11. Jangan Tidur Terlalu Lama

1.8K 170 0
                                    

! Warning !
⚠️Chapter ini mengandung beberapa konten sensitif,seperti percobaan bunuh diri⚠️

! Warning !⚠️Chapter ini mengandung beberapa konten sensitif,seperti percobaan bunuh diri⚠️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aksa menutup pintu kamar dan menguncinya,lalu membuang kunci nya ke sembarang arah.

Tubuhnya jatuh begitu saja,ia bersandar pada daun pintu. Disembunyikan kepalanya di antara lipatan lengannya. Terisak pilu dengan raga yang menyendu.

Sakit. Semuanya sakit baginya. Tubuhnya, hati, jiwanya, semua sakit. Tubuhnya sakit setelah menerima beberapa cambukan dari ayahnya. Hatinya sakit mendengar semua umpatan, hinaan, caci maki dari orang-orang di sekitarnya. Jiwanya sakit menerima semua tekanan dan menuntut ini.

Aksa bangkit dari posisinya dan berjalan menuju cermin di dalam kamarnya.

PRANG

Bunyi pecahan kaca itu terdengar nyaring menusuk telinga. Pecahannya berubah menjadi kepingan, berantakan, berserakan. Nafasnya memburu, matanya memincing tajam, dan tangannya kini dipenuhi luka akibat terkena pecahan kaca.

Benar, ia baru saja menghantam cermin dengan tangan kosong. Dengan tangan yang bergetar hebat, Akaa mengambil serpihan kaca berukuran besar. Mengarahkannya ke arah lengannya. Menggoreskan dengan perlahan, menimbulkan luka baru di tubuhnya.

Tidak peduli seberapa banyak goresan yang telah ia buat. Ia hanya ingin rasa sakit di hatinya teralihkan. Namun, ia tak lantas menemukan ketenangan bahkan setelah melukai dirinya sendiri.

Kepalanya terasa sakit sekali,seperti dihantam puluhan batu besar. Aksa tidak tahan dengan rasa sakitnya,lantas ia membuka tas sekolahnya dan memgambil botol obat pereda rasa nyeri. Dikeluarkannya butir-butir obat itu,ia menggenggamnya dengan tangan bergetar. Setidaknya ada 15 butir obat digenggamannya. Aksa langsung menelan semuanya sekaligus. Membiarkan tubuhnya bereaksi dengan obat itu. Tak berapa lama, ia sudah dapat merasakan reaksi dari obatnya di dalam tubuhnya.

Bukannya mereda,tetapi sakit dikepala nya semakin menjadi-jadi dan hidungnya juga mengeluarkan darah.

"T-tolong...S-sakit !" Ucap Aksa dengan lirih,tenaga nya sudah habis untuk sedekar berbicara.

"Siapapun tolong Aksa,S-sakit..." Dan setelah itu,kegelapan merebutnya.

" Dan setelah itu,kegelapan merebutnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aksara ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang