayak diluar sana" Jawab ayah,sepertinya ia tidak terima dengan perkataan Jerico.

"Terserah kalian lah. Aku berangkat dulu,hari ini aku tidur di apart" Ucap Jerico malas.

 Aku berangkat dulu,hari ini aku tidur di apart" Ucap Jerico malas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gimana komentar nya buat bagian ini ?

Votement juseyooo ♡

Aksara ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang